20. Bisnis Adalah Jalan Ninjaku!

7K 1.4K 41
                                    

Dimitri benar-benar mengikuti keinginannya belajar ke negeri asing. Dia tidak mengucapkan salam perpisahan kepada siapa pun kecuali diriku saja. Itu pun ditambahi dengan peringatan seperti "dilarang memandangi personel The Hot", "nggak boleh genit", dan semisal Deon muncul dan mulai ber-gukgukguk maka aku harus segera mencari pertolongan terdekat.

Oh iya dong, aku sempat mengadukan perilaku Deon Flaus. Bagaimanapun juga aku merasa terancam dan lebih baik mencegah daripada mengobati, 'kan? Begitu kata anjuran iklan layanan kesehatan.

Hari-hariku berjalan seperti biasa. Tugas, PR, ulangan, dan sebagainya. Semua orang sibuk mempersiapkan masa depan. Aku pun begitu. Meski tahu masa depan akan berjalan sesuai rancangan Rafael Verday, aku tetap harus memulai hidupku sendiri.

Bedanya?

Aku memulai menyambut hidup ketiga milikku dengan barikade perlindungan. Bisnis kecil-kecillan. Aku mulai mempromosikan kue kepada teman maupun kenalan orangtuaku. Dari sana aku mendapat penghasilan yang langsung kusimpan di tabungan. Dulu aku tidak peduli dengan uang sekecil apa pun karena menganggap hidupku sudah enak dan tidak perlu mencemaskan krisis ekonomi. Ternyata aku salah. Krisis datang, aku miskin, dan mati. Selesai.

Kali ini berbeda. Persiapan telah dilakukan dan Rafael Verday tidak bisa menyakitiku semudah dulu. Aku memiliki Dimitri Axton sebagai penyokong dan dia akan berhadapan dengan Dimitri bila berani mengganggu.

Dimitri....

Terkadang kami bertukar kabar di antara kesibukan masing-masing. Tidak seperti di sekolah lama, dia benar-benar mendapat dukungan dari guru maupun pihak sekolah. Loncat kelas? Bisa aku bayangkan betapa super! Ketika aku baru lulus SMA dan berencana kuliah, ternyata dia sudah masuk semester empat. Dia kuliah lebih dulu daripada aku. Sama sekali tidak pernah mengeluh mengenai kegiatan belajar. Sekali-kali dia mengomentari diriku agar fokus dan jangan menyerah mengejar impian.

Di kehidupan kedua aku kuliah di luar negeri. Sekarang aku tidak perlu menghabiskan uang di negeri asing. Semua ilmu masih tersimpan rapat di otak. Aku hanya perlu kuliah di sini, di kota kelahiran Renata. Ada banyak kampus yang bisa membantuku melebarkan sayap. Terlebih aku mengambil kursus masak. Ini aku lakukan demi mengasah hobi. Pengajar kursus merupakan mantan koki bintang lima di salah satu hotel ternama di luar negeri. Dia sangat ramah dan cantik. Dari beliau aku mendapat ilmu tambahan.

Empat tahun berjalan cepat hingga akhirnya aku lulus dan berhasil meyakinkan Evelyn agar membiarkanku mengelola bisnis.

Kafe.... Hmmm masih jauh dari angan. Aku hanya membuka toko kue kecil-kecilan di salah satu pusat perbelanjaan. Ruko ini aku dapat dari salah satu kenalan Jessica yang tidak tahu ingin memanfaatkan tempat tersebut.

Oh ya, aku lupa memberi tahu bahwa Jessica, kenalannya, merupakan pemilik pusat perbelanjaan yang aku tempati. Otomatis aku dapat potongan dan hanya perlu membayar biaya sewa sejumlah nominal yang tidak terlalu menguras dompet!

"Pasti menyenangkan, ya?"

"Enggak buruk kok," aku menjawab panggilan Dimitri.

Sekarang aku telah berusia 25 tahun; punya bisnis kecil-kecilan dan toko kue impian! (Aku masih berharap bisa mendirikan kafe! Kafe!) Toko yang aku namai dengan La Beauty. Toko kue yang menjual bermacam kue dengan konsep imut. Rata-rata pelangganku adalah remaja dan mahasiswi. Ini berkat promosi dari Jessica dan teman-temanku. Aku memiliki seorang pekerja bernama Denisa, cewek berusia 20 tahun yang tengah berjuang menyelesaikan kuliah jurusan ekonomi.

"Dimitri, sampai kapan kamu ada di luar negeri?" tanyaku sembari menarik kursi, duduk, dan membiarkan Denisa mengurus penjualan. "Aku, kan, kangeeeeeeen."

"Nanti," Dimitri menjawab. "Usai urusanku selesai."

Menikah?

Hahahaha hanya dalam novel romansa saja bisa mulus. Nyatanya aku harus menyelesaikan sekolah, mengejar IPK agar nggak membuat Evelyn mengamuk, dan mengurus bisnis. Bisa saja sih aku merayu Dimitri dan tidak perlu bekerja ... BUT SIAPA YANG TAHU KE DEPAN NANTI DIA NGGAK AKAN TERPINCUT PESONA DIANA BLOOM? Hayoooo, masa depanku? Setidaknya aku punya usaha dan bisa melindungi diriku dari kelaparan. Dengan begitu aku takkan terkaget-kaget ketika suatu hari nanti (amit-amit) Dimitri berkata, "Maaf, aku ternyata mencintai Diana."

Hmmm buruk.

Semoga saja Diana kali ini bisa berpikir menggunakan logika dan bukan selang-aduh, nafsu!

"Re, kamu membuatku penasaran mengenai suatu hal."

"Apa?" tanyaku sembari memperhatikan Denisa memasukkan tiga bolu gulung cokelat yang dibentuk menyerupai beruang imut ke kotak. "Apa yang membuat Dimitri Axton penasaran?"

"Kenapa kamu nggak menuntutku lekas menikahmu? Bukankah kamu sudah lulus dan cukup umur?"

"Karena aku belum matang secara mental," sahutku sambil mengangguk-angguk. "Dulu aku gegabah dan asal ceplos. Menikah, kan, bukan hanya perkara membangun keluarga. Aku ingin ketika menikah nanti benar-benar siap menerima kebiasaan burukmu. Nggak bisa dong aku mau menangnya sendiri? Hihihi."

"Wah Renata Bloom bisa berpikir sebagus itu?"

"Ih, Dimitri. Mau aku cium? Hihi. Ya enggak dewasa," aku mengoreksi. Sekarang memperhatikan keramaian pengunjung mal yang didominasi pasangan kekasih. "Aku hanya ingin menikmati beberapa hal sebelum benar-benar menikah. Ingin bekerja. Aku tahu kamu pasti akan mengizinkanku berbisnis andai kita menikah saat ini juga, tapi.... Dimitri, biarkan aku menikmati menjadi pemilik toko kue, ya?"

"Tentu," jawabnya. "Aku paham. Kamu pasti ingin tahu seberapa jauh bisa mengembangkan sayap dan mencoba bermacam hal. Bagus. Aku tidak ingin terkesan membatasi kegiatanmu."

"Aku tahu," jawabku.

"Selamat bekerja, Renata." Dimitri menambahkan: "Calon Istriku."

Sambungan terputus.

UGH.

Pernikahan....

Pernikahan bukan main-main. Dua keluarga besar bersatu. Bloom dan Axton. Lagi pula, dalam pernikahan ada beberapa hal yang patut diwaspadai; ego, empati, belajar memahami pasangan, dan yang lain. Bayangkan saja hal seremeh mencuci piring usai makan. Sepele? Iya. Namun, andai pasangan entah itu cowok atau cewek meluangkan waktu membersihkan peralatan makan akan sangat membantu. Lalu jangan lupakan ilmu mengenai mengasuh anak. Aku perlu belajar itu! Hoooh mana ada cinta bersemi selamanya. Cinta itu perlu dipupuk secara berkala. Pupuk itu bernama toleranis, saling jaga, saling menghargai, komunikasi, bertumbuh bersama, dan faktor lainnya.

Ada cowok yang tidak perlu diminta akan langsung menolong pasangannya. Ada cowok yang perlu istri teriak, "Mas, tolong bantu aku urus anak. Aku ingin masak." Baru dong setelah diteriaki menolong. Eh ada pula yang cowok kurang ajar: "Enggak, aku sudah sibuk di kantor. Mengurus anak itu kewajibanmu." Hmm asam sekali.

Bukan berarti cewek ada yang seratus persen beres. Kadang ada ibu yang sembarangan memberi makan balita padahal usia mereka belum cukup umur makan makanan padat. Adapula yang mengikuti tutorial di internet dan mempraktikan ke anak mereka padahal bisa saja berbahaya.

Ilmu inilah yang perlu aku siapkan sebelum menikah. Terutama, KOMUNIKASI.

Kesampingkan rencana menikah, pikirkan Rafael Verday.

Sekarang Rafael Verday sudah muncul sebagai salah satu pebisnis muda. Aku sempat membaca beritanya di salah satu majalah. Tidak ada foto, hanya berupa tulisan dan foto bangunan. Namun, begitu namanya tercetak dalam huruf kapital....

WAAA MUSUH UTAMA SUDAH MUNCUL!

Diego Bloom pasti mulai jantungan dan aku pun harus bersiap melarikan diri bila keadaan tidak berpihak kepadaku. Aku ingin menyelamatkan Samuel dan Evelyn dulu. Diego tidak akan membantu Samuel. Dia akan mendorong Samuel ke mulut serigala hanya demi menyelamatkan dirinya sendiri.

Sekarang pertempuran yang sesungguhnya akan dimulai.

Selesai ditulis pada 7 September 2022.

Halo, bab spoiler berjudul "AWAL" sudah terbit di KaryaKarsa, ya. Hehehehe selamat membaca. 😢 Maaf, sedikit mahal. Soalnya pas nulis itu pinggang saya mulai sakit. 😭 Koyoooooo always. Koyo. 😔 Terima kasih dan 😭 maaf bab spoiler yang ini mahal dikit padahal cuma 1200 words. 😭 Maaf.

Spoiler di sana akan sangat detail. Di sini hanya segelintir info karena kepentok POV Renata. 😔 Hmm begitu.

Oh ya. Saya sudah mengonsumsi vitamin C dan syukur jauh lebih baik. Kemarin itu rasanya capeeeeek sekali, tapi nggak bisa tidur dan nggak ngantuk. :") Merepotkan, asli.

Hehehe. Kalian jaga kesehatan, ya. Love you, teman-teman.

Salam hangat,

G.C

VILLAIN'S LOVER (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang