CINTA KITA 1

45.9K 2.1K 173
                                    

"Saya nikahkan engkau, saudara Zean Argazel, bin Shanio Natio. dengan anak saya yang bernama Acelia Queen. dengan mas kawin berupa 800 gram logam mulia, dan 50% saham keluarga Natio. dengan seperangkat sholat dibayar tunai!" 

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Acelia Queen binti Zahran Alexander dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" kata Zean dengan lancar.

"Gimana para saksi, sah?" tanya penghulu. "SAH!"

Zean dan Acel yang awalnya gugup sekarang sudah rileks setelah ijab kabul sudah dilakukan.

Selang beberapa jam.

Acara resepsi, para tamu undangan pernikahan naik keatas pelaminan.

"Gerah, pakai gaun begini!" kesal Acel. "tahan sebentar sayang, cuma sampai malam doang. nanti kamu ganti baju bebas lagi, kok." Acel mengangguk.

"Aku mau keteman-teman, Zean." kata Acel.

"Ayo aku antar, gaunnya panjang ini." jawab Zean.

Acel mengangguk, Zean angkat gaunnya Acel, dia antarkan Acel sampai pada teman-temannya yang sedang duduk.

"Aku ke Papa sama Mama dulu, ya?" tanya Zean. "oke, Mas!" Zean pergi menuju orang tuanya.

"Adek lo mana? Cel?" tanya Indah. "Marsha lagi otw kesini," jawab Acel.

"Boleh gua gabung? sepi banget gua sendiri. Cel, teman-teman gua gak bisa datang, ada urusan." kata Aldo. "iya, sans.. gpp."

"Yaelah, Do. tinggal gabung, ribet banget lo!" cetus Atin. "lagian, genk kita sama genk lo itu dekat juga. bawa santai aja, kali!" sambung Indah. 

"Tetap aja, beda! genk kalian perempuan, sementara genk gua laki-laki semua." kata Aldo dengan duduk dikursi.

"Do, Kakak lo ketua band? sumpah! gila.  Kakak lo keren banget, anjir! keren iya, ganteng iya. the best banget!" puji Atin.

"Tapi, dia susah untuk bergaul dengan orang-orang. cueknya minta ampun, kulkas aja sampai kalah." kata Aldo.

"Ajak Kakak lo main motor, bawa dia gabung genk lo, Do!" usul Atin. "mana mau dia, Kakak gua gak suka sama yang namanya genk-genk gitu. gua aja suka dilarang sama dia, dia itu lebih ke bisnis orangnya." jawab Aldo.

"Kok gue makin penasaran si sama Kakak lo, gimana si wajahnya? lo punya fotonya?" tanya Acel.

"Yaelah, Cel. ketinggalan sepuluh ribu abad! band yang lagi terkenal itu loh.. kalau gak salah, nama bandnya Adelion Team." kata Indah.

"Benar! Adelion Team itu adalah nama band Kakak gua, mereka terdiri dari tujuh orang doang." jawab Aldo.

"Siapa aja?" tanya Acel. "Adelio, Floran, Vivi, Miraz, Lolo, Ollan, dan Oniel." Aldo menjawab.

"Itu Marsha!" Indah menunjuk Marsha yang baru saja datang.

Marsha bersalaman kepada kedua orang tuanya, dia juga bersalam pada Zean. Marsha turun dari pelaminan dengan perasaan begitu sesak, dia berusaha rileks depan semua orang, dia duduk disebelah teman-temannya.

"Maafin saya Sha, saya cuma cinta dengan Kakak kamu saja. saya sama sekali tidak ada rasa dengan kamu" batin Zean.

Yang tau Marsha menyukai Zean, hanya lah Anin dan Zean saja. Acel sama sekali tidak mengetahui itu, tidak ada yang tau selain Anin dan Zean.

"Sha, kenapa gak datang dari awal?" tanya Acel. "gpp, gue cuma lagi mager aja."

Acel membuang nafasnya panjang. pasalnya, Marsha sangat berubah semenjak Zean dan Acel berhubungan. bahkan, sampai mereka menikah Marsha selalu berdiam diri dikamar.

"Kakak lo mau ke Indonesia, Do? kapan? gue mau ketemu tau sama Kakak lo!" tanya Acel. "udah gua bilang, beberapa hari lagi!" jawab Aldo.

"Katanya Kakak lo ngurusin perusahaan juga di Indonesia, gak capek kah?" tanya Indah. "iya, dia nerusin perusahaan Papa. cuma perusahaan Papa udah ditanganin oleh sekretaris perusahaan."

"Maaf ya, kalau gue banyak tanya. Papa lo meninggal dari kapan?" tanya Acel. "saat gua kecil." Aldo tersenyum tipis.

"Kok bisa?" tanya Acel. "Papa gua dibunuh sama orang, entah itu siapa? gua juga gak tau."

"Kenapa gak lo lapor polisi?" tanya Acel. "sudah bertahun-tahun lamanya, Cel. polisi juga gak dapet bukti sama sekali atas kasus pembunuhan Papa. jadi, gua sama Kak Adelio memutuskan untuk mencarinya berdua aja." jawab Aldo.

"Nyokap lo masih ada kan?" tanya Acel. "masih, setelah kepergian Papa, nyokap gua tinggal di Inggris. gua dan Kak Adelio gak mau ikut, kita hanya berdua di Indonesia aja." jawab Aldo.

"Gila! setau gue, dulu perusahaan Papa lo itu ada diperingkat kedua Asia. yang pertama itu perusahaan Natio Entertainment punya keluarga Zean. sekarang, Hapsari Entertainment yang pertama. gila! keren si." puji Indah.

"Kak Adelio gak ada obat kalau udah kerja." antusias Aldo mengacungkan jempolnya.

"Gini-gini gua ganteng, kayak Adelio!" pede Aldo.

"IDIH, NAJIS! NAJIS BANGET GUA NGELIATNYA." sewot Atin.

Acel dan Indah yang mendengar itu tertawa.

Aldo memutar bola matanya malas, dia menoleh pada Marsha yang berada disampingnya. "Sha, diam aja kamu dari tadi. kenapa?" tanya Aldo. "aku malas ngomong, Do."

"AKU? GAK SALAH DENGAR?!" Aldo sedikit kencang suaranya. "bisa gak si?! gak usah kencang ngomongnya!" Marsha menutup mulut Aldo menggunakan jari telunjuknya.

Aldo terdiam, dia menatap Marsha yang berada dihadapannya, tangan Marsha masih berada dibibirnya Aldo. Marsha menatap Aldo, pandangan mereka bertemu.

Atin berdehem, Acel dan Indah pun ikut berdehem. Marsha menarik tangannya kembali, Aldo masih shock dengan kejadian yang baru saja terjadi padanya.

Ini pertama kalinya Marsha menyentuh Aldo, bahkan menggunakan telunjuknya dibibirnya, dada Aldo berdegup lebih kencang tidak terkendali.

"Aduh, anjing! dada gua!" pekik Aldo memegang dadanya. "KENAPA? DO?" tanya mereka serentak. "gua mau terbang tinggi, gak kuat banget disentuh bidadari." jawab Aldo.

Bugh!

Bugh!

Plak!

Aldo mendapat pukulan dari Acel dan teman-temannya, Aldo mengelus kepalanya, dia digeplak oleh Acel.

"Sakit banget, Cel." Aldo meringis.

"Kamu gpp?" tanya Marsha.

Aldo menoleh pada Marsha, bukan hanya dia. Acel, Indah, dan Atin juga sama.

Marsha menatap kedua bola matanya Aldo. "ganteng juga, tapi dia akan ngejaga gue, gak? ya? secara Aldo nakal banget." batinnya.

Tangan Marsha terangkat mengelus kepala Aldo.

"C-Cel, gua ma----" Aldo terbata. "mau apa anjing?! ngomong jangan setengah bangsat!" kesal Acel. "gua mau ping-" belum Aldo selesai bicara, Marsha mengecup pipi Aldo dari samping.

Cup!

"Pingsan." Aldo terpingsan dengan terjungkir balik kebelakang.

BRUK!

Acel tertawa, semua para tamu juga ikut tertawa.

Zean langsung berlari menghampiri Aldo yang terpingsan.

"Bukannya dibantuin, malah diketawain. kasian Aldonya, udah pingsan, jatuh kebelakang pula!" Zean mengangkat tubuh Aldo hingga berdiri, dia merangkul Aldo.

"Astaga! Marsha. main nyosor-nyosor aja lo!" pekik Atin.











VOTE, TIDAK MAKSA. HARGAI, KETIKA SUDAH MEMBACA. TERIMAKASIH..

CINTA KITA END✓ [ TELAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang