Part 6 ☃️

66 6 0
                                        

Lubang kecil yang ada pada pintu kamar Bright menghubungkannya ke arah dapur dan saat Bright mulai mendekat dan mengintip dengan salah satu matanya, ia melihat seorang pria bertubuh tidak terlalu tinggi sedang berdiri membelakanginya.

Pria itu sedang berada di depan tempat cuci piring dan suara yang di dengar oleh Bright itu pasti berasal darinya. Tepat juga di samping pria itu terdapat sebuah sapu yang tersandar menandakan baru saja digunakan.

Setelah melihatnya, Bright mundur sejenak dan mengeratkan genggaman tangannya.
"Aku pasti bisa."

Perlahan Bright membuka pintu, ia menggerakkan tangannya begitu pelan sambil terus memastikan tidak ada suara sedikitpun yang terdengar. Tapi, pintu kamar Bright tidak bisa dibuka sepenuhnya karena engsel pintunya sudah tua, jika di paksa maka akan menimbulkan sebuah suara yang akan menarik perhatian pria misterius itu.

Saat pintu kamarnya sudah terbuka sekitar 30 derajat, Bright melemparkan sebuah batu berukuran sedang untuk melihat reaksinya.

*tok.. tok.. tok..

Batu itu membentur lantai dan menggelinding, menimbulkan sebuah suara ringan yang justru malah membuat Bright sendiri terkejut.

Bagaimana tidak, sebuah cahaya kuning yang begitu terang muncul dari belakang pria tersebut dan sesaat setelah cahaya tersebut menghilang, tubuh pria itu juga lenyap dan hanya menyisakan seekor kupu-kupu cantik berwarna biru

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Bagaimana tidak, sebuah cahaya kuning yang begitu terang muncul dari belakang pria tersebut dan sesaat setelah cahaya tersebut menghilang, tubuh pria itu juga lenyap dan hanya menyisakan seekor kupu-kupu cantik berwarna biru.

*pufff!!...

Bright yang awalnya melempar batu tersebut dengan posisi jongkok, langsung duduk dan menghantamkan pantatnya ke arah lantai. Tangan Bright yang juga awalnya mencengkram kuat senjata tajam yang ia gunakan untuk menjaga diri pun melemah dan senjata itu terjatuh ke lantai dan menimbulkan suara nyaring.

Bright menelan keras salivanya sambil tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat dengan mata kepalanya sendiri. Perlahan Bright menggerakkan tangannya ke belakang dan menarik mundur badannya kembali mendekat ke arah ranjangnya. Kedua bola matanya masih terfokus melihat seekor kupu-kupu yang terbang ke arah pintu belakang.

"A-a..apa itu tadi...gila..."

Kaki kanan Bright menendang pintu dengan cepat sehingga pintu tersebut menutup dengan menimbulkan suara yang cukup keras.

*bruak!!

Sekujur tubuh Bright terasa lemah dan kaku, dirinya masih sulit untuk percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Bright tidak pernah menyangka hal-hal seperti itu ternyata benar-benar ada di dunia nyata.

Dengan cepat Bright mengambil senjata tajamnya dan langsung berlari ke arah ranjangnya dan menutup hampir seluruh tubuhnya dengan selimut yang hangat. Suasana berubah menjadi begitu mencekam baginya.

"Serius, aku barusan ngeliat apaan..."

Bright mengintip dari celah selimutnya sembari terus memegang dengan erat senjata tajam di tangan kanannya untuk berjaga-jaga. Dia tidak berniat untuk tidur dan terjaga sepanjang malam untuk menjaga nyawanya sendiri. Bright tidak yakin pintu kamarnya bisa menyelamatkan nyawanya jika sesuatu terjadi.

Bright juga sudah yakin "makhluk" Itu menyadari keberadaannya dan mungkin saja bisa menyerang kapanpun ia mau.

Karena dirinya begitu ketakutan, Bright sampai kehilangan cara pikir logikanya jadi tidak memanfaatkan ponselnya untuk menghubungi seseorang atau semacamnya.

**

Keesokan harinya, tepat pukul 6 pagi, Bright terbangun dari tidurnya yang sangat nikmat itu. Sejujurnya kemarin adalah hari yang berat untuk Bright sehingga terjaga sepanjang malam adalah hal yang mustahil baginya.

Di menit-menit pertama Bright membuka matanya, ia langsung bangun dan melihat ke arah tubuhnya. Bright tidak sadar kalau semalaman ia tertidur pulas. Ia hanya memastikan tidak ada luka apapun di tubuhnya karena semalam ia tidur sambil memegang senjata tajam dan juga di rumahnya sedang ada sebuah monster atau penyihir atau apapun itu.

"Huft, untung aja aku ga kenapa-kenapa. Padahal kemarin aku niat buat ga tidur tapi kenapa malah ketiduran..." gumamnya.

Bright mengangkat selimutnya dan mencari dimana senjata tajam itu berada tapi ia tidak menemukannya sama sekali. Disaat kedua bola matanya melihat ke arah meja kecil di samping tempat tidurnya, boom!, ia melihat senjata tajamnya terletak dengan rapih diatasnya.

Bright berpikir, jika ia adalah orang yang meletakkan senjata tajam itu di atas meja kecil itu, hanya ada 2 kemungkinan.

Kemungkinan pertama, pisau itu pasti akan berada di dalam posisi yang salah dan bisa membahayakan tangan Bright yang bisa secara tidak sadar tergores ujung dari pisau tersebut.  Tapi faktanya pisau itu berada dalam posisi seperti ada orang lain yang menatanya.

Kemungkinan kedua, jika Bright adalah orang yang meletakkan pisau itu maka kemungkinan besar pisau itu juga bisa terjatuh ke lantai karena memang meja itu sangat kecil sehingga kemungkinannya cukup besar untuk terselip dan jatuh.

"Kok.. pisaunya ada di situ..."

Bright mengarahkan tangannya ke arah pisau tersebut dan mengambilnya dengan perasaan penuh rasa heran.

Kedua telinganya kembali mendengar suara air yang mengalir dan Bright berpikir pasti itu adalah ulah "makhluk" yang sama.

Walaupun nyawanya masih belum sepenuhnya terkumpul, Bright menggenggam pisau tersebut dengan erat dan mengenyahkan selimut yang berada di atas tubuhnya. Ia memutuskan untuk menyelesaikan masalah tersebut sebelum berlarut-larut dan membahayakan nyawanya.

Bright berdiri di depan pintu dan menarik nafasnya dalam-dalam. Ia menyiapkan dirinya untuk menghadapi segala kemungkinan terburuk.

Perlahan tangan kanannya meraih kunci pintu itu dan memutarnya perlahan. Pintu itu terbuka tapi tidak terlalu lebar, hanya cukup untuk badan Bright bisa keluar.

Langkah kakinya terasa gemetar, tubuhnya takut ketika kedua matanya kembali melihat makhluk yang sama dengan apa yang ia lihat kemarin malam. Perlahan ia berjalan mendekat ke arah makhluk itu dan saat Bright sudah memasuki area dapur, ia semakin mengecilkan suara langkah kakinya. Suara itu juga semakin disamarkan dengan suara air yang mengalir.

Bright menepuk bahu kiri pria itu dengan tangan kanannya kemudian mengarahkan pisau yang ia bawa ke leher samping pria itu. Tindakannya membuat pria itu tidak bergerak sejenak. Tubuhnya terdiam.

"Siapa kau? Kenapa kau masuk ke rumahku seenaknya?" Bright mulai memberanikan dirinya karena sepertinya pria itu tidak berpotensi menyakitinya.

Tangan pria itu gemetar dan perlahan mematikan kran air yang masih menyala.
"Jangan bergerak! Atau ku sayat lehermu sampai putus."

Perkataannya semakin membuat pria itu ketakutan dan tidak berani bergerak.
"Mau berubah jadi kupu-kupu lagi? Aku bisa ngebunuh kamu sebelum kamu bisa ngelakuin itu."

Pria itu perlahan memutar badannya menghadap Bright. Pria itu membuat Bright mundur seperempat langkah dan kedua matanya membulat terkejut.

Ternyata paras pria itu begitu tampan, rupawan dan manis. Bahkan hampir terlihat seperti seorang wanita. Bright menelan keras salivanya.

Kedua bola mata pria manis itu melihat ke arah pisau yang diarahkan Bright kepadanya dan langsung berlari ke arah kamar mandi kemudian menutup pintunya dengan keras.

"Hei!"

To be continued..

Belakangan terakhir gigi author lagi sakit T_T jadi gabisa sering update hm...

Yaudah deh jangan lupa vote dulu ya gengs, happy reading and god bless you!

P.E.R.F.E.C.T || BrightWin [OG]Where stories live. Discover now