Bagian 8

6.8K 626 21
                                    

Waktu terus berjalan, hari demi hari pun berganti. 3 bulan berlalu. Hubungan Bible dan Build sendiri berjalan dengan baik, bahkan Bible sendiri semakin menunjukan bentuk cintanya terhadap Build. Tetapi, kondisi Build sendiri bukan semakin membaik, tubuhnya semakin kurus, wajahnya semakin pucat, bahkan pipinya terlihat sangat tirus. Ia terlihat sedikit lebih tua dari sebelumnya, mungkin karena wajahnya tidak terlihat segar saat ini.

Hari ini, Bible bersama dengan Build bermalam di kediaman keluarga Romshaitong. Build disambut dengan baik, bahkan jika mengingatnya, beberapa bulan lalu ia sempat di usir secara paksa dari Rumah Mewah ini. Build hanya dapat tersenyum miris mengingatnya.

"Kau sudah datang, sayang." Ujar Tuan Romshaitong disana, Build tersenyum dan mengangguk.

"Mile memberitahu bahwa kau akan datang dan menginap, maka dari itu Pa sudah meminta orang mempersiapkan kamar untukmu." Ujarnya, Build mengangguk. Ia segera menghampiri sang Ayah dan memeluknya dengan erat. Tubuhnya semakin lelah, ia pun ingin menghabiskan waktu dan menikmati kebersamaan sebuah keluarga. Tuan Romshaitong membalas pelukan tersebut dan mengusap punggung Build.

"Terima kasih Pa." Ujar Build dan segera melepaskan pelukan tersebut. Tuan Romshaitong menyadari bahwa wajah Build semakin memucat setiap harinya, ia pun mengusap lembut pipi Build.

"Apa kau baik-baik saja?" Tanyanya, Build hanya tersenyum.

"Sangat baik. Aku meminum vitamin setiap harinya. Mungkin aku hanya terlalu lelah karena membawa mereka." Ujar Build menunjukan kandungannya yang berusia 7 bulan. Tuan Romshaitong hanya tersenyum.

"Tak lama lagi mereka akan segera hadir." Ujarnya, Build mengangguk.

"Jika aku tidak berhasil bertahan, Pa berjanjilah untuk menyayangi mereka." Ujar Build, itu hanya sebuah kata-kata, akan tetapi rasanya cukup menusuk.

"Berhenti bicara seperti itu." Ujar Bible, Build hanya terkekeh.

"Mengapa kau terlalu takut? Aku hanya membicarakan kemungkinan besar yang akan terjadi.  Aku akan menghantuimu jika kau melukai anak-anakku." Gurau Build, tetapi baik Bible maupun Tuan Romshaitong tak menganggap itu sebuah gurauan.

"Sudahlah, kalian istirahat dulu. Mile sedang menjemput Apo. Mereka dalam perjalanan kemari." Build mengangguk. Salah seorang pekerja disana membawa tas milik Build dan Bible. Ia membawanya dan menunjukan kamar Build. Kamar yang begitu luas dan cukup rapi. Setelah mengantar, pekerja itu pun pergi meninggalkan Bible dan Build bersama dalam kamar tersebut.

Build segera duduk ditepian ranjang. Tubuhnya memang sering merasa lelah akhir-akhir ini. Bible segera menghampiri Build, bahkan ia berjongkok dihadapan Build untuk membukakan sepatu Build. Build tersenyum.

"Apa aku harus membayarnya?" Ujar Build terkekeh, Bible hanya tersenyum. Setelah selesai membuka sepatu milik Build, ia pun beranjak dan mengurung Build dengan kedua tangannya. Wajah keduanya begitu dekat.

"Tidak perlu bertanya  karena kau sudah tahu jawabannya." Build terseyum, bahkan ia mengecup singkat bibir Bible yang cukup dekat dengannya.

"Itu bayarannya." Ujar Build. Bible hanya tersenyum, ia mendekatkan wajahnya dan mencium cukup lama bibir Build. Ciuman yang begitu lembut. Tanpa nafsu, hanya ciuman manis yang ia salurkan. Setelah beberapa saat Bible melepas tautan bibir mereka. Build hanya terkekeh dengan rona merah diwajahnya yang pucat.

"Mengapa tertawa?" Ujar Bible, Build hanya menggelengkan kepala.

"Kau tahu tidak? Saat kau menciumku. Mereka seakan berontak." Kekeh Build, Bible tersenyum, bahkan ia menurunkan wajahnya dan berjongkok berhadapan dengan perut Build. Ia mengusap lembut perut Build, sesekali ia merasakan gerakan didalam sana dan membuat Bible tersenyum riang.

00:00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang