Saat ingin berbelok, Aklesh menghentikan langkahnya yang membuat Sathera yang berada dibelakangnya ikut menghentikan langkahnya.
Pria itu berbalik, kemudian mensejajarkan tingginya dengan gadisnya. Tangan Aklesh terangkat lalu mengusap pucuk kepala Sathera lembut. "Nanti malam tunggu aku. Kita akan pergi bersama ke acara penobatan."
Sathera hanya terdiam, ingat ya, ia masih tidak mood berbicara dengan Aklesh. Gadis itu memilih menganggukan kepalanya lalu berjalan melewati Aklesh menuju kamarnya.
Aklesh yang melihatnya menghela nafas panjang. Masih marah rupanya, pikir pria itu.
Aklesh memandang punggung Sathera yang berjalan. Setelah gadis itu masuk kedalam kamarnya, akhirnya Aklesh beranjak menuju kamar miliknya yang sudah disiapkan memang untuk para tamu Kerajaan.
-o0o-
Malam pun tiba, Sathera berdandan seadanya. Ia tidak terlalu suka berdandan yang terlalu berlebihan, hanya make-up tipis saja. Gadis itu bangkit dari duduknya, lalu berjalan menuju pintu kamarnya.
Ceklek
Sathera dibuat mematung di tempat saat melihat seorang pria tampan dengan balutan busana berwarna biru miliknya sudah berdiri dengan gagah dihadapannya. Warna pakaian itu kebetulan sama dengan milik Sathera. Apa ini yang dinamakan berjodoh? eh!
Pria itu, Aklesh membungkuk sambil mengulurkan sebelah tangannya dihadapan Sathera. "Mari, Mylady."
Wajah Sathera bersemu merah mendengarnya. Walaupun Aklesh mengucapkannya dengan nada datar tapi entah mengapa itu sangat romantis dipendengaran Sathera.
Pria ini.. selalu saja melakukan hal yang membuat dirinya berdebar.
Sathera membungkuk sedikit, ala-ala Puteri Kerajaan lalu menyambut uluran tangan pria itu.
Aklesh tersenyum tipis dibuatnya. Ia memang mengatakan untuk Sathera menunggunya, tapi ia tak tega hanya sekedar membuat gadisnya menunggu, jadi biarlah Aklesh saja yang menunggu Sathera.
Tadi pria itu sempat terpana saat melihat kecantikan yang ada dihadapannya ini. Sathera malam ini terlihat lebih cantik dari biasanya.
Ada perasaan tak rela dihatinya jika kecantikan itu harus dilihat oleh orang lain selain dirinya. Sial!
Keduanya pun berjalan menuju Aula Kerajaan. Tidak ada percakapan sama sekali. Keduanya terdiam disuasana canggung ini.
'Jangan sampai Aklesh mendengarkan detak jantungnya. Itu memalukan.'
Sathera tidak tahu saja, jika Aklesh tidak akan mendengar suara detak jantung gadis itu, karena pria itu sedang fokus berpikir bagaimana caranya agar gadisnya ini tidak dilihat oleh banyak orang.
Saat berada di pintu Aula, kasim kerajaan mengumumkan kedatangan keduanya. Sathera mencoba untuk tidak terlihat gugup, ia memandang lurus kedepan.
Aklesh yang melihatnya merasa sedikit terhibur. Sathera terlihat konyol jika gugup ssperti ini. Pria itu lalu merangkul pinggang Sathera dan menggeserkan tubuh gadis itu agar menempel padanya.
Sathera memelototkan mata saat merasakan sentuhan dipinggangnya. Dirinya yang tadi sudah percaya diri mendadak menjadi malu ketika melihat semua tatapan mata tertuju pada mereka berdua.
"Lepaskan tanganmu, bodoh." Bisik Sathera penuh penekanan.
Aklesh mengabaikan bisikan itu. Dengan wajah datarnya, ia malah meremas pinggang Sathera sedikit kuat tapi tidak sampai menyakiti. Pria itu tidak perduli dengan tatapan mata yang tertuju padanya dan Sathera.
Dengan santai ia membawa Sathera melangkah bersamanya. Sathera hanya pasrah saja, dasar tukang paksa!
Banyak pandangan mata dan bisik-bisik terdengar saat keduanya berjalan tapi tidak dihiraukan oleh keduanya. Saat tiba dihadapan sang Raja, Aklesh dan Sathera langsung membungkuk hormat.
"Salam, Yang mulia."
Raja itu mengangguk, kemudian memanggil sang Putra untuk menyapa keduanya. "Dia putraku, Putra Mahkota Alter yang sebentar lagi akan menjadi seorang Raja." Ujar Raja Iceland sambil melirik-lirik kecil ke arah Sathera.
Sathera dan Aklesh menunduk tanda penghormatan pada sang Pangeran. Pangeran Alter tersenyum manis melihatnya.
"Kalian dari Akademi Voresham, ya?" Ujarnya menebak.
Sathera menganggukkan kepalanya sedangkan Aklesh hanya diam memandang datar ke arah Pangeran itu.
Tak berapa lama acara penobatan pun tiba. Sang pangeran diangkat menjadi Raja baru. Aklesh dan Sathera sudah beranjak dari sana saat acara ingin dimulai.
Semua yang ada di Aula bertepuk tangan saat acara telah selesai. Kemudian disusul dengan acara berdansa.
Sathera bisa melihat bahwa sang Pangeran berjalan ke arahnya tapi kemudian terhenti saat seorang gadis menghalangi jalan pria itu.
Pangeran Alter melirik kecil ke arah Sathera dan setelahnya mengangguk ke arah gadis yang menghalanginya tadi. Pangeran kemudian menunduk sedikit lalu mengulurkan tangannya pada sang gadis.
Dengan malu-malu, sang gadis menerima uluran tangan itu. Keduanya pun berdansa menuju altar.
Eh tunggu..
Gadis itu tampak tak asing dipenglihatan Sathera.
"Dia Alena."
Sathera tersentak saat Aklesh berbisik ditelinganya. Sathers bergidik saat nafas hangat itu menerpa telinganya, tapi ada hal lain yang membuatnya bingung.
"Alena? Mengapa dia bisa ada disini?" Gumam Sathera bingung.
"Aku tidak terlalu tahu, yang pasti kemarin itu dia izin dari Akademi untuk pulang kerumahnya."
Jawaban Aklesh membuat Sathera semakin mengerutkan keningnya.
Lalu, mengapa dia ada disini?
BERSAMBUNG...
-o0o-
[Yoww, aku datang lagi 💐 Masih ada yang menunggu update cerita ini?]
[Ayo tekan 🌟 sekarang!]
[Jangan lupa untuk spam Next disini, agar mood nulisku meningkat👉🏻]
UP TERGANTUNG READERSS!! SEE YOU WAKGENGS! 👋🏻👋🏻
YOU ARE READING
NYX INCARNATE || [TERBIT]
Historical Fiction📌[SUDAH TERBIT di penerbit galaxy] (Ganti judul dari Reincarnation Nyx: Goddes of Night jadi Nyx Incarnate) ⚠️MOHON FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, OKE?😊 [Baca aja, dijamin seru! Jangan lupa bantu Vote dan komennya yaw!! 🌟] ⚠️15+ [Mengandung banyak...
[Chap Twenty Five]
Start from the beginning
![NYX INCARNATE || [TERBIT]](https://img.wattpad.com/cover/313251032-64-k735140.jpg)