"Man, gue bisa jelasin semuanya. Tolong dengerin gue dulu."
Dengan bekal menulikan telinga, Amanda terus berjalan pergi seolah tidak ada Rajares disampingnya. Aksi Rajares yang terus mengejar Amanda pun, tak luput dari banyaknya pasang mata.
Para murid bertanya-tanya, akan apa yang terjadi dengan keduanya.
"Man, gue sama Kanaya gak pacaran. Semalem dia cuma ngaku-ngaku. Tolong lah, percaya sama gue!" kesal Rajares, jengah sendiri.
Amanda mengibaskan rambutnya ke belakang, lalu menghentikan langkahnya dadakan, membuat dirinya dan Rajares hampir saja bertubrukan.
"Ngaku-ngaku?" Amanda melipat kedua tangan di depan dada, Rajares mengangguk setelahnya. "Serius, Kanaya cuma ngaku-ngaku?" selidiknya, masih tak percaya.
"Serius, suwer!" Rajares mengangkat dua jarinya. Membentuk peace.
"Seriusan?"
"Astagfirullah," Rajares menyugar rambutnya kasar. "Serius, Man. Gue mana mungkin sih, pacaran sama Kanaya. Lo kan tau sendiri, kita berdua cuma temen dari kecil. Gak lebih."
"Serius cuma temen?"
Demi apapun, Rajares ingin sekali mencabik-cabik tembok sekarang juga.
"Serius, Amanda."
"Temen doang, atau temen tapi demen?"
"Temen doang."
"Temen tapi demen?" Amanda terus memancing.
"Temen doang, astagfirullah."
"Tapi demen?"
"Nggak. We just friend!"
"Tapi demen, kan??"
"Nggak astagfirullah, Amanda." Rajares mengusap wajahnya kasar. "Tapi btw, demen itu apaan artinya?"
Amanda langsung berdecak, dan memukul dada Rajares. "Nyebelin kamu. Masa demen aja gatau, demen itu artinya suka!"
"Oh, gitu," cengir Rajares.
"Udah ah, aku makin males sama kamu." Amanda cemberut.
"Jangan males mulu dong, gue kan udah jelasin. Lagian Man, kenapa sih lo anggap serius ucapan Kanaya semalem?"
"Ya habisnya, ucapan dia kayak meyakinkan banget."
"Yang ucapannya meyakinkan, belum tentu kenyataan, Man. Mending sama yang pasti-pasti aja, contohnya lee mineral."
Amanda menahan tawa, dia langsung memukul Rajares membuat sang empu tertawa kecil. Rajares memang jago mengubah suasana.
"Woy, Rajares!"
Sang pemilik nama, bahkan Amanda mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara. Dilihat oleh keduanya, ternyata Kanaya. Gadis dengan ciri khas kuncir satu asal itu, menghampiri keduanya, sambil menenteng sebuah paper bag yang entah isinya apa.
Saat Kanaya berhasil berdiri di hadapan keduanya, Rajares tiba-tiba menggenggam erat jemari Amanda, dan itu jelas tak luput dari penglihatan Kanaya.
Kanaya yang melihat itu hanya berdecih. "Kalau lo mau panas-panasin gue, sorry gue gak panas. Tadi pagi abis mandi air dingin, jadi dinginnya masih kerasa. Liat lo gandeng Amanda, gak ada panas-panasnya sekali di mata gue, Res," kekeh Kanaya seraya maju, lalu meraih satu tangan Rajares, dan mengalih tempatkan paper bag di tangannya ke tangan Rajares.
Rajares dan Amanda masih diam kebingungan.
"Itu hp buat lo. Gue beliin itu, bukan semata-mata buat kita saling kabar-kabaran. Tapi itu wujud tanggungjawab gue aja, gak lebih," jelas Kanaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAJARES | BAD HUSBAND
Teen Fiction"Dicari, suami dan ayah pengganti untuk Kanaya Tabitha dan calon anaknya."
