• Part 10 •

146 14 1
                                        

Luffy duduk termangu di balkon kamarnya. Angin semilir yang menerpa wajahnya memainkan rambut hitam legamnya. Sesekali dia memeringkan kepalanya seolah dia tengah berpikir dan mencari jawaban akan sesuatu yang tengah di pikirkannya. Sikap yang sungguh jarang terlihat di kesehariannya.

Ditengah lamunan yang membuat Luffy kehilangan fokusnya. Tanpa disadari pintu kamarnya terbuka perlahan dan orang yang membukanya berjalan dengan santai ke arah Luffy tanpa disadari.

"Apa aku mengganggu? "

Luffy terkejut ketika mendengar bisikan lembut di telinganya. Dia lalu menoleh dan mendapatkan Sabo tengah terkekeh karena ekspresi kaget yang dibuat Luffy.

"Nii-chan!" keluh Luffy sambil memukuli lengan Sabo. "Ni-chan mengagetkan ku saja!"

"Kamu tuh yang asyik ngelamun sampe nii-chan masuk ke kamar saja gak sadar! " ucap Sabo terkikik melihat sangat adik mengembangkan pipi gembilnya dengan wajah mengerut.

"Ngelamunin apa sih? " ucapnya lagi lalu duduk di samping Luffy.

"Aku--" Luffy terdengar ragu, dia menunduk sambil memainkan jari tangannya. Dia lalu menoleh ke Sabo lalu menghela nafas panjang.

Sabo menautkan kedua alisnya, dia heran melihat Luffy yang biasanya pecicilan mendadak menjadi seseorang yang penuh kegelisahan dan kebimbangan.

"Kenapa? Apa Luffy-chan ada masalah? "

"Ehm, entahlah! " jawab Luffy kembali mengehela nafas lalu mengerucutkan bibirnya.

"Yakin? "

Luffy kembali menatap Sabo, dia berpikir sejenak seakan sedang menimbang sesuatu. Butuh beberapa detik untuk Luffy memantapkan diri lalu mulai berbicara lagi.

"Sebenarnya--"

Sabo memantapkan matanya dan memberikan perhatiannya kepada Luffy. Sang adik mulai bercerita jika kini dia tengah menimbang permintaan dari tiga orang pemuda. Ketika mendengar nama Zorro, Law, dan Katakuri keluar dari mulut Luffy, wajah Sabo memucat.

Aduh! Bahaya ini! Guman Sabo dalam hati sambil mencoba tetap fokus mendengar ucapan Luffy.

Sabo kemudian semakin panik karena ternyata ketiga pemuda itu ingin mengenal Luffy lebih dalam dan mengajak Luffy untuk bertemu di taman di pusat kota.

"Kamu menolaknya kan?! " seru Sabo setelah mendengar tentang ajakan ketiga pemuda itu.

"Tidak! " jawab Luffy dengan wajah serius,"mereka berjanji akan mentraktirku makan apa saja jika aku mau datang. "

Sabo hampir terpleset dari tempat duduknya ketika mendengar alasan mengapa Luffy mengiyakan ajakan ketiga pemuda itu. Memang ddasa sang adik terlalu polos sehingga tidak mencium bahaya yang dirasakan oleh sang kakak.

"Nii-chan akan menemanimu. " seru Sabo penuh keyakinan.

Luffy menggelengkan kepala kuat-kuat, "Tidak! Aku akan pergi sendiri! Jika nii-chan ikut pasti yang lain ikut dan itu akan mengurangi jatah traktiranku! "

Sabo menepok jidatnya. Adiknya ini susah dibelokkan jika sudah memantapkan keinginannya. Sabo kemudian berpikir, mungkin lebih baik dia mengawasi Luffy secara diam-diam.

"Baiklah!" ucap Sabo sambil memikirkan rencana selanjutnya, "Tapi jika ada apa-apa jangan lupa pencet tombol darurat yang aku berikan dulu!"

"Baik! " seru Luffy terlihat girang.

"Terima kasih Nii-chan! " ucapnya lagi sambil memeluk kakaknya.

Sabo membalas pelukannya seraya berpikir.

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Feb 12, 2023 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

Catch Me If You WannaOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz