Surat Undangan 2/2

591 45 11
                                    

Tau sejarah dimana seorang bocah ngasih makan kaiju pake coklat ga? Tau EGIS SQUAD? Kalo tau, pasti kenal dong dengan kadet paling sabar dan rada nyerempet polos, sekaligus penjinak tiga ultra sekaligus. Pernah saya tanya ke temen, malah dikira pakan ikan koi, lupakan tentang pakan ikan koi.

Di kantor EGIS yang kebetulan juga lagi libur bin free day, tiga ekor (?) Ultra terlihat sedang berbincang ria diatas sebuah kaleng rengginang warna merah dengan gambar keluarga tanpa bapak. Dapet darimana? Dikasih sama Hikaru yang abis dari Indonesia katanya.

"Ah... Capek " keluh ultra bertanduk tiga. Taiga.

"Tapikan kamu ngga ngapa ngapain Taiga." timpal ultra biru yang sedang memainkan duit receh layaknya suriken. Fuma.

"Ya gimana ya ngomongnya." ragu Taiga.

"Karena dunia udah damai?" Kali ini si ultra ketiga yang berbicara. Titas.

"Bisa jadi, aku juga bosen... Kemana niichan?" Tanya Fuma karena merasa rekannya yang sangat penyabar tak ada di tempat.

Pintu EGIS terbuka, seorang pemuda yang dikenal sebagai Hiroyuki Kudo masuk dengan perlahan kemudian berjalan menemui ketiga teman ultranya "Ada yang mencari saya?" Tanyanya.

"EH EMAK! EMAK!!" Latah Fuma dan Taiga yang sepertinya sedang bengong berjamaah.

Sementara Titas yang menyadari kehadiran Hiroyuki, menjawab "Itu si Fuma" sambil menunjuk dengan sedikit menelengkan kepalanya.

"Kenapa nyariin? Kangen ya?" Ledek Hiroyuki sambil meletakkan barang bawaannya di kursi yang ada di sana.

"Sorry aja, tapi saya cuman nanya. Tidak bermaksud merindukanmu." bela Fuma pada dirinya sendiri. Tsundere-nya kumat ya begini nih.

"Boleh juga nih anak." cetus Taiga.

Fuma melirik "Hah?"

"Ngga..."

Hiroyuki menggeledah tasnya, ngambil secarik kertas dari dalem sana terus kasih tunjuk ke tiga ultra tadi "Aku dikasih surat sama Eren eh burung maksudnya." Hiroyuki spontan nabok mulut sendiri sambil membatin 'ampun reader' karena salah berucap.

"Gila, pake burung ga tuh?" Fuma yang agak tertarik dengan si surat memutuskan terbang menghampiri Hiroyuki kemudian duduk di pundaknya. "Apa kita kembali ke jaman kerajaan bumi?" Celetuk Taiga dengan polosnya. Pak Taro, anak mu pak!!

"Apa hubungnnya?" Heran Titas, menatap sahabatnya dengan penuh rasa tanya. Taiga balas menatap "Surat dan burung. Ayahku pernah cerita, kalo di bumi jaman dulu pake surat kalo kirim kabar atau semacamnya."

"Ngga harus jaman kerajaan juga... Jaman sekarang aja masih. Ini buktinya." Fuma, Taiga dan Titas hanya menatap Hiroyuki datar. Kalo bukan rekan udah di kousen kamu Hir, kira kira begitu isi pikiran mereka bertiga. "Jangan tatap aku kaya gitu. Malu tau." modus Hiroyuki sambil nutupin mukanya sendiri pake tangan.

"Halah." Fuma membuang muka, Taiga mengompori "Biasa malu maluin juga." Titas hanya membuang napas, dia capek punya dua sahabat macem Taiga juga Fuma. Karena gabut, dia berinisiatif membacakan isi surat tadi "Sini, biar ku bacain."

Hiroyuki mah nurut aja, orang dia nak alim. Dikasihnya itu surat ke Titas yang masih dalam bentuk agak transparan? Gimana nyebutnya dah, bingung saya. Hiroyuki duduk, Fuma yang tadinya nangkring di pundaknya Hiroyuki malah turun terus narik Taiga biar duduk bareng diatas pangkuannya Hiroyuki.

(Ngga sekalian di pelaminan aja? /PAAK/)

Abaikan saja author jahanam book ini. Titas mulai membuka surat tadi dan mengambil posisi layaknya host panggung acara lalu berdehem "Kepada Ultraman Taiga, Titas dan juga Fuma di tempat, kasian nganggur gegara ngga ada panggilan tugas sama udah ngga ada kaiju." Titas tertegun, bukan karena terharu, bukan... tetapi surat macem apa ini woi!

Ultra HolidayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang