BAB 48 : Pertengkaran Pertama

Mulai dari awal
                                    

"Iya. Mereka pernah hampir dijodohkan sama Almarhum Opa Rio karna saking dekatnya satu sama lain. Arsen gak pernah cerita sama kamu?"

"Ck, itu kan dulu, Mba" potong Tante Lily.

"Iya, itu kan dulu, Mba" Tante Nissa, mamanya Ilana, ikut menyahuti.

"Tapi kan tetap aja mereka pernah dijodohkan. Seandainya Ilana gak lanjut kuliah S2 di Belanda, pasti sekarang mereka udah nikah"

"Mba Diana!" tegur Tante Lily.

"Mba gak boleh ngomong begitu. Mereka sudah punya jalannya masing-masing. Maaf yah, Nay"

"Iya gak apa-apa, Tante"

Setelah itu Nayara tidak lagi melirik ke arah Arsen dan Ilana. Dirinya mencoba mencerna semua informasi yang baru saja dia dengar. Arsen mempunyai sepupu bernama Ilana dan mereka sangat dekat. Saking dekatnya mereka, sampai-sampai kakeknya Arsen berniat menjodohkan mereka berdua.

Kenapa Arsen gak pernah cerita tentang ini?

------------------------------------------------------------------

"Ara, kenalin ini Ilana, sepupu aku. Ila, ini Nayara"

"Hai, aku Ilana. Panggil aja Ila atau Lana"

"Nayara"

"Kamu kok mau sih, Nay, sama Bang Al? Dia kan kaku, dingin, nyebelin-..."

"La!"

"Apa? Aku bener kan? Abang tuh emang kaku, dingin, nyebelin"

"Kamu gak usah jawab pertanyaan dia"

"Jangan dengerin Bang Al, Nay. Please jawab pertanyaan-..."

"Ck. Anak ini emang berisik. Kamu makan aja yah. Aku mau balik manggang daging lagi. Bye"

Sesingkat itu? Iya, sesingkat itu perkenalan Nayara dan Ilana. Arsen dengan cepat menarik Ilana pergi dan setelah itu, sepanjang malam, Arsen lebih banyak menghabiskan waktu dengan sepupu yang hampir dijodohkan dengannya itu.

Arsen tidak sepenuhnya melupakan kehadiran Nayara. Beberapa kali dia menghampiri Nayara, memberikan daging yang dipanggangnya dan mengobrol sebentar, lalu kembali lagi ke tempat Ilana. Begitu terus sampai waktu menunjukkan pukul setengah sembilan malam.

Satu per satu Om, Tante dan sepupu-sepupu Arsen lainnya pulang, meninggalkan kediaman Lily dan Tristan, kembali ke rumah mereka masing-masing dan hanya menyisakan si pemilik rumah —Lily dan Tristan—, Arsen, Kaila, Ilana, Oma Rhea dan dirinya di dalam rumah besar itu. Orang-orang yang disebutkan tadi memiliki alasannya masing-masing kenapa masih tetap tinggal di rumah Lily dan Tristan.

Pertama, Oma Rhea. Beliau tetap tinggal karena memang akan menginap di rumah ini selama beliau di Jakarta. Kedua, Kaila, selain karena rumah ini adalah rumah orang tuanya, besok adalah hari liburnya. Jadi, dia tidak perlu kembali ke rumah sakit malam ini, kecuali ada panggilan urgent. Ketiga, Ilana, dia juga memilih menginap di rumah ini karena katanya masih kangen dengan Oma Rhea dan ingin menghabiskan satu malam bersama Oma Rhea sebelum besok pindah ke rumah orang tuanya. Terakhir, Nayara. Dia baru mau pamit pulang.

Setelah berpamitan pada Lily, Tristan, Oma Rhea, Kaila, dan Ilana, Nayara berjalan ke arah mobil Arsen yang sudah menyala karena si empunya mobil sudah berada di balik kemudi, menunggunya berpamitan. Ketika Nayara sudah berada di dalam mobil dan seatbelt sudah terpasang di tubuhnya, Arsen mulai mengendarai mobilnya meninggalkan rumah putih besar itu.

Selama setengah perjalanan, Nayara tidak membuka suaranya sama sekali. Dia hanya diam dan memandang keluar jendela mobil. Sejak meninggalkan rumah laki-laki itu, Nayara ingin sekali mengeluarkan uneg-unegnya pada Arsen. Dia ingin menanyai Arsen tentang Ilana dan fakta kalau mereka hampir dijodohkan. Dia ingin memarahi Arsen yang lebih banyak berada di samping Ilana dibanding di sampingnya. Bukankah seharusnya Arsen menemaninya saat dirinya ditanya-tanya oleh para tantenya? Nayara ingin menumpahkan semuanya, tapi badannya sudah terlalu lelah untuk marah-marah. Jadi, Nayara memilih diam dan mengabaikan Arsen sampai nanti dia tiba di apartemennya.

Enchanté, Ex!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang