39.1 tri deg naw, un: ffoniwch fi beth rydych chi ei eisiau

5.7K 577 168
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Giselle telah tiada, Dave?"

Seorang pemuda berambut pirang dan bermata merah menatap sahabatnya dengan kesal lantaran sikap acuh dari pemuda bermarga Dirgantara di hadapannya.

Masih berkutat dengan tumpukan berkas-berkas di mejanya yang seperti tiada habisnya padahal kedua matanya tengah fokus menatap layar laptop di hadapannya.

"kudengar begitu" jawab pria berusia 36 tahun itu dengan acuh.

Memijit keningnya ngilu, pria bermata merah mendengus kesal. Ingin rasanya menonjok wajah sahabatnya selama tiga decade tersebut. Demi apapun, saudari sepupunya tiada namun pria berambut klimis ini masih saja berkencan dengan laptopnya. Demi Tuhan!

"keputusan kakek membawa Genevieve ke Rufflelionaires memang benar, baru kali aku tidak berani mendebatnya. Perlakuan kalian pada Giselle disini membuatku sakit kepala setiap kali memikirkannya. Dave"

Menghentikan kegiatan mengetiknya, Dave mengalihkan pandangannya pada sahabatnya setelah terdiam beberapa saat, pria muda itu berkata dengan suara yang pelan dan matanya yang sayu, tidak terbaca. Jujur saja, Dave sangat lelah dengan semua urusan keluarganya.

"Membangun keluarga Dirgantara yang telah jatuh jauh lebih menyita waktuku, Dash. Kau bahkan lebih mengetahuinya lebih dari siapapun. Kau selalu bersamaku selama ini"

Pria bernama Trayvon Alexzander Dash Damien Rufflelionaires itu terdiam. Ya, memang benar, membangun keluarga dan perusahaan yang telah hancur lebur jauh lebih susah daripada mendirikan sebuah perusahaan baru. Zander atau yang lebih dikenal dengan sebutan Dash Damien di dunia bawah ini mengakuinya.

Aditama Dirgantara, pria yang telah dititipkan kerajaan bisnis klan Dirgantara memang benar-benar tidak berguna. hampir 76% harta telah habis terkuras digunakan oleh istri dan anak tirinya untuk berfoya-foya dan berjudi, yang mengakibatkan hampir mayoritas perusahaan dan badan usaha milik klan dengan 236 tahun sejarah inipun berada diambang kebangkrutan.

Padahal, Aditama Dirgantara bukanlah pewaris sah dari klan Dirgantara, melainkan adik bungsunya yang masih berusia 2 tahun, Arga Davelion Dirgantara.

Karena pada saat meninggalnya Komensaris Utama Dirgantara Group saat itu, Luden Dirgantara, usia Dave masih sangat kecil dan belum mampu mengurus kerajaan bisnis klan Dirgantara, para tetua sepakat menunjuk Aditama, yang telah berusia 23 tahun sebagai komensaris pengganti hingga usia Dave dianggap layak untuk memimpin sebuah klan.

Namun, Aditama yang tidak berminat pada perusahaan memberontak dan menekuni cita-citanya sebagai produser musik, sehingga mengakibatkan para tetua yang sudah seharusnya pensiun dan menghabiskan waktu bersama keluarga, menggantikannya.

Karina, We Love You! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang