Seharusnya malam ini menjadi malam bahagia untuk seluruh orang, tetapi saat ini Bible bersama keluarganya hanya mengunggu keajaiban. Hari ini adalah malam natal, yang seharusnya ia berada di rumah, berdoa dan merayakan malam natal bersama keluarga, tetapi saat ini ia harus menunggu keajaiban Tuhan akan nyawa istrinya.
Beberapa jam lalu, operasi donor sum-sum tulang belakang yang Mile lakukan kepada Build pun selesai. Mile sendiri masih mendapat perawatan, sementara Apo menemaninya. Tuan Romshaitong sendiri hanya terdiam menatap ruangan dimana Build berada. Terlihat wajahnya sangat stres, mungkin ia masih memiliki trauma akan masa lalu. Sesekali ia terlihat menghela nafas beratnya.
"Bible, Ma belikan makanan untukmu. Makanlah." Ujar Nyonya Summetikul, bahkan Tuan Summetikul memberikan makanan ringan untuk Tuan Romshaitong. Kedua orangtua Bible masih setia untuk menemani Bible disana. Wajah Bible sendiri tampak begitu lelah. Bahkan, Nyonya Summetikul menyadari bahwa anaknya sedikit kurus. Ia tahu, pasti Bible terlalu memperhatikan Build sehingga ia melupakan dirinya sendiri.
"Percayalah kepada Ma. Biu akan sehat setelah ini. Ia sudah terlalu banyak berjuang, dan tinggal sedikit lagi ia berjuang." Bible pun mengangguk. Ia menatap jam pada tangannya. Sebentar lagi jam 12 malam. Terkadang ia selalu takut untuk menghadapinya. Ia pernah sekali dibuat takut akan waktu tengah malam, ia takut jika saat kesepakatan, Tuhan mengabulkan ucapan Build akan berakhir segalanya di jam itu. Bible hanya menghela nafasnya.
Tidak akan terjadi hal buruk. Ia mencoba meyakini dirinya.
"Tadi, Pa dan Ma bersama Ta melihat Jesse dan Jack. Dan dokter pun mengatakan mereka cukup sehat walau terlahir secara premature. Ma tidak menyangka bahwa kau cukup hebat memberi nama untuk mereka." Bible hanya mengangguk, bahkan ia menghela nafas.
"Aku sangat senang akan kehadiran mereka, saat pertama mendengar suara Jesse, Tuhan seakan memberi hadiah terbaik untukku. Lalu saat Jack hadir, aku berharap Tuhan tetap bermurah hati untukku atas keselamatan Build, Ma." Nyonya Summetikul pun mengangguk. Nama kedua bayi itu memang bentuk harapan dan bentuk syukur Bible saat ini. Jesse, yang berati pemberian Tuhan, ia berikan untuk anak perempuannya, dan Jack yang berati Tuhan itu murah hati yang Bible berikan untuk anak laki-lakinya. Bible meyakini bahwa kehadiran kedua anaknya akan memberikan harapan untuk Build. Ia tahu bahwa Tuhan maha pengasih, dan juga Tuhan memberikan kedua anak itu sebagai bentuk rasa cintanya. Nyonya Summetikul hanya menatap kalung salib yang Bible pegang sejak tadi. Ia hanya mengusap lembut punggung putra sulungnya.
....
....
Apo hanya memegang erat tangan Mile, ia tersenyum setelah beberapa saat sebelumnya Mile membuka matanya.
"Apa masih terasa sakit?" Tanya Apo. Mile hanya tersenyum. Memang masih terasa perih, tetapi Mile merasa baik-baik saja.
"Ini tidak seberapa dengan apa yang Biu alami selama ini." Ujarnya, Apo pun mengangguk dan tersenyum.
"Biu akan bangga memiliki Phi sepertimu, aku pun sangat bangga memiliki kekasih sepertimu." Mile hanya tersenyum.
"Apa Pa masih menunggu Biu?"
"Ya, Pa mu masih menunggu, bersama Bible. Kondisi Biu masih sangat dipantau. Saat ini belum ada kabar, setelah operasi dikatakan berhasil, setelahnya tak ada kabar. Kita harus menunggu segalanya." Mile pun mengangguk paham.
"Apo."
"Hn? Apa kau butuh sesuatu?" Mile hanya menggeleng.
"Terima kasih. Sudah menemaniku, dan mempercayaiku." Apo hanya tersenyum, ia mengecup tangan Mile.
"Aku selalu mempercayaimu, hanya saja saat itu aku terlalu cemburu karena aku tidak tahu bahwa Biu adalah adikmu. Setelah aku tahu semuanya, aku semakin merasa bersalah. Seharusnya hal ini kau katakan dari awal, agar aku tidak salah paham." Mile hanya tersenyum dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
00:00
FanfictionHanya beri kesempatan kepadaku, setelahnya kalian bebas melakukan apapun.