2

18.9K 1.2K 23
                                        


Sofia seperti diujung jurang, di sisi lain dia harus menemui Reksa untuk membujuk pria itu menjadi pemateri acara seminarnya, namun untuk bertemu pria itu Sofia harus mengorbankan kesehatan jantungnya.

"Kenapa cuma berdiri di depan pintu Sofi? Masuk dan tutup pintunya lalu bicara. Kamu nggak sopan." ucap pria yang entah sejak kapan sudah memperhatikan Sofia sambil melihat kertas berisi jawaban kuis mahasiswanya.

Sofia melirik ke segala arah dan benar-benar kesal kenapa ruangan pria itu tidak di lewati siapapun siang ini.

"Maaf mengganggu waktunya, Pak, sebelumnya saya sedikit menjelaskan, bahwa tanggal 27 nanti pada bulan September akan diadakan acara seminar, kami berharap bapak berkenan menjadi pemateri dari acara kami tersebut, untuk lebih jelasnya, saya sudah menyiapkan ini untuk bapak baca, saya rasa tema acara kami relevan dengan bapak," Sofia harus tetap profesional, ini demi teman-temannya, organisasi dan untuk dirinya sendiri.

Reksa melirik gadis itu beberapa saat sebelum mengambil map yang Sofia sodorkan. Pria itu menaikkan kaca matanya, membaca halaman perhalaman sembari sesekali mencuri pandang pada Sofia yang tak mau menatapnya.

"Bayarannya?"

Sofia kini menatap pria itu. Pertanyaan Reksa memang blak-blakan namun patut di bahas. "Karena peraturan kampus melarang adanya pembayaran dengan uang pada setiap dosen yang menjadi pemateri ataupun kegiatan di kampus, kami akan membuatkan sertifikat, Pak."

Reksa memegangi dagunya. "Kalau saya nggak mau? Saya juga punya banyak agenda lain yang lebih bermanfaat bagi saya."

Sofia menahan nafasnya beberapa detik. "Pak," untuk bertemu dengan pria itu saja Sofia sudah hampir gila. Kemarin saja pria itu menciumnya. Sofia benar-benar tak berdaya jika berhadapan dengan pria itu.

"Tawaran kalian nggak semenarik tawaran yang di berikan yang lain. Maaf." ucap pria itu menjatuhkan map ditangannya.

Sofia menahan kesal. Dia tau jika Reksa ingin membuatnya kesal dan pria itu berhasil. Reksa punya segalanya, dia tahu Reksa tidak tertarik dengan uang atau apapun itu, dia hanya ingin membuat Sofia marah.

Tapi sayangnya Sofia sudah benar-benar terburu waktu. Susah mencari pemateri yang sesuai tema dalam waktu dekat, belum lagi mereka harus menghemat uang untuk acara internasional yang akan diadakan.

"Pak, saya mohon pertimbangkan sekali lagi."

Reksa tersenyum tipis. "Saya tidak tertarik."

"Pak," Sofia masih mencoba.

"Atau kamu punya tawaran lain yang lebih menarik?" Reksa menurunkan matanya. "Sesuatu yang saya inginkan." pria itu tersenyum misterius.

Sofia meremas tangannya sendiri. "Kamu butuh apa lagi?! Aku pikir untuk uang kamu udah punya lebih dari cukup." Sofia kesal karena dia kehilangan ke professionalannya saat ini.

"Setiap detikku berharga Sofi. Aku butuh imbalan menarik, dan ini bukan cuman tentang uang." Reksa mencondongkan wajahnya tersenyum.

Sofia menghela nafas. "Kamu mau apa?"

Reksa tersenyum miring. "Kamu tau apa yang aku mau."

Sofia menelan salivanya.

***

Rekan-rekan Sofia bernafas lega karena akhirnya Reksa berhasil mereka jadikan sebagai pemateri acara.

Namun Sofia tampak tidak terlalu larut dalam kegembiraan teman-temannya.

Oji yang pertama kali menyadarinya. "Kenapa lo? Ada masalah? Atau Pak Reksa request sesuatu yang memberatkan untuk seminar nanti?"

Sofia menggeleng. "Yaudah, urusan pemateri udah, untuk CV-nya udah gue kirim lewat email. Sekarang gue mau kerja dulu, ya." gadis itu dengan buru-buru membereskan barang-barangnya.

Sofia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang