16

187K 7.8K 459
                                    

Seorang wanita yang tak muda lagi namun kecantikannya tak pernah memudar tengah berjalan dengan tergesa, wajahnya memerah menunjukkan bahwa dirinya tengah menahan amarahnya. Sementara pria yang menjadi pasangannya tengah mengejarnya dan terus meneriakinya agar berjalan pelan dan hati-hati.

"Sayang pelan-pelan aja jalannya, nanti kamu jatuh"

"Awas kakimu capek nanti"

"Gak usah buru-buru, jalannya pelan-pelan aja"

Terlihat seberapa cinta pria itu pada wanitanya, namun segala ucapan pasangannya tak ia dengar. Ia harus segera menemui pemuda yang menjadi anaknya saat ini.

"Diem deh pa sebelum kamu gak dapet jatah malam ini" semburnya.

"Sayang..." Balasnya merajuk, gara-gara anaknya itu ia harus mengurangi jatah malamnya Rip buat daddy Kelvan. Wajahnya sudah memelas mendengar ancaman istrinya, tidak boleh jatah malam ini tak boleh hilang gumamnya yakin.

Mereka tiba didepan pintu mansion milik anaknya dengan sigap para penjaga segera membukakan pintu untuk tuan dan nyonyanya.

"NARAKA ZIRION SADR KELUAR KAMU" teriak Diana yang kesal pada anaknya. Kemana pemuda itu bersembunyi berani-beraninya dia mengabaikan panggilan sang mama.

"Sabar sayang nanti kamu jadi cepet tua, mukamu jadi ketarik dan rahangmu capek"

"Terus kalo aku udah jelek dan tua kamu jadi bosen terus ceraiin aku gitu maksud kamu" sembur sang istri. Kelvan hanya menganggkat tangan ia salah berbicara saat ini. Niatnya meredakan amarah sang istri namun malah seperti menyiram bensin pada api yang menyala.

"Bukan gitu maksud aku sayang"

"Udah deh pa, kamu diem aja, biar aku giling tu anak gak tau diri. Atau biar aku balikin lagi ke asalnya"

"Sabar sayang nanti kita giling bareng-bareng Narakanya oke" balas Kelvan, ingat pasal 1 istri selalu benar dan pasal 2 kalau istri salah kembali ke pasal satu.

Naraka menuruni tangga dengan santai setelah mendengar keributan di lantai bawah. Diana melotot geram melihat anaknya yang sangat santai seolah tak berdosa.

Diana menghampiri Naraka saat sampai dianak tangga terakhir. Tangannya terulur menarik telinga Naraka hingga sejajar dengan tinggi Diana mengakibatkan Naraka harus menunduk agak bawah.

"Aduh.... Mama telinga Naraka lepas awhhh" ucap Naraka hey tarikan Diana cukup kuat dan itu sakit untuknya. Lebih baik ia mendengar desahan Linka di telinganya daripada tarikan maut dari sang mama.

"Apa kamu, udah mama bilang ya jangan mainin anak orang Naraka"

Ternyata ini alasan kemarahan mamanya, Naraka melotot kearah papanya. Sementara pria itu hanya tersenyum miring hanya Diana dan hanya wanita itu yang bisa menyiksa Naraka atau mungkin calon menantunya selanjutnya yang bisa membuat Naraka kelimpungan.

"Naraka gak sengaja ma"

"Gak sengaja apanya hah, anak orang hamil Naraka. Kamu memang arghhh"

Ia melepas tarikan tersebut, memukul berulang kali punggung putranya. Naraka hanya bisa mengaduh meski tak keras, yang penting mamanya puas.

Kelvan menarik lengan Diana menahannya. Naraka sudah tersenyum senang saat Kelvan terlihat membelanya.

"Stop sayang nanti tanganmu jadi merah-merah terus sakit gara-gara mukul badan Naraka yang keras" sudah cukup Naraka tak tahan, harapannya yang tinggi terhempas seketika. Melihat papanya ternyata mengkhawatirkan mamanya.

"Salahin Naraka dia yang buat aku kesel tau pa"

"Iya aku tau sayang"

Diana ditarik menuju sofa oleh Kelvan ia memberikan minum yang ada di meja pada Diana. Dengan senang Diana menerima lagian ia juga haus sejak tadi berteriak pada kedua pria berbeda generasi tersebut.

Naraka's (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang