8. SALING SAYANG

502 43 12
                                        

Berhubung hari ini adalah hari terakhir Kanaya bersekolah, Elsa selaku sang Mama datang menjemput dan menemaninya berpamitan pada para guru dan teman sekelasnya.

Hal ini, jelas mengejutkan para teman sekelas Kanaya terkecuali Rajares yang memang sudah tahu semuanya.

Saat selesai berpamitan, Kanaya yang baru saja mau masuk ke mobil tiba-tiba dihampiri Rajares.

"Siang, Tante," sapa Rajares pada Elsa di dalam mobil.

Elsa balas menyapa sambil tersenyum ramah. "Nay, kalau mau ngobrol dulu, ngobrol aja. Mama tunggu kok."

Kanaya hanya mengangguk, lalu mengalihkan pandangannya pada Rajares.

"Kenapa?"

"Serius gak mau periksa?" tanya Rajares sepelan mungkin.

Kanaya berdecak sambil memutar mata. "Gak usah bahas itu, nanti mama gue denger."

Rajares mengangguk setelahnya, lalu mengambil sesuatu di dalam tasnya dan memberikannya pada Kanaya dengan segera.

"Ini apa?" heran Kanaya.

"Nanti juga lo tau. Bukanya nanti aja, pas di rumah."

Kanaya mengangguk, lalu menyimpan benda di dalam paper bag mini itu ke dalam tasnya.

"Nay."

"Hm?"

"Serius mau pergi?"

Kanaya hanya mengangguk sebagai jawabannya.

"Besok, gue pergi, Res."

"Malam ini, ada waktu buat gue nggak?"

Kanaya mengendikan bahu. "Gak tau."

"Gak ada ya?"

"Kita liat nanti. Gue mau balik, mau istirahat. Bye." Tersenyum tipis, lalu menepuk pundak Rajares, Kanaya langsung balik badan dan pergi.

Gadis itu masuk ke dalam mobil, tanpa mau menampakkan wajahnya lagi.

***

Test pack.

Kanaya langsung membuang sesuatu pemberian Rajares, yang ternyata isinya adalah sebuah test pack. Kanaya benar-benar tidak habis pikir, mengapa Rajares memberikan alat tes kehamilan padanya. Padahal, Kanaya setengah yakin bahwa ia tak hamil.

"Rajares bener-bener gila," Kanaya menjambak rambutnya kuat-kuat. Dadanya mulai bergemuruh. Kepalanya ingin meledak. "Gue gak hamil, dan gak mungkin hamil. Gue gak mau hamil, nggak, nggak," racaunya frustasi.

Kanaya benar-benar tak bisa membayangkan, kalau benar ada nyawa bayi tak berdosa di dalam perutnya.

Kanaya benar-benar takut akan masa depannya nanti, dan hari esok yang akan dijalani.

"Harusnya malam itu, gue dan Rajares gak ngelakuin itu."

Pada akhirnya, penyesalan datang di akhir.

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu yang menyapa telinga, membuat Kanaya bangkit dari posisinya. Dia sudah bisa menduga, bahwa yang mengetuk pintu itu Mama.

"Nay?"

"Bentar, Ma." Membuang napas kasar, Kanaya langsung bergegas menghampiri pintu dan membukanya.

"Nay, Mama izin keluar ya?"

"Kemana?"

"Dinner sama temen kantor Mama. Biasalah,  dinner perpisahan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAJARES | BAD HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang