Di Balik Lemari

211 5 4
                                        


Aku bertanya-tanya, apa yang biasa kakakku lakukan di balik lemari itu akhir-akhir ini.

Imajinasiku berkelana dengan liar, membayangkan ada dunia lain di dalamnya, seperti film fantasi yang sering aku lihat di televisi atau mungkin ada sebuah mayat yang ia sembunyikan di situ, mengingat bahwa aku cukup sering mencium bau busuk menguar dari lemari.

Pada akhirnya aku memaksa untuk masuk, dan kini rahasia yang ia jaga itu harus kupendam seumur hidupku.




//





Ini sudah ketiga kalinya dalam minggu ini aku menangkap basah kakakku yang diam-diam masuk ke lemari itu.

Sebuah lemari usang di ruang bekas kerja Ayahku yang kini sudah menjadi gudang. Entah apa yang dilakukannya di dalam sebuah lemari besar itu, sampai ia betah berdiam diri di sana selama berjam-jam.


Aku bahkan bersumpah kalau ada bau busuk yang sesekali tercium olehku ketika masuk ke gudang. Setiap kali aku bertanya, ia selalu mengalihkan pembicaraan dengan gugup. Tentu saja sikapnya itu membuat siapapun curiga!

Sebenarnya apa, sih, yang dia rahasiakan?


Imajinasiku berkelana dengan liar, membayangkan ada mayat yang terbujur kaku di dalamnya dan kakakku yang ternyata psikopat itu tertawa jahat sambil mencabik korbannya.

Pada akhirnya, aku memutuskan untuk membuntutinya ketika tadi kulihat ia mengendap-endap menuju gudang. Pintu lemari itu aku buka dengan paksa setelah ia pergi, dan kenyataan yang kudapatkan ternyata lebih buruk dari imajinasiku.

.

.

.

.

.

"Aduh dek, kenapa harus ke supermarket lagi? Belanja bulanan, kan, sudah."

"Kita harus beli sabun cuci dan celana dalam buat kakak," jawabku tanpa menoleh pada Kak Arga.

"Loh? Buat apa?"

"Aku lihat kamu kemarin di lemari itu." Tangannya yang terulur untuk mengambil sabun, tiba-tiba terhenti. Ia menatapku terkejut. Aku melanjutkan dengan hati-hati, "Rahasiamu aman padaku. Mulai sekarang, sebaiknya kakak pakai pampers."

Kak Arga hanya bisa membuka dan menutup mulutnya, terlampau terkejut karena rahasia memalukannya kini ada di tanganku. Aku sendiri heran padanya. Pantas saja akhir-akhir ini dia mencuci sendiri pakaiannya.



"Lain kali kalau kecepirit, celana dalamnya langsung dicuci! Jangan dibiarkan di lemari lama-lama. Bau!"

Di Balik Lemari [Kumpulan OneShots dan Drabbles]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang