Mama♥️

|Kata Gara kamu tidak sekolah?

|Kemana? Keluyuran sama teman-teman kamu itu?

|Dari pada keluyuran gak jelas, lebih baik sekarang. Kamu jemput saya dan Andra di rumah sakit. Hari ini Andra pulang.

Revano terdiam setelah membaca pesan dari sang ibu. Ia menatap nomor antriannya '85' sementara sekarang antrian sudah memasuki angka '81' bukan kah sebentar lagi?

|Iya ma, Revano terlambat bangun. Maaf.

|Enggak kok, Revano sedang di rumah.

|Ya, sebentar lagi Revano datang. Mama sama Andra tunggu aja. 

Lama Nilam tidak membalas. Akhirnya setelah nomor antrian '83' di panggil untuk menemui dokter. Pesannya di balas juga oleh Nilam.

|Kebiasaan, kamu tuh harus disiplin. Bagaimana bisa kamu menjadi seperti Gara dan Andra kalau kamu tidak disiplin. Pantas saja kamu tidak pintar, sekarang saya paham, yang ada di dalam otak kamu itu hanya tidur, cinta dan keluyuran. Semua itu gak berguna Revano! Rubah diri kamu.

|Sudahlah saya capek mengurusi kamu. Cepat kesini, sebentar lagi Andra pulang.

Revano tersenyum miris, andai Nilam tahu. Revano ada di rumah sakit ini sejak tadi. Apa Nilam akan berlari dan bertanya ada apa dengan dirinya? Revano rasa tidak.

Bukan kah ia tidak sekolah karena sesuatu? Ya, Revano paham. Sampah akan selalu di pandang sampah. Mungkin mereka memandang Revano juga seperti itu. Biarlah.

|Maaf ma.

|Iya, Revano jalan sekarang.

Nilam tidak lagi membalas, wanita itu hanya membacanya.

"Nomor antrian 85, silahkan masuk ke ruang periksa."

Revano bahkan tidak sadar nomor antriannya sudah di panggil sedari tadi. Ia terlalu fokus dengan Nilam.

"Untuk Nomor antrian 85, silahkan masuk ke ruang periksa."

Revano terkesiap, dengan perasaan yang gugup ia melangkah pelan. Haruskah ia melakukan ini? Ia ingin tapi ia takut.

Huft.

Berkali-kali Revano menghela nafas, guna menghilangkan rasa gugup dan takut.

Cklek!

Gagang pintu itu Revano tarik kebawah. Hal pertama yang Revano rasakan saat membuka pintu ruang periksa adalah bau obat-obatan menusuk Indra penciumannya.

Glek!

Revano meneguk ludahnya susah payah. Setelah itu, melangkah pelan, memasuki ruang pemeriksaan.

"B-bang Shandy?"

******

Gara lelaki itu, tengah terduduk di kursi taman. Sendirian. Ia sedang melakukan aksi telfon menelfon dengan seseorang.

"Pah, apa Revano sedang bersama papa? Soalnya, aku telfon tidak di angkat. "

'Papa tidak sedang bersama Revano. Kenapa kamu menanyakan dia? Apa dia membolos lagi?'

GaReNdra (SELESAI)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن