𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟎𝟒 : 《🌷》

83 13 4
                                        

_Happy Reading_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_Happy Reading_



Mereka. Floora, Luzy dan Beomgyu disuruh membersihkan aula sekolah yang lebar, selebar jidat paripurna milik Beomgyu. Lelaki itu menghela napas pasrah untuk membersihkan aula. Pelaku merasa tidak enak hati melihat orang tersayangnya dihukum, dia menggigit kuku sampai jarinya itu ke-hap.

Merintih. Beomgyu lantas menoleh sedangkan dia menunduk, "Aku minta maaf, ayang jadi kena hukum."

Salah satu orang diantaranya mendumal karena mendapat hukuman lagi. Mana teman begonya itu belum minta maaf kepadanya. Lebih mendahulukan meminta maaf ke orang yang yang disebut ayang.

Dasar bucin!!

Mau gimana lagi. Ini semua sudah takdirnya. Kembali membersihkan aula supaya cepat pulang, untuk menjalankan aktivitas menghantar bunga—pekerjaannya.

Floora membulatkan mulut, tepokan jidat dia layangkan pada dirinya sendiri.

"Sketchbook-nya, ada di kelas ayang. Tadi juga cuma mau balikin itu."

Beomgyu baru mengingatnya, "Sekarang mana sketchbook-nya?"

"Ada di dalem tas. Ayang tenang aja, aman kok!"

"Panggilnya jangan ayang, malu kalo kedengeran orang."

"Kalo berdua bolehkan?" Tanyanya dengan siku menyenggol lengan Beomgyu.

Gak tau kenapa Beomgyu geli aja dipanggil, pakai panggilan itu. Apalagi kalau Floora memanggilnya disaksikan orang banyak, contohnya kayak tadi. Malah guru killer-nya saja tau, alamat dijulidin kalo ada mapelnya—padahal sudah menjadi tontonan umum.

"Iya malu, gue aja mau muntah dengernya." Sahut Luzy dari kejauhan.

Mengulirkan bola matanya, "Bilang aja lulu iri, iya kan?"

Luzy mengacuhkan itu mempercepat pekerjaannya supaya hukuman ini cepat kelar. Beda lagi dengan Floora yang malah mengulur waktu untuk lebih lama bersama ayangnya.

"Terus manggilnya apa? Darling?"

"Aku kan punya nama."

Tapi Floora ngga mau panggil pake nama itu, nanti sama kayak orang-orang manggilnya Beomgyu. Dia mau ada panggilan spesial untuk ayangnya ini.

"Gak suka yah sama nama aku?" Tambahnya saat menunggu Floora lama bersuara.

"Eh, bukan itu.... yaudah iya B-beom, B-beomgyu."

Rasa dilidahnya aneh, sesusah itu mau mengucapkan nama ayangnya.

~

~

Floora benar-benar mengulur waktu. Ketika butiran debu itu sudah terkumpul dia sengaja menyalakan kipas angin yang paling besar, dengan alasan gerah.

Keduanya masih sabar.

My MarrowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang