Jaehyun mendesah kecil, kepalanya menunduk pada setir kemudi. Ada apa dengannya? Ia tidak yakin jika dirinya tengah cemburu sekarang, karena Taeyong juga bukan siapa-siapa, mereka tidak memiliki hubungan khusus. Hanya saja, Jaehyun tidak terima jika Taeyong juga dekat dengan pria lain.

🌷

Sudah tiga hari ini Taeyong bekerja sebagai office boy. Jaehyun tidak lagi mengizinkan nya untuk masuk ke dalam ruangannya dan setelah itu tidak ada lagi percakapan atau sekedar makan siang bersama lagi. Padahal lebih menyenangkan jika hanya bersih-bersih di ruangan Jaehyun, ia bisa menatap pria tampan itu sesekali-kali sebagai penyemangat.

Taeyong juga baru menyadari, jika ia tidak pernah melihat Mingyu lagi, terakhir saat Mingyu mengantarnya pulang dan itu terakhir kalinya Taeyong bertemu dengan Mingyu. Taeyong juga tidak peduli sebenarnya, ia hanya penasaran.

Saat ini Taeyong tengah membersihkan dinding kaca bagian depan kantor. Seseorang tiba-tiba menepuk bahunya, ketika Taeyong menoleh ia melihat seorang pria manis tengah tersenyum padanya. Taeyong pernah melihat pria ini saat masuk ke ruangan Jaehyun, dan ia tengah membersihkan ruangan itu.

"Hai." Sapanya ramah.

"Kau pekerja baru disini? Aku baru melihatmu beberapa hari kemarin bersama sajangnim." Tanyanya dan membantu Taeyong untuk membersihkan dinding kaca itu.

"Tidak." Jawab Taeyong, "aku sudah bekerja disini selama sepuluh tahun." sambungnya, dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Pria disampingnya membulatkan mulutnya, menoleh pada Taeyong. "Benarkah?"

"Berapa umurmu?" Tanyanya lagi.

"Dua puluh tahun." Jawab Taeyong.

"Kau bekerja disini dari umur sepuluh tahun??" Kini tubuhnya sepenuhnya menghadap Taeyong dengan tatapan tak percaya.

Taeyong hanya memutar bola matanya malas, "aku hanya bercanda."

Pria itu terkekeh dengan canggung. Ia mengulurkan tangannya. "Kim Jungwoo."

Taeyong hanya tersenyum dan menjabat tangan itu, "Lee Taeyong."

"Senang bertemu denganmu." Ucap Jungwoo dengan senyum nya.

"Sayangnya aku tidak." Dan Taeyong dengan wajah datarnya.

🌷

Setelah selesai dengan dinding kaca, kini Taeyong beralih mengepel lantai, masih dilantai dasar. Ini masih jam kerja, jadi tidak banyak karyawan yang berlalu lalang memudahkan pekerjaan Taeyong yang sedang mengepel.

Seorang pria paruh baya berlalu didepan Taeyong, membuat Taeyong kembali mengepel dibagian itu. Beberapa saat kemudian, pria itu kembali lewat didepan Taeyong. Taeyong mendongak dan menyerngit karena masih dengan orang yang sama. Lagi, sekali lagi, Taeyong mengulang mengepel lantai. Sepatu pria tua itu sedikit berdebu, tapi cukup meninggalkan bekas jejak dilantai.

Taeyong berpindah tempat, mengepel lagi dilantai bagian depan. Lagi, pria tua itu kembali berlalu keluar, melewati Taeyong lagi. Taeyong mengepalkan peganganmya pada gagang sapu pel, menahan kesal. Taeyong mencoba bersabar, menghela nafas untuk mengontrol sekali lagi.

Taeyong berjanji jika pria tua itu kembali berlalu lagi, Taeyong tidak akan segan untuk memarahi pria itu. Dan benar saja pria paruh baya itu kembali berlalu, Taeyong yang memang sudah kesal, menghempaskan sapu pel tepat didepan pria paruh baya itu, membuat pria itu berjengit terkejut.

"Tidak bisakah ahjussi menghargai pekerjaan mu?!" Teriak Taeyong. Namun pria paruh baya itu hanya mengangkat sebelah alisnya, melihat tingkah Taeyong.

Taeyong semakin berdecak kesal. "Sedari tadi hanya ahjussi yang berlalu lalang! Membuatku mengepel lantai berulang kali!" Dan ucapan Taeyong membuat semua karyawan yang ada disitu menoleh kearah nya, Taeyong sudah tidak peduli lagi. Tidak tahu siapa pria paruh baya yang sedang ia hadapi.

Pria tua itu tidak menanggapi Taeyong dan hanya menggelengkan kepalanya, ia ingin berlalu lagi, tapi Taeyong menghadang jalannya dengan merentangkan kedua tangannya didepan pria itu.

"Ahjussi tidak boleh lewat lagi! Jika mau lewat, lewat saja dipintu belakang!"

Jaehyun yang baru saja keluar dari lift, menyerngit melihat Taeyong yang sedang merentangkan kedua tangannya, dan juga pria manis itu menjadi tontonan karyawan lainnya. Jaehyun akhirnya berlari menghampiri Taeyong.

"Taeyong, ada apa?"

Taeyong yang mendengar suara Jaehyun segera berbalik, dan bergelayut dilengan Jaehyun, mengabaikan semua tatapan orang.

"Jaehyun." Rengeknya, "ahjussi ini membuat ku bekerja berulang kali. Kau tahukan jika mengepel lantai itu melelahkan? Dan pria tua ini justru berlalu lalang didepanku." Tunjuknya pada pria paruh baya itu, yanga hanya terdiam.

"Pecat saja, ia juga tidak bekerja disini, selain mondar-mandir." Sambungnya.

Jaehyun memijit pelipisnya pening, tidak tahu lagi harus mengatakan apa.

"Taeyong, dia ayahku."

Taeyong mendongak dengan wajah pasrah, "Jaehyun, bunuh saja aku."

🌷

To be continue...




Vote sama comment dichapter sebelum nya, melebihi ekspektasi. Kalian hebat banget 😭👍🏻

Makasih yaaa~





TAEYONGIE - JAEYONG जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें