51. Selesai?

133K 14.8K 4.9K
                                    

Jangan lupa besok, 27 juli 2022, pukul 17.00 WIB, PO BUCINABLE (link buat ikutan PO udah ada di bio semua sosmed aku yaa)

Bedanya versi novel dan wattpad apa? Beda jauh banget sumpah, bahkan dari prolog udah beda jauh, pokonya kalian kalau bisa ikut PO wajib ikutaannn😭💗 Versi novel bakal lebih rapi, cakep, kece, seru, greget, pokoknya askakJksksk💗💗

Besok ADA SATU BAB LAGI yaa, aku update sebelum jam 17.00 WIB

"Bisa diem gak lo?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bisa diem gak lo?!"

Gala menghela napas kasar mendengar rintihan dan keluhan yang keluar dari bibir Riri karena luka di kakinya terus mengeluarkan darah. Sejak tadi, sejak mereka sampai di rumah Alan dan sekarang perjalanan pulang ke rumah masing-masing, telinga Gala terus disuguhi suara keluhan Riri yang sangat berisik dan mengganggu fokusnya menyetir.

Padahal kaki Riri hanya terluka di bagian tumit saja. Hanya tergores sedikit. Memang sampai mengeluarkan darah, namun Gala rasa, Riri saja yang terlalu lebay. Itu bukan luka besar, harusnya Riri tidak perlu berlebihan seperti ini untuk mengekspresikan rasa sakitnya. Bukannya kasihan, lama-lama Gala justru merasa semakin muak. Apalagi saat mengingat Riri yang menurutnya sempat caper ke cowok yang menolongnya saat di sungai tadi.

"Cih murahan banget," gumam Gala pelan mengingat kejadian tadi. Mengingat bagaimana cowok itu menatap Riri. Bagaimana cowok itu merangkul pundak Riri dan bagaimana cowok itu membantu Riri berjalan. Rasanya Gala ingin menghajarnya habis-habisan.

"Gala ngatain Riri murahan?" tanya Riri dengan lelehan air mata.

Sepanjang perjalanan dari tempat camping ke rumah Alan, Riri sudah berusaha mati-matian untuk tidak menangis dan menyembunyikan lukanya dari Meisya dan Alan, namun sekarang, ketika di dalam mobil hanya ada dirinya dan Gala, Riri tidak bisa menahan tangisnya lagi. Riri ingin menumpahkan semua rasa sesaknya sekarang. Riri juga tidak peduli jika ia terlihat begitu lemah di hadapan Gala.

Semuanya terlalu menyakitkan. Orang yang biasanya memperlakukan dirinya seperti perempuan paling beruntung di dunia, kini justru berperilaku sebaliknya hanya karena cemburu buta dan cemburu yang tidak berdasar.

Sudut bibir Gala terangkat sebelah mendengar pertanyaan Riri. "Kalau iya kenapa? Lo mau turun di tengah jalan lagi? Kayak waktu itu?"

"Lagian apa yang gue bilang emang kenyataan. Lo emang murahan. Bahkan waktu gue gak jemput kuliah, lo malah pulang bareng Rafa. Waktu gue turunin di jalan, lo mau dianter pulang sama Ilham. Dan sekarang? Saat kita lagi break buat memperbaiki diri masing-masing, lo malah caper ke cowok-cowok di tempat camping."

"Apa namanya kalau gak murahan?" Gala tertawa meremehkan. "Pantes lo ngebet banget pengen putus dari gue."

"Ternyata cewek polos kayak lo itu berbahaya," kata Gala lagi. "Polos kelakuannya, tapi otaknya?" Gala kembali tertawa. Seolah sedang menertawakan dan merendahkan harga diri Riri sebagai seorang perempuan.

BUCINABLE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang