"Hei, sorry." bisik Visya pelan, gadis itu memberanikan diri menggapai lengan teman sebangku nya, namun dengan cepat pemuda itu menggeser lengan nya.

Visya tiba-tiba cemberut mendapati tisu nya kini malah menyentuh meja. Dasar nya Visya yang tak paham akan situasi, gadis itu malah nekat menarik lengan pemuda tersebut.

"Gue bersihin bentar, tadi ga sengaja kena susu kotak punya gue. Lo jangan bilang-bilang guru ya, kan gue udah minta maaf."bisik Visya seraya membersihkan noda di bagian lengan pemuda itu.

Dalam hati Visya mengumpat, merasakan otot lengan yang tak sengaja ia pegang. Gila we!

Tanpa menjawab pemuda itu lantas menarik lengan nya, Visya hanya mengedikan bahu acuh dan kembali fokus ke depan tanpa tahu tangan pemuda itu mengepal erat.

Beberapa menit kemudian, Pak Ariz izin keluar dan meninggalkan beberapa butir soal.

"Bisa diskusikan dengan teman sebangku kalian,"

"Iya Pak!"jawab murid serempak, kecuali Visya yang hanya menopang dagu malas.

Setelah Pak Ariz keluar, mendadak murid menatap Visya iba. Dia murid baru, dan mendapat teman sebangku seperti... Ah sudahlah.

Visya hanya mengangkat sebelah alisnya, teman sekelas nya aneh.

"Catetan lo mana?"tanya Visya yang tentu saja tak mendapati respon, pemuda itu hanya menunduk dengan kupluk Hoodie yang nyaris menutupi wajah nya, sekilas hanya dagu pemuda itu saja yang terlihat.

"Bisu nih orang," batin Visya.

Gadis itu lantas berjongkok di bawah meja, ia mengobrak-abrik isi laci teman sebangku nya. Tidak sopan memang, tapi mau gimana lagi.

Visya tersenyum dan meraih satu buah buku, sempat terpentok meja namun tak ia perdulikan. Bangku belakang yang biasa nya sepi kini benar-benar rusuh dan berisik.

"Nahkan!"seru Visya seraya membanting buku itu di atas meja. Ia kembali duduk seraya meraba kening nya yang sedikit nyeri.

Baru saja tangan nya bergerak untuk membuka sampul buku itu, tiba-tiba sebuah telapak tangan lebar menahan buku tersebut dengan erat.

Visya menggeram. "Singkirin tangan Lo, gue mau ngerjain tugas dengan liat catatan Lo!"

Teman sebangku nya itu tidak merespon, ia malah mencoba kembali menarik buku nya,  Visya merapat kan bibir menahan emosi.

Di ajak ngomong diem aja, minjem buku ga boleh, sebenarnya apa sih yang pemuda itu inginkan.

Beberapa teman sekelas yang melihat tindakan Visya hanya bisa mengkode dari jauh untuk tidak mengusik pemuda itu. Tapi Visya tetap lah Visya!

Dengan sekali sentak buku itu seketika robek.

Srek!

"Mampus ..."gumam Visya pelan.

"Ck." Visya menelan ludah saat mendengar decakan dingin itu. Ia menoleh dengan gerakan kaku, pemuda itu masih setia menunduk enggan memperlihatkan wajah nya.

"Engga sengaja,"lirih Visya seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ekspresi nya benar-benar lucu sekarang, seperti anak kecil yang ketahuan melakukan suatu kesalahan.

Pemuda itu menegakkan badan nya, Visya sempat terhipnotis melihat tubuh tegap dalam posisi duduk itu.

Visya tiba-tiba melirik ke arah buku tulis yang terbuka, di sana sama sekali tak ada catatan. Hanya saja terdapat tulisan latin di pojok kanan atas, dan Visya bisa membaca nya.

Ia mendongak menatap teman sebangku nya, "Sorry Asgara..."

Brak!

📍📍📍

AVOù les histoires vivent. Découvrez maintenant