Chapter 37

9.4K 1.3K 172
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

'Vivian benar-benar kasar'

'gadis itu tega sekali merundung Aluna'

'kau lihat saja wajah sombongnya itu benar-benar membuatku muak'

'kasihan sekali Aluna harus mengalami nasib yang malang'

'kau benar kenapa tidak dikeluarkan saja gadis kasar sepertinya'

'benar-benar manusia hama'

Brianna mengerutkan keningnya saat melihat orang-orang berkerumun di sekitar koridor. Tak hanya itu mereka juga membicarakan mengenai Vivian dan Aluna. Sebenarnya apa yang terjadi?

'Max kau tau apa yang terjadi disini?' tanya Brianna membatin.

[Hari ini terjadi adegan dimana Aluna dan Vivian berkelahi tuan]

[Adegan dimana Vivian menampar Aluna dihadapan semua orang]

[Jika anda ingin melihat kejadiannya bagaimana, saya bisa memutar ulang kejadian tersebut tuan]

'oh bisakah?' takjub Brianna.

[Tentu bisa tuan]

[Anda cukup pejamkan mata anda, lalu saya akan menyalurkan kejadian ulang yang terjadi tadi dalam pikiran anda]

Brianna mengikuti instruksi Max. Ia perlahan memejamkan matanya, yang semula hanya gelap kini berganti menjadi sebuah adegan yang terjadi antara Vivian dan Aluna layaknya sebuah film.

"Halo Vivian. Ah ya, maksudku KAK Vivian" sapa Aluna ramah. Ralat, pura-pura ramah.

Vivian menghentikan langkahnya, disampingnya ada Olivia yang ikut berhenti. Keduanya serentak menoleh, Olivia menarik nafasnya panjang "Kali ini drama apalagi yang akan kau buat medusa!" Olivia bersedekap menatap Aluna dengan jengah.

Aluna tersenyum manis yang sayangnya terasa pahit dimata Olivia "Memangnya kenapa? Aku hanya menyapa saudariku bukan begitu Vivian?

"Tunggu, apa?! saudari katamu? Vivi apa maksud dari si medusa ini!?" bingung Olivia menatap Vivian yang kini tengah gelisah.

"Oliv aku bis-"

"Oh astaga, rupanya sahabat kakakku ini tidak tau jika aku dan Vivian menjadi saudara tiri. Hm, kupikir kalian sahabat dekat ternyata hal begini saja kau tidak diberitahu oleh Vivian. Atau jangan-jangan Vivian tidak menganggapmu teman dekat? Ya tuhan, sayang sekali padahal kau begitu menyayangi kakakku ini" Aluna memberikan tatapan prihatin namun ada nada mengejek di dalamnya.

BRIANNA [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang