Hallo kembali lagi dengan sayaaa! Author pandaaa 🤩🫶🫶🫶.
Jangan lupa pada vote dan komen yaa luvvv 🫶🤍💐😍.
°°°
Sorang wanita berusia delapan belas tahun—tengah duduk termenung dengan mata yang sudah sembab. Ia merenung mengingat tentang kehidupannya yang begitu malang. Ternyata, kehidupan ini tidak sebahagia yang ia pikirkan, mengingat dimana ia hanya mendapatkan lontaran hinaan cacian maki dari orang-orang.
“kenapa kehidupan aku begini? Apa Tuhan melarang ku untuk hidup bahagia?” tanya wanita ini pada dirinya sendiri dengan air mata yang mengalir kembali.
Tanpa Anaya sadari. Tiba-tiba saja ia merasakan buliran-buliran air yang tengah jatuh dari atas langit. Anaya mendongak menatap langit yang berwarna menjadi abu-abu di atas sana tengah menurun 'kan air. Bertanda bahwa langit ikut juga dalam berkeluh kesah. Sama hal seperti dirinya. Ntah, ia pergi begitu saja tanpa arah tujuan mengikuti kemana arah kaki nya berjalan. Ketika ia mengingat semua orang di sekitarnya melontarkan hinaan cacian maki kepada dirinya. Bukan hanya hinaan cacian maki yang ia dapat, tetapi juga Anaya mendapatkan aksi keras terhadap tubuhnya. Ia merasa bahwa hidup ini tidak adil.
"Kenapa ... Kenapa aku yang harus mendapatkan itu semua? Kenapa orang-orang semua jahat? Apa aku pernah berbuat salah ke mereka? Mengapa orang-orang semua jahat? Bahkan dunia ini kejam... ”
Ucap Anaya dengan isakan teramat pedih. Tak pernah membayangkan betapa tersiksa nya ia ketika mereka melakukan aksi keras terhadapnya.
"A—aku... Aku juga pengen hidup dengan bahagia. Aku pengen kaya orang-orang di luaran sana!" ucap Anaya sesegukan.
Anaya menangis, tetapi air mata nya ikut serta dalam air hujan yang turun dari langit. Anaya menatap ke arah langit.
Ia tersenyum melihat langit yang berubah menjadi warna abu-abu. "langit, apa cuman kamu yang mengerti dengan kehidupan ku saja? Sungguh semua ini sangat sakit. Aku nggak ngerti mengapa semua orang pergi dari sisi ku. Aku benci dengan semua ini, orang yang aku cintai juga pergi." curhat nya dengan terisak.
Ia semakin terisak mengingat tentang kehidupan nya ini. Kehidupan yang pahit yang ia jalani.
Anaya pun menghapus air matanya. Dengan gelengan kepala ia menguatkan dirinya. “untuk apa kau menangis Anaya? Kau wanita yang kuat, tidak boleh selemah ini" ucap nya kepada dirinya sendiri.
Setelah mengeluarkan semua isi hati nya. Dan tak lama itu juga hujan telah redah, akhirnya Anaya pergi dari tempat yang membuatnya tenang. Tempat yang membuat ia sangat nyaman.
"aku harus buru-buru pulang" kata nya sembari membenarkan ikat rambutnya.
Anaya pergi dari tempat itu dengan keadaan mata sembab nya. Tanpa melihat arloji di tangan nya, Anaya memutuskan untuk pulang segera, sebelum bencana akan datang.
Tidak membutuhkan waktu yang lama. Kini Anaya sudah sampai di halaman rumahnya. Tepat setelah Anaya ingin membuka pintu rumahnya, tiba-tiba saja pintu rumahnya terbuka. Yang dimana menampilkan sosok wanita paruh bayah berusia sekitaran 40-an. Anaya melihat sang ibu tengah menatap ke arah nya dengan tatapan sangat tajam. Seperti menatap musuhnya.
"kamu dari mana saja baru pulang?!" sebuah pertanyaan terlontar dari sang ibu dengan suara tinggi dan membentak.
Anaya kaget tiba-tiba mendengar bentakan dari sang ibu. Bukan pertama kali Anaya mendapatkan ucapan seperti itu. Anaya juga tidak tau mengapa ibu nya berubah begini. Hal yang paling ia benci ketika tau bahwa kedua orang tuanya memilih untuk berpisah. Hal itu membuatnya terpukul atas hancur nya keluarga nya yang keliatan baik-baik saja, tapi kini hancur bagaikan beling yang berserakan. Tak ada lagi canda tawa dari sang ayah dan ibu nya. Anaya sangat merindukan momen itu.
"a—aku..., aku dari lu—"
Ucapan nya terpotong oleh jambakan yang tiba-tiba di berikan oleh sang ibu. Sungguh ini sangat sakit. Sakit yang luar biasa ia rasakan dari jambakan yang di berikan oleh ibunya.
"KAMU JADI ANAK ITU TAU DI UNTUNG! JANGAN ASAL MAIN PERGI! KAMU DISINI TINGGAL BUKAN GRATIS!" bentak Sartika—dengan tangan nya yang menjambak rambut Anaya.
"ibu aku mohon... hiksss... l-lepas 'kan rambut ku. ini sakit bu," ucap Anaya memohon.
Anaya pun memegang pergelangan tangan sang ibu—Sartika. Tetapi Sartika lebih memperkuat jambakannya. hal itu semakin membuat kepala Anaya sangat sakit. Pusing menguasai area kepalanya. Anaya tidak kuat menahan sakit dari jambakan ibunya. Pusing, sakit, perih, semua menjadi satu oleh jambakan kuat yang dilakukan oleh ibu nya.
"ibu... aku mohon" Mohon Anaya dengan isakan.
“KAMU ITU JADI ANAK HARUS BERGUNA! JANGAN JADI BEBAN. KELUYURAN SANA SINI, SAJA! KAMU MAU JADI WANITA MURAHAN DILUARAN SANA?! IBU SUDAH PERINGATKAN KE KAMU JANGAN SAMPAI IBU PULANG KAMU MASIH DI LUAR! KAMU NGERTI, ANAYA?!” bentak Sartika dengan mendorong tubuh Anaya begitu kuat.
Anaya yang mendengar ucapan yang di lontarkan oleh sang ibu, sangat sakit. Sakit yang luar biasa mendengar ucapan yang tak senonoh untuk dirinya. Mengapa ibunya menganggap nya wanita murahan? Apa salah nya?
Anaya berpikir, mengapa ibunya membandingkan dirinya dengan wanita murahan? Apa ia seperti wanita murahan yang di bilang ibunya barusan?
Sartika pun pergi dari hadapan Anaya. Anaya terduduk lemas ketika ibu nya—Sartika tengah mendorong nya. Sungguh sekujur tubuhnya terasah sangat sakit akibat dorongan yang diberikan oleh ibu nya. Anaya sudah tidak tahan lagi berada di rumah ini, rumah ini bagaikan neraka bagi nya. Tapi kalau ia keluar dari rumah ini, bagaimana nasib nya di luaran sana?
“kenapa ibu berubah? Apa aku ada s-salah ... hikksss ... sampai ibu berubah begitu?” ucap Anaya terisak. “apa bener aku seperti wanita murahan di luaran sana? Hiksss... ibu mengapa kamu begitu tega membandingkan ku dengan wanita murahan?” ucap Anaya lagi yang dimana ia mengingat ucapan ibunya membuat ia sakit hati.
Kalau kalian mau tau kehidupan Anaya, Beginilah kisah kehidupan nya di dalam rumah ini. Dengan penuh siksaan yang di berikan oleh ibu nya sendiri. Tidak, ia sendiri pun tidak tau mengapa ibu nya bisa berubah seperti itu. Mulai suka menyiksa nya, memukul nya, hingga Anaya nyaris hampir mati di tangan ibu nya sendiri. Kalian pikir Anaya hidup dengan penuh kasih sayang? Itu tidak! Jangan kalian berpikir seorang Anaya hidup dengan enak dan bahagia seperti orang-orang diluaran sana. Dulu, yap! Sebelum kedua orang tuanya berpisah dimana wanita ini sangat bahagia dan canda tawanya lepas begitu saja. Tetapi, ketika kedua orang tuanya tiba-tiba saja menyatakan bahwa mereka cerai, membuat kebahagiaan yang terpancar, kini menjadi tidak ada lagi canda tawa lepas dari Anaya. Ketahuilah bahwa Anaya bukan seperti orang-orang di luaran sana yang suka manja kepada ke dua orang tua nya. Anaya juga tidak berhasil dalam apapun seperti cinta, pertemanan, keluarga, sekolah, dan Anaya tidak berhasil dalam apapun. Ibu nya sendiri selalu menganggap nya pembawa sial di kehidupan ini.
Apa Anaya bisa hidup lebih tenang?
dan keluar dari neraka ini?
Anaya hanya mohon untuk kembali dengan orang yang ia sayangi. Anaya masih membutuhkan nya sebagai tempat pulang nya. Bukan seperti ini, seperti neraka.
••••
~Bersambung~
Hallo all! Assalamu'alaikum 😍😍
Gimana prolog nya? Komen yaa luvv 💐🤍
Jangan lupa pada vote dan komen yaaa 🫶🫶🫶
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Ku
Fiksi RemajaJudul pertama : KEBAHAGIAAN YANG PUDAR Hayy balik lagi dengan cerita kuu!!! ⚠️NO COPY PASTE ❗❗⚠️ °°°°° Seorang wanita yang gagal dalam kehidupan nya. Ntah itu dari pertemanan, keluarga, percintaan, sekolah. Ia gagal dalam apapun. Hidup yang penuh...
