PART 17 - Kesakitan Arya 2

16.8K 1.6K 28
                                    

Tujuh bulan sebelum perpisahan, Arya kembali ke Indonesia.

Bandara Internasional Soekarno - Hatta

Seorang laki-laki berparas rupawan berjalan dengan menarik kopernya dalam diam. Sesekali ia melihat ke arah ponsel yang menunjukan pesan kekasihnya. Menunggu kabar jawaban di mana wanita itu menunggu.

Bii ❤️
Aku menunggu di outlet kopi.

Laki-laki itu tersenyum, lalu melangkahkan kakinya menuju tempat yang sudah ia tahu di mana letaknya. Senyum itu semakin lebar dengan mata yang memancarkan kerinduan besar saat melihat seorang wanita bersurai panjang duduk membelakangi tubuhnya. Wanita itu mengenakan sweater kebesaran berwarna hijau tua dengan sebuah novel di tangan. Tidak lupa satu cup es kopi dingin menemani kesendiriannya.

Tanpa permisi, Arya mencuri ciuman dari pipi kekasihnya.

"Bii, malu ih," tegur Puspa. Wanita itu mengedarkan pandangan dan bersyukur saat tidak mendapati perhatian pengunjung lain.

Arya tahu, Puspanya seorang gadis pemalu. Wanita cenderung tertutup yang tidak suka berinteraksi dengan banyak orang. Itulah sebabnya selama ini Arya selalu menutupi hubungan keduanya dari orang lain, ia tidak ingin privasi kekasihnya terganggu. Terlebih, Arya adalah seseorang yang banyak dikenal orang.

"Aku sangat merindukanmu," ucap Arya yang ikut duduk di kursi sebelah Puspa. Tangannya mencari tangan Puspa untuk digenggam dengan erat, berharap wanita itu merasakan besarnya rasa cinta seorang Arya untuknya.

"Ck! Gombal," jawab Puspa malu-malu.

"Aku serius, Bii."

"Haha iya, iyaa. I miss you too," jawab Puspa akhirnya.

"Kita langsung pergi aja, kemana gitu."

"Tumben? Biasanya mau pulang ke rumah dulu? Nggak ditunggu keluarga?"

"Nope. Waktuku pulang saat ini hanya untuk Puspa."

Kalimat Arya mampu menarik perhatian Puspa. "Serius?"

"Yaa. Ayo, aku ingin membawamu ke suatu tempat," ajak Arya sambil sedikit menarik tangan Puspa.

Wanita itu bergegas mengambil barang-barangnya dan memasukan ke dalam tas. Ia mengikuti langkah kemana Arya membawanya pergi. Sepanjang jalan, Arya tidak sekalipun melepaskan genggamannya dari tangan Puspa. Sesuatu yang membuat perasaan Puspa berbunga-bunga. Dia sangat mencintai Arya-nya begitupun sebaliknya.

"Kita mau kemana?" tanya Puspa saat mereka sudah berada di dalam mobil milik Arya.

Laki-laki itu meminta asisten papanya menyiapkan mobil untuk mereka berdua. Sesuatu yang cukup membuat Puspa terkejut. Tidak biasanya keluarga Arya ikut terlibat dalam acara mereka.

"Rahasia. Lihat saja nanti. Ratu gue tinggal duduk manis di dalam mobil, panglima Arya akan membawa Ratu jalan-jalan."

"Haha," tawa Puspa renyah.

Mobil membelah jalanan kota Jakarta yang ramai. Puspa menikmati perjalanan saat hujan mulai turun dengan derasnya. Mata wanita itu menikmati setiap buliran-buliran air hujan yang menetes di kaca mobil. Semua itu tak pernah lepas dari pengamatan Arya. Laki-laki yang seakan sedang merekam wajah dan kenangan Puspa sebanyak-banyaknya. Ia akan menyimpan semua kenangan itu jauh di dalam lubuk hatinya yang paling dalam. Semua rekaman tentang Puspa akan ia buka sewaktu-waktu saat laki-laki itu sedang merindukan wanita itu suatu saat nanti.

"Kenapa hujan selalu indah?" tanya Puspa tiba-tiba.

"Mmm, sorry. Aku nggak bisa jawab sepertinya."

Kamu yang kusebut RUMAH (Gratis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang