PART 31 : THE PAST

1.2K 84 65
                                    

HOLA MY DEAR

WELCOME BACK TO MY LAPAK

ABSEN DULU DONG YANG MASIH BERTAHAN DI PART INI

JANGAN LUPA KOMEN YA KALAU MAU CEPET LANJUT


"Kenapa kau selalu mengingkari perkataanmu sendiri, Alex?" tanya Raymond. Sementara Alex bungkam, menatap Raymond kesal. "Bagaimana jika kita bermain bilyard sebagai gantinya?" tawar Raymond dengan seringai penuh arti. "tapi ... Kau harus telanjang." Raymond tertawa keras di akhir kalimatnya.

Wajah Alex mengeras penuh amarah. "Persetan denganmu," umpatnya dengan bibir menipis. Dan Raymond masih tertawa-tawa.

"Baiklah," tawa Raymond akhirnya mereda. "Kalau begitu aku mau Gipsy." Raymond terang-terangan meminta kuda kesayangan Alex sebagai hadiah kemenangannya. Terjadi keterdiaman beberapa saat di antara mereka.

Alex bertukar pandangan dengan Beatrice. Setelah cukup lama menimbang-nimbang, kemudian Alex menuruni kudanya. Lalu berkata dengan nada sengit, "aku sudah gila jika melakukan hal-hal menjijikan itu." Alex menjeda ucapannya sembil menatap Gipsy seraya mengelus bulunya. "Baiklah, Gipsy milikmu sekarang." Dengan sangat terpaksa, Alex memberikan kuda kesayangannya kepada Raymond.

Raymond lantas turun dari kudanya, perlahan mendekati kuda hitam peranakan Arab bernama Gipsy itu sambil mengamatinya. "Okay, deal," kata Raymond beberapa saat kemudian. Raymond meminta kuda itu karena tahu betul jika Gipsy adalah kuda kesayangan Alex. Sebelumnya, Gipsy telah memenangkan banyak pertandingan dan membuat harganya sangat mahal, namun entah kenapa di balapan kali ini Gipsy kurang beruntung.

Alex menghela napas berat sambil mengelus bulu Gipsy sekali lagi sebagai tanda perpisahan sebelum ia pergi bersama Beatrice meninggalkan Raymond dan Grace di sana.

Raymond tahu, hal ini sangat berat bagi Alex, ia tersenyum puas melihat Alex melenggang dengan kekalahan di pundaknya. Euforia Alex tak serta-merta dirasakan oleh Grace, ia melihat jelas kesedihan bercampur amarah di wajah Alex ketika terpaksa menyerahkan kuda kesayangannya kepada Raymond.

"Alex terlihat sangat kacau." Grace mendekati Raymond yang merunduk di samping Gipsy.

"Ya aku tahu," sahut Raymond cuek. 
  
"Why you did it?" tanya Grace. Ia yakin pasti ada alasannya.

"I don't know, dia yang memberikannya, kau tahu itu, bukan?" Raymond menjelaskan. Grace tak lagi menjawab, ia lebih memilih diam, berdiri dengan melipat kedua tangannya di bawah dada, sambil memperhatikan Raymond yang sibuk dengan kuda barunya.

"Sepertinya aku harus pergi." Grace pura-pura sibuk mengecek arloji-nya, "Dorothea sudah menungguku." Setelah mengatakan alasan singkat itu Grace langsung bertolak dari sana, meninggalkan Raymond yang mulai menyebalkan.

"Grace," panggil Raymond, "Wait." Ia menyusul Grace dan mengabaikan kudanya. Tapi Grace terus berjalan menuju Palacio.

"Grace, c'mon." Raymond meraih lengan Grace.

"Kau sangat menyebalkan, Ray." Langkah Grace akhirnya memelan.

"I'm sorry," Raymond menghela napas panjang. "Aku ingin menceritakan sesuatu padamu."

"Apa itu?"

"Sesuatu yang berhubungan dengan kuda-ku." jawab Raymond.

Grace menatap Raymond, lalu mengangguk, "baiklah, aku mendengarkan." Keduanya kini berjalan pelan seirama, dan saat itu mengalirlah cerita Raymond tentang masa lalunya bersama Alex.

LUCKY BITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang