“Yaaah padahal dia tipe gue banget, imut, cantik, menggemaskan.” Lamunnya di kamar asramanya.

“Kak Seungwoo dicariin kak Seungsik, katanya nanti malem jadi mabar gak? Chat dia belom kakak bales katanya.” Ucap Byungchan masuk ke dalam kamar. Byungchan satu kamar dengan Seungwoo di asrama, karena permintaan orang tua Byungchan agar Seungwoo mengawasi sepupunya itu.

“Iya nanti gue bales. Eh Chan, temen lu tadi siapa namanya?”

“Temen yang mana?”

“Yang bening, eh maksud gue yang gue kira cewek.”

“Oh… Wooseok, kenapa?Mau lu deketin ya? fans dia banyak kak, takut lu kalah saing.”

“Hmm… gitu ya.”

“Mending jangan deh kak, dia juga orangnya cuek gak gampang luluh dia.”

“ Masa sih? BTW dia tinggal di asrama juga kan?”

“Iya lantai 5.”

“Oke gue ke sana dulu deh pantengin, siapa tahu dia lewat.” Ucap Seungwoo kemudian bergegas keluar kamarnya dan turun ke lantai 5.

“Jangan lupa bales chat kak Seungsik!” teriak Byungchan.

Satu jam Seungwoo duduk di tangga asrama lantai 5, namun tidak juga dia lihat Wooseok di sana. Apa dia belum pulang? Ini sudah jam 7 malam. Apa dia tidak pulang ke asrama, tapi pulang ke rumahnya?

Triiing
Woo, jd mabar kgk?

Seungsik mengirimnya pesan. Akhirnya Seungwoo memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Di saat dia akan naik tangga, sebuah pintu terbuka dan Seungwoo melihatnya. Itu Wooseok yang sedang menenteng handuk dan sebuah tas mandi. Mata Seungwoo yang awalnya lesu langsung segar kembali.

Si bening muncul Seungwoo berjalan menghampiri Wooseok.

“Hai.” Sapa Seungwoo, Wooseok menengok sebentar, kemudian dia kembali berjalan menuju kamar mandi. “Mau mandi ya? mau gue jagain gak? Takutnya ada yang jahilin lu.” Wooseok tetap diam. “Apa mau mandi bareng?” Wooseok langsung berhenti melihat Seungwoo. “Mau ya?”

"Maaf kayaknya lu salah asrama deh" ucap Wooseok.

"Nggak kok, ini asrama cowok. Lu juga tinggal di sini kan?" Ucap Seungwoo, Wooseok melihat senyuman Seungwoo.

Wooseok menatapnya sebentar, sepertinya dia sudah sadar Wooseok itu laki-laki.

"Maaf gue gak kenal lu." Ucapnya ketus

"Ya kenalan dong! Halo gue Seungwoo kelas 12, gue tau lu Wooseok kelas 11."

"Udahan kan kenalannya? Yaudah gue permisi mandi dulu." Wooseok berjalan meninggalkan Seungwoo.

"Gak jadi mandi bareng?" Wooseok lalu mempercepat langkahnya.

"Gemes banget sih."

***

Seungwoo berjalan menyusuri lorong kelas, dia datang pagi-pagi sekali dengan niatan meletakan sarapan di loker milik Wooseok. Dia sudah bertanya pada Byungchan yang mana loker Wooseok.

"Kata si Buyung no.27, nah itu dia." Dia membuka lokernya namun saat dia melihat apa yang di dalamnya dia cukup kecewa. Sudah banyak makanan dan minuman yang diletakan di sana, ternyata dia bukanlah orang pertama yang meletakan makanan, ditambah lagi sandwich dan susu yang dibelinya begitu terlihat sederhana dibandingkan bekal-bekal yang lain. "Dia populer banget ya?" Seungwoo mengurungkan niatnya dan membawa kembali makanan itu dan berjalan lesu menuju kelasnya.

"Woy! Tidur mulu lu! Gue tungguin mabar juga." Seungsik datang ke kelas menepuk punggung Seungwoo.

"Sori Sik gue lupa." Ucap Seungwoo terbangun.

"Iya dimaafin karena tadi malem gue menang haha. Kenapa lu gak ikutan Woo?"

"Lagi gak selera."

"Hmm? Tumbenan."

"Eh Sik lu tau Wooseok anak kelas 11 gak?" Tanya Seungwoo, apa Seungsik tau mengenai kepopuleran Wooseok juga?

"Wooseok incerannya Sejun itu?"

"Hah inceran Sejun?"

"Yang cantik itu kan? Sejun udah 10 kali ditolak dia kayaknya. Dia populer banget Woo, saingannya gak cuma cewek tapi cowok juga, mana anaknya cuek bebek banget, dikasih bunga dia diem aja, dipaksa terima bunganya malah dibuang, ngenes banget deh nasib Sejun."

"Populer banget ya? Kok gue baru tahu ya."

"Kenapa? Lu... naksir dia juga ya?" Tanya Seungsik, Seungwoo mengangguk. "Nyerah aja deh Woo, lu tahu nggak, dia hampir tiap hari buang-buangin makanan dari lokernya, karena gak pernah dia makan."

"Tadi gue mau ngasih, tapi bekal yang lain keliatan mewah banget dibanding gue." Ucap Seungwoo menunjukan sandwich dan susu dalam kantong plastik.

"Yaiyalah! Yang lain ngasih mewah aja gak dimakan, elu bermodal sandwich yang dibeli di kantin asrama, itu mah gue juga sering beli."

"Yaaah, sedih deh gue Sik."

"Bersabar ya Woo ini ujian. Sejun aja sabar banget." Ucap Seungsik menepuk pelan punggung Seungwoo.

Hari itu Seungwoo terlihat tidak semangat seperti biasanya, padahal rencananya hari itu dia akan pergi ke kelas Wooseok untuk menyapanya, mendengar penuturan Seungsik dan Byungchan, dia mengurungkan niatnya.

"Sejun aja yang lebih bermodal dari gue ditolak dia, apalagi gue." Seungwoo memandang pantulan wajahnya di cermin setelah dia selesai mencuci tangan di wastafel toilet. Saat dia akan keluar dari toilet, dia bertubrukan dengan orang yang dari tadi menghiasi fikirannya. "Seok?!" Wooseok terlihat panik dan menengok ke belakang.  Sepertinya ada yang sedang mengejarnya. Seungwoo kemudian menarik tangannya dan masuk ke gudang penyimpanan yang ada di toilet.

"Ngapain lu...?" Mulut Wooseok langsung ditutup tangan Seungwoo.

"Sssttt... diem."

"Wooseok!" Teriak beberapa orang di luar sana, itu suara perempuan. Dia bahkan masuk ke dalam toilet dan membuka setiap bilik yang ada

Nekat banget!

Tidak terdengar apa pun lagi, sepertinya mereka sudah pergi.

"Kayaknya udah gak ada deh." Bisik Seungwoo. Seungwoo kemudian memandang wajah Wooseok yang begitu dekat dengannya.

Sempurna ciptaan Tuhan! Dek boleh gak aku mengisi hatimu? 

Disaat Seungwoo sibuk mengagumi keindahan Wooseok, Wooseok...

"ADUH!" menggigit tangan Seungwoo yang dari tadi membekap mulutnya. "Sakit Seok!"

"Udah tau udah pergi, kenapa mulut gue masih ditutup? Sesak tau." Omel Wooseok, dia membuka pintu gudang dan melihat di sekeliling toilet sudah tidak ada siapa pun.

"Jutek banget sih." Gerutu Seungwoo.

"Udah aman. Makasih ya udah bantuin gue." Ucap Wooseok.

"Iya sama-sama senang bisa membantu."

"Yaudah gue pamit dulu, baayy."

"Eh tunggu dulu!" Seungwoo menahan tangan Wooseok. "Masa langsung pergi gitu aja."

"Terus lu mau apa?"

"Gak ada yang gratis di dunia ini Seok, gue mau imbalan karena udah bantu lu."

"Gue udah ngucap makasih."

"Not enough lah!"

"Terus?"

"Nanti lu langsung balik ke asrama gak? Temenin gue makan siang dulu ya!"

"Cuma nemenin lu makan aja? Oke."

Yess!

"Oke Seok sampai jumpa nanti! Nanti gue tunggu depan gedung 1 ya." Seungwoo pergi melambaikan tangan dengan senang.






Corat Coret Seuncat Donde viven las historias. Descúbrelo ahora