Memasuki raga seorang wanita hamil, itulah kejadian yang di alami oleh aubrey Fathiah. dimana ia harus menghadapi berbagai masalah yang datang di kehidupan Alana yang merupakan raga yang ia tempati saat ini.
"Mending kita cerai deh, buatnya aja aku...
"Eh, anak bunda sudah bangun hm?" ujar Alana saat menyadari putranya yang sudah terbangun.
Al merentangkan tangannya, tetapi Alana tak kunjung membalas karena wanita itu kini tengah bingung.
"Aduh Al, tangan kamu lagi di infus nak. Kalau sampe ketarik gimana? Sakit sayang," ujar Alana dengan nada lembut.
Al yang baru berusia 6 bulan mana mengerti ucapan Alana, yang dia paham jika sang bunda menolak untuk menggendong dirinya.
"Ekhee ... Ekhee ekhee hiks ...,"
"Eh, aduh sayang bunda ... Jangan nangis nak, bunda bingung jadinya," ujar Alana yang panik.
Alana teringat sesuatu, sebelum dia ke rumah sakit ... Dia sudah memompa asinya karena kata Calvin asi baik untuk penyembuhan Al. Maka dari itu Alana di sarankan memeras asinya agar tak perlu repot menyusui Al, apalagi jika ada Theo.
"Eh iya, bunda bawa sesuatu untuk Al. Sebentar yah nak." Ujar Alana sambil membuka tas yang ia bawa.
Alana mengeluarkan botol susu yang terisi penuh, kemudian dia membuka tutup botol itu dan mendekatkannya pada bibir mungil Al.
Seketika tangisan Al lenyap, di gantikan dengan suara kecapan dari mulut mungil itu. Dengan anteng, Al menyedot dot yang berisikan asi sang bunda.
Alana tersenyum, dia lega karena Al tak rewel lagi. Sepertinya bayi itu lapar, dan ingin dia gendong untuk meminta susu.
Alana menduduki dirinya di kursi, senyumannya tak luntur melihat wajah putranya itu.
Cklek!
Theo telah kembali dengan kantong plastik yang berada di tangan kanannya, dia mendekati Alana setelah dirinya menutup pintu kembali.
"Lo dapet susu buat anak gue dari mana? Gue aja baru beli tadi di mini market, atau jangan-jangan ... Lo kasih anak gue susu warung yah!"
Alana terkesiap, dia menolehkan kepalanya karena reflek dengan ucapan Theo.
"E-enggak kok, ini bukan susu warung tapi ...,"
"Ya susu apa? Susu kedelai? Lo kasih anak gue susu kedelai? Secara lo kan miskin, mana mampu beli susu anak gue yang satu kotaknya aja seperempat gaji lo." Sela Theo dengan wajah kesal.
Theo menaruh sembarang belanjaan yang ia bawa, kemudian dia mendekati brankar Al dan mengambil paksa susu yang sedang putranya itu minum.
"Tuan ...." Lirih Alana.
Tangisan Al langsung terdengar kencang, sedangkan sang pelaku hanya acuh dengan membuka tutup boto tersebut.
Theo membuka botol tersebut, setelah itu dia langsung meminum susu itu untuk memastikan sesuatu.
Sedangkan Alana, ingin rasanya dia tenggelam saat ini juga ketika melihat Theo yang meminum asinya.
"Tu-tuan ...." Ragu Alana.
Theo mengerutkan keningnya, dia mengecap-ecap bibirnya setelah meminum susu itu.
"Kok enak? Bahkan lebih enak dari pada susu mahal yang gue beli, susu ini manisnya gak bikin eneg." Batin Theo.
"Lo beli nih susu dimana?"
JDERR!!!
Ingin rasanya Alana bersembunyi saat ini juga, apa yabg harus dia jawab? Susu dari mana? Dia harus jawab apa? Apakah dia harus mengatakan jika itu adalah susu yang dia hasilkan?
"HUAAAA!!! HIKS ...,"
Theo terkejut, begitu pula dengan Alana. Al menangis keras karena melihat botol susu yang berada di tangan Theo sudah habis tak tersisa.
"Lo beli lagi sana, anak gue nangis karena susunya habis," ujar Theo dengan enteng.
"Itu kan karena tuan yang habiskan!" Kesal Alana.
"Gue cuman mau mastiin doang, nih susu gak ada racunnya," ujar Theo mencoba mengelak kenyataan.
Alana memajukan bibirnya, bagaimana bisa dia membeli susu itu? Sedangkan dirinya pun bisa menghasilkannya.
"Ada yang buat dewasa gak? Susunya enak, gue mau ganti merek susu. Kalau ada, lo beliin buat gue sekalian," ujar Theo yang mana membuat Alana semakin malu.
"Tuan, lebih baik anda membuatkan susu yang tadi anda bilang mahal itu! Tuan kecil sedang menangis, dan tidak baik di biarkan terlalu lama!" Kesal Alana.
"Susu dari kamu enak, kenapa harus susu yang saya beli?"
Jdeerr!!!
Tolong ... Tolong Alana sekarang juga, dia tidak tahu harus melalukan apa sekarang!!!
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kalau untuk Theo, cocok gak?
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.