"Gak biasanya." Heran Kirana.

Kirana duduk lesehan di depan pintu pagar Nika dan mencoba berfikir apa yang terjadi pada Nika saat ini, karna tidak biasanya rumah ini sudah di tutup rapat di jam jam segini. Fika yang melihat itu mengikuti Kirana duduk di depan pagar Nika.

"Kak, ngapain duduk disini."

"Ngamen Fik." Canda Kirana

"Suara Lo bagus gak?"

"Ohh jelas, tapi kemarin gue ikut tanding, belum juga nyanyi udah disuruh turun."

"Saking bagusnya, Suara Lo gak mau di dengar orang kak."

"Hahaha. Bisa aja Lo." Tawa Kirana hambar mendengar ucapan Fika yang ada betul nya. Fika hanya menatap malas sosok wanita cantik yang ada di sampingnya saat ini.

"Kak, Lo makin hari makin cantik aja." Ucap Fika ngawur.

"Lo gak panas kan. Gak biasanya Lo muji gue."

"Ehehehe. Anu kak..." Ucapan Fika terpotong.

"Neng, ngapain duduk situ." Ucap seseorang yang membuat keduanya berdiri.

"Gak papa buk. Ini Fika mau main ke rumah Nika tapi udah di tutup pagernya, jadinya saya nemenin kak kirana disini ngamen."

Kirana yang mendengar itu menjitak kepala Fika.

"Neng neng."  ibu itu tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah dua gadis beda usia di depannya saat ini.

"Mungkin neng Nika nya sengaja tutup pintunya lebih cepat neng, tadi juga ibuk liat orangtuanya Nika pergi bawa koper. Mungkin karna orangtuanya dia gak pulang malem ini jadinya dia tutup awal pagernya neng." Sambung ibu itu memberi penjelasan kepada keduanya.

Fika dan Kirana yang mendengar ucapan ibu itu langsung mencerna apa yang terjadi sebenarnya.

"Ohh gitu yah bu' makasih yah informasinya." Ucap Kirana sambil tersenyum, Fika kembali membalikkan badannya melihat pagar Nika.

"Iya neng, Ibu permisi yah." Pamit ibu itu pada Kirana, Fika tidak menggubris ibu itu lagi karna saat ini dia tengah khawatir dengan sahabatnya. Biarlah dia di anggap tidak sopan kepada ibu itu, Dia tidak peduli tentang itu saat ini, yang dia pedulikan saat ini adalah sahabatnya dan bagaimana dia masuk ke rumah Nika dengan kondisi pagar sudah di tutup.

"Kak, ini gimana caranya gue masuk?" Tanya Fika pada Kirana dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Gue gak mau kejadian kayak dulu terulang lagi." Sambung Fika.

"Bentar gue mikir dulu." Jawab Kirana yang tidak kalah paniknya.

"Fik, Lo bisa manjat gak?" Tanya Kirana di sela-sela Fika yang tidak henti-hentinya mondar-mandir.

"Lo mikir mau manjat nih pagar?"

Kirana hanya menganggukkan kepalanya memberi jawaban pada Fika.

"Kak, gak ada ide yang cemerlang apa?"

"Cuman ini yang bisa bikin kita masuk."

"Gue sih bisa manjatnya apalagi nih pagar gak tinggi tinggi amat. tapi gue gak bisa turun."

"Lo mah tau, Gue lebih parah malah kagak tau manjat Fik."

"Jadi, gimana dong kak?"

"Yah, maunya gue sih Lo yang manjat terus bukain gue pintu." Ucapan Kirana membuat Fika menatap malas kirana. Awalnya Fika berniat mengjitak kepala Kirana, Tapi dia melihat Nika yang berdiri dari duduknya dan berjalan menuju tepi balkon dan melihat ke atas.

TakdirWhere stories live. Discover now