Sonya langsung berdiri dan beralih mengambil ponsel Haura.
"Kenapa nih dia nelponin lo lagi? Sampe berkali-kali pula. Lo ada ketemu dia lagi selain kemarin-kemarin yang di Waki?"
Haura menggeleng, "Gak ada kontakan lagi. Tapi, ada apalagi sih?"
"Jangan angkat, gue tahu nih orang pasti bakal maki-maki lo. Biarin aja."
Tapi gak lama notifikasi pesan masuk ke ponselnya. Haura semakin terkejut dengan isi pesannya. "Kenapa, Ra?"
mas hamka:
papa mau bertemu.
di pondok indah, sekarang.
berdua, gak ada saya.
"Papa lo?!" Teriak Sonya.
Haura gak bergeming sama sekali. Tangannya semakin bergetar. Entah harus senang atau marah. Setelah sekian tahun lamanya, Papa mau bertemu.
"Menurut lo... Gue temuin atau enggak?" Tanya Haura pada Sonya.
"Temuin. Kapan lagi, Ra, Papa lo minta buat ketemu? Ini pertama kalinya semenjak dia ninggalin lo."
"Gue takut,"
Sonya memegang kedua pundaknya, "Semuanya bakalan baik-baik aja. Nanti gue kabarin Juna sama Selfa juga. Lo kalau ada apa-apa di sana, langsung kabarin kita."
Haura mengangguk, keputusannya bulat untuk bertemu sang Papa. Mungkin Sonya benar, kapan lagi bisa bertemu Papa. Di runah yang lama, rumah dengan sejuta kenangannya.
**
Javier, Hema, Jay, dan Sam tengah bermain bilyard di rumah Sam. Mumpung lagi libur kuliah juga, kata Jay sih itung-itung buat refreshing otak. Sebelum nanti UAS.
"Huh gila, capek banget. Padahal cuma nyodok bola pake stik." Ucap Jay, cowok itu duduk sambil membuka kaleng bir dan meneguknya sampai habis.
"Mabok ntar lo!" Hema merebut kaleng bir tersebut, ikut meneguknya tanpa bersentuhan dengan bekas bibir Jay.
Sam kelihatan murung akhir-akhir ini. Gak tahu kenapa, anaknya memang gak seterbuka kayak Javier kalau ke teman-temannya. Dia cenderung diam kalau ada masalah, tapi tahu-tahu besoknya udah ceria lagi. Tapi selama dua minggu terakhir ini, cowok bernama asli Samudra itu diam saja bahkan mulai merokok.
Sam berjalan gontai ke arah sofa, ikut duduk bersama kedua temannya yang juga disusul sama Javier.
"Lo lemes amat Sam gue perhatiin?" Kata Javier. Cowok itu duduk disebelah Jay. Sedangkan Sam ada diujung—sebelahnya Hema.
"Gue bingung," ucapnya sambil menyugar rambut dengan jarinya ke belakang.
"Kenapa lo?" Tanya Hema.
"Belinda akhir-akhir ini jauhin gue.."
"Hah? Belinda siapa anjir? Katanya lo lagi deket sama temennya cewek si Javi, si Sonya?" Heboh Jay. "Ah goblok nih!" Javier menoyornya. "Belinda tuh Sonya. Nama aslinya Belinda Sonya!"
Jay cuma ber-oh ria.
"Kenapa sama Sonya?" Tanya Hema yang mulai menanggapi Sam dengan serius. Kapan lagi coba makhluk misterius kayak Sam cerita.
"Gue emang udah pacaran sama dia. Sori gak bilang sama kalian. Cewek gue gak nyaman kalo hubungannya diumbar. Gue yakin, Haura juga gak tahu Jav." Ujar Sam.
"Terus, masalah lo sama dia kenapa?" Tanya Javier.
"Kayaknya gue terlalu cuek sama dia. Padahal gue ngejar dia udah lama, dari Sma."
"Cuek dalam konteks apa dulu nih?" Tanya Hema. Gemes juga lama-lama sama Sam, kalo cerita setengah-setengah.
"Gue gak pernah kabarin dia kalo abis dari mana, kemana. Kadang kita gak chatan sama sekali seharian penuh. Dia marah kemarin, katanya kalo beneran sayang sama dia mesti nunjukin perhatian. Gue emang salah ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Earned It ; Jake Shim ✔️ (On Revision)
Fiksi Remaja[end] ❝loving people who don't even love themselves.❞ ©2022, asaheerin.༉‧₊˚✧ Warn: 18+, harsh words, talk about mental illness All pictures credit by, Pinterest
022. i'm your home
Mulai dari awal
