ㅡduapuluh

336 104 65
                                    

Do not forget to leave your sign like votes and opinion, aight? Thankies.


5:39 PM


Mark benar-benar menepati janji yang dia ucapkan di hadapan Nyonya Watson dan Dean waktu itu, menjaga dan berani bertanggungjawab atas kondisi Azalea. Tiga hari berlalu sejak psikiater menyarankan Azalea diberi ruang lebih luas lagi untuk melakukan recovery, menjauh dari hal yang membuat traumanya semakin melebar.

Uniknya Mark punya cara tersendiri untuk membantu Azalea melawan sisi gelap dalam dirinya. Mark sampai menjauhkan ponsel dari Azalea, menyingkirkan benda-benda tajam dan obatnya diletakkan di tempat khusus. Azalea punya catatan pernah melakukan percobaan bunuh diri, so...

"Selamat sore," sapa Mark sedang membuka tumpukan kotak makanan di atas nakas samping ranjang. Wajahnya menoleh sebentar ketika mendengar suara gesekan tangan Azalea di atas ranjang.

Gadis itu diam saja, tidak memberi reaksi untuk sapaan Mark dan melanjutkan bangkitnya agar bisa duduk di tepi ranjang.

"Itu minumnya," Mark menujuk segelas air mineral. Azalea masih diam namun tetap mengerti permintaan Mark agar dia segera meneguk air bening. Usai Mark membuka kotak makanan tadi, lelaki itu lantas membawanya ke depan Azalea. "Makan dulu."

Azalea mengangguk, menyambut sekotak masakan Jepang tanpa berbasa-basi.

"Aca,"

Azalea berdehem.

"Gimana tidurnya?"

Azalea mengangguk ringan, "baik."

"Bagus ya kalau gitu."

Hening.

"Kamu—"

"Mark,"

"Ya?"

"Tadi aku gak mimpi apa apa, aku cuma tidur. Tapi rasanya aku bahagia."

Mark tersenyum riang, mengingat ucapan dokter yang menangani psikis Azalea, bahwa dia akan berada di bawah emosional yang tak menentu, menetapi trauma yang belum tentu sembuh dalam waktu yang diekspektasikan. Bisa saja Azalea mendadak sedih, bisa saja Azalea mendadak bahagia. We never know about it.

Never.

Layaknya sekarang, Azalea tiba-tiba saja makan dengan lahap, tidak seperti sebelumya yang hanya makan beberapa suap sebelum berhent. Setahu Mark, makanan Jepang seperti beef bowl ini bukanlah makanan favoritnya. Tapi, ya... Mark tetap lega.

"Mark,"

"Iya, Ca."

"Mamiku nelpon?"

Mark mengangguk, "everyday."

Kunyahan Azalea melambat, terpikirkan situasi ibunya sendiri namun di sisi lain, dia belum bisa memaksakan diri untuk pulang ke rumah.

Menemukan Azalea yang mulai melamun lagi, Mark segera bertanya, "kamu kenapa?"

"Mami... ada pesan penting gak?"

Mark lebih dulu mencerna kemudian menelan makanannya, "kata beliau—"

"..."

"Papi kamu kayaknya mau pulang dalam waktu dekat."

Dalam sekejap bulu kuduk Azalea merinding. Kalau papinya sampai tahu kekacauan kemarin, bisa-bisa maminya yang menjadi sasaran paling empuk dari amukan pria Watson tersebut. Cukup lama Azalea mempertimbangkan semuanya hingga kotak makan miliknya benar-benar habis.

Azalea melanjutkan, "aku kayaknya harus pulang."

Mark tersentak.

"Aku kepikiran sama mami..."

Tangan Azalea meraih gelasnya perlahan, bahkan meminum air mineral dengan tempo tidak beraturan. Tiba-tiba gadis itu tersedak membuat Mark semakin terkejut.

"Aca, pelan-pelan."

"Uhuk, uhuk— maaf, uhuk!"

"Gakpapa, tenangin dulu. Pelan-pelan."

Azalea mengangguk paham. Begitu sedaknya mereda, dia meminta Mark untuk kembali duduk setelah bangkit karena panik.

"I'm okay."

Mark menatap Azalea cukup serius, "kamu beneran mau pulang bi?"

"Aku takut mami kenapa-napa, Mark."

Pulang ke rumah dengan salah satu penghuninya adalah Hendery Fred itu gak mudah. Baik Mark dan Azalea belum tahu kabar orang itu sedari terakhir kali menyiksa Azalea sampai detik ini. Bahkan Mark belum bisa membayangkan bagaimana hasilnya kalau saja Azalea bertemu lagi dengan kakaknya.

"Mark."

"Yes."

"Mark... please carry me home."

Tatapan Azalea dan Mark saling menaut. Salah satunya berusaha meminta tolong, salah satunya lagi berusaha menguatkan. Untuk beberapa waktu tidak ada sama sekali percakapan yang terjali.

Tiba-tiba Mark tersenyum tipis.

"Kita pulang besok kalau gitu, okay?"

Azalea mengangguk, "makasih."

"My pleasure, bi. Eat more." Balasnya kemudian meraih tangan Azalea, mengecupnya dengan lembut dan penuh hangat. "Thank you for being my lover."





# siap siap ketemu tukang pukul

ARCADE ✓Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin