"Sshhh." Ringis Jaemin yang saat ini tengah di obati oleh Jeno.
Jeno yang ngeliat Jaemin tengah di bersihkan pun ikut meringis. Gak tega dia kulit mulus pacarnya tergores luka kayak gini. Pengen banget rasanya Jeno bales perempuan itu.
"Kamu kenapa gak bilang ke aku aja sih. Biar kamu gak berantem sama dia. Biar aku aja." Ujar Jeno yang masih mengobati luka Jaemin dengan telaten.
"Ck! Bukannya ngasih tau atau ngelabrak dia, lo malah pendekatan diri sama dia." Sunggut Jaemin yang masih kesal tapi juga puas sih. Soalnya muka Garam lebih parah dari Jaemin.
Udah tau bego berantem, sok-sokan mau ngelawan Jaemim.
"Sayang, Aku kan udah bilang berapa kali Yang. Aku gak suka sama dia. Aku cuma cinta matinya sama kamu." Ujar Jeno memberikan pengertian kepada Jaemin.
Jaemin hanya memutarkan kedua bola matanya jengah. Udah bosen dia dengerin kata-kata itu mulu. "Ya ya ya ya terserah kamu." Final Jaemin.
"Terus gimana rencana kita? Jadi beli Gucci sama Channel-nya?" Tanya Jeno yang sudah selesai menaruh obat p3k ketempat semula dirinya ambil.
"Jadilah! Kamu-kan udah janji sama aku!" Sunggut Jaemin.
"Tapi kamu beneran udah gapapa?" Tanya Jeno yang dijawab anggukan kepala antusias oleh Jaemin.
"Aku udah gapapa!" Ujar Jaemin dengan semangat.
Jeno segera membelakangi Jaemin dan sedikit berjongkok di hadapan Jaemin. Jaemin yang udah tau langsung saja mengalungkan kakinya ke pinggang Jeno serta tangannya yang dikalungkan ke leher Jeno, tak sampai situ saja! Jaemin meletakkan kepalanya di pundak Jeno untuk menghirup wangi curuk leher Jeno. Bisa disebut, sekarang Jaemin sedang di gendong kuda sama Jeno.
Mereka berdua terus berjalan dengan Jaemin yang digendong belakang oleh Jeno, menelusuri koridor sekolah sampai akhirnya mereka sampai didepan kelas.
Diturunkan Jaemin ketika sampai didepan kelas. Lalu mereka masuk bersama.
Jeno langsung duduk disamping kursi Jaemin. Berbeda dengan Jaemin yang sudah mengambil tas-nya untuk pulang.
Ya, setelah acara berkelahi tadi, Jaemin disuruh panggil orang tuanya. Tapi karena orang tua Jaemin ada di di luar negeri dan tidak memungkinkan untuk datang ke sekolahnya, alhasil mereka memutuskan untuk men-skors Jaemin selama tiga hari.
Jaemin tidak mengkhawatirkan itu. Ia tidak keberatan akan hal itu, yang keberatan justru Jeno. Jeno yang gamau Jaemin gak masuk sekolah. Rasanya ingin sekali Jeno ikut membolos untuk menemani Jaemin.
"Aku antar ya?" Tawar Jeno dengan berbisik agar tidak di marahi Mr. Siwon yang tengah mengajar.
Jaemin menggeram. "Jangan macam-macam! Belajar yang benar!" Bisik Jaemin.
Jaemin segera membawa tas nya lalu pergi meninggalkan Jeno.
Menyusuri koridor dengan siualannya sampai akhirnya ia berhenti tepat dilapangan. Dimana anak kelas ips tengah olahraga.
"Jaemin!" Panggil Eric yang tengah pemanasan, langsung menghentikannya karena melihat Jaemin.
Eric bergegas menghampiri Jaemin yang tengah menatapnya.
"Kok udah pulang sih?" Tanya Jaemin.
"Di skors." Jawab Jaemim acuh.
"Kenapa kok bisa?" Tanya Eric penasaran.
"Biasalah. Berkelahi dengan adik kelas." Jawab Jaemin yang sukses membuat Eric terkekeh.
Baru saja Eric ingin bertanya kembali, gurunya kembali dan memanggil Eric.
"Aku akan mengabarimu lagi nanti." Ujar Eric lalu pergi meninggalkan Jaemin.
Jaemin hanya mengedihkan bahunya acuh lalu pergi keluar sekolah.
Sampai di gerbang sekolah, Jaemin bingung. Ia harus pulang naik apa?
Malas dia tuh kalau pulang naik bus. Pasti panas.
*tintin* suara klakson mobil yang berhenti tepat didepan Jaemin yang ingin berjalan meninggalkan sekolah.
"Jay?!" Pekik Jaemin senang ketika melihat pemuda tampan yang tengah mengendarai mobilnya.
Park Jeonseong atau yang lebih sering dipanggil Jah ini merupakan temannya Jaemin yang memang beda sekolah dengannya.
"Ikut gak?" Ajak Jay yang tentu saja di iyakan Jaemin.
Jaemin langsung masuk kedalam mobilnya Jay. Sedangkan Jay langsung menjalankan mobilnya, meninggalkan perkarangan sekolah setelah Jaemin masuk.
"Mau kemana Na? Btw, bolos?" Tanya Jaemin yang saat ini sudah berada disamping Jay yang tengah menyetirkan mobilnya.
"Engga sih. Tadi habis latihan basket buat turnamen nanti. Eh habis latihan malah di suruh pulang buat jaga stamina buat lomba nanti." Balas Jay.
Jaemin terus melihat Jay dari samping. Wajah Jay ini sangat enak untuk dipandang. Jaemin malah pernah suka sama Jay. Tapi itu dulu, sebelum dirinya bertemu dengan Jeno.
Jay sama Jeno itu sebenarnya tidak terlalu jauh kalau masalah wajah, visual dan ketampanannya. Selain memiliki wajah yang sama tampan, mereka juga merupakan rival di turnamen basket. Bukan hanya itu, Jay dan Jeno itu pemimpin dari sekolahnya kalau sekolah mereka ada perselisihan. Sering sekali sekolah mereka ribut dan saling serang.
"Street food mau gak?" Tawar Jay.
"Mau lah! Apalagi kalau lo yang bayarin." Ucap Jaemin tidak tau malu, seraya tersenyum cengengesan menatap Jay.
Jay menoleh, mengusak rambut Jaemin gemas. "Masih sama Jeno?" Tanya Jay.
Jaemin mempout-kan mulutnya ketika mendengar nama Jeno. Namun ia tetap mengangguk untuk menjawab pertanyaan Jay.
"Iya nih!" Jawab Jaemin.
"Kok betah banget sih sama Jeno? Kenapa tidak sama aku aja?" Tawar Jay di akhiri kekehan.
"Kau kelamaan sih! Jadinya aku sama Jeno deh." Gumam Jaemin.
Ya, salah satu faktor sekolah mereka ribut itu Jaemin. Selain faktor turun-temurun yang sudah di wariskan seniornya. Jaemin juga menjadi penyebab sekolah mereka ribut.
Sampai di tempat, mereka berdua mulai mengeksplor makanan yang ingin mereka coba. Mulai dari makanan ringan, sampai ke berat.
*drtdrt* ponsel Jaemin bergetar dikala dirinya sedang duduk, semantara Jay sedang membelikan Jaemin ice cream.
|Yang, kamu dimana?
17.00
|aku ada di kost-an kamu nih. Tapi kok gaada orang?
17.00
|Sayang, kamu dimana? Aku udah ada didalem kost-an kamu, tapi kok kamunya gaada. Tas sekolah kamu juga gak ada. Kamu pergi kemana?
17.01
|Na, lo dimana? Selingkuh lo ya?
17.04
|Sianjing ke street food sama siapa lo?
17.05
|Gue otw. Gue mau liat laki-laki mana yang ngajak lo ke street food.
17.06
Jaemin membelalakan matanya ketika melihat isi chat dari Jeno. Ia langsung bergegas pergi dari tempat itu.
Ia tidak mau melihat Jeno dan Jay bertengkar karena dirinya.
Alhasil di pergi. Berlari sekuat tenaga agar Jeno dan Jay tidak menemukannya.
Sampai pada akhirnya terpikir di otak Jaemin untuk mengunjungi perpustakaan nasional yang tidak lumayan jauh dari tempat ia lari.
Langsung saja Jaemin masuk, mengisi daftar masuk dengan singkat, mengambil buku acak lalu mulai duduk di barisan paling pojok.
Ia mengipasi dirinya agar keringatnya berhenti, dan Jeno tidak curiga kepadanya. Bisa habis dirinya kalau Jeno tau Jaemin jalan dengan Jay.
YOU ARE READING
WE'RE SAME, NOT DIFFERENT - NOMIN
FanfictionCERITA INI KHUSUS UNTUK NOMIN SHIPPER! APABILA KALIAN TIDAK MENYUKAI SHIPPER INI? DIHARAPKAN UNTUK TIDAK BACA CERITA INI! TAPI JIKA KALIAN MEMAKSA UNTUK MEMBACA CERITA INI? JANGAN BERKOMENTAR NEGATIVE DI KOLOM KOMENTAR / DI KEHIDUPAN PRIBADI PARA M...
