“Heh, Adrian,” sapa Bu Jasmin, si tukang gosip di kompleksku.

“Kenapa, Bu?” tanyaku.

“Mau pergi ke mana kamu!”

“Bukan urusan Ibu,” lalu aku berjalan melewatinya.

“Heh, nggak sopan, ya, kamu! Ditanya jawabnya begitu!”

Lantas, aku menoleh dan mendekat kepadanya.

“Aku mau pergi ke warung Bu Inem,” ucapku.

“Mau ngapain? Nggak mungkin, kan, kamu mau beli makanan di sana?” seperti biasa Bu Jasmin seperti tahu segalanya tentang keluargaku.

Aku tak menjawab, lalu pergi begitu saja. Karena hanya akan membuat sakit hatiku saja.

Suara sandalku terdengar bak alunan nada mengiringiku setiap ayunan langkah.

“Assalamu’alaikum, Bi .…”

“Wa’alaikumsalam. Eh, Adrian mau beli nasi?” belum aku bicara apa-apa dia sudah bertanya perihal itu, sebenarnya malu berutang seperti ini.

“Anu, Bi, maaf sebelumnya. Aku di sini bukan mau beli, tapi mau utang dulu. Boleh nggak, ya, Bi?” tanyaku sembari menunduk.

“Ya boleh, jangan takut begitu. Ayo, duduk dulu, Adrian.”

Kemudian aku duduk di bangku kecil, warung yang cukup ramai menurutku banyak orang yang mampir untuk makan di sini.

“Tumben, nggak bareng sama Asih,” ucapnya sembari melayani pesananku.

“Asih masih di sekolah, Bi.”

Ia hanya mengangguk. “Mau pake ayam nggak atau rendang?”

Aku menggeleng. “Nggak perlu, Bi, nasi sama orek tempe aja.”

“Loh, kok, gitu? Ibu tambahin ayam aja, ya. Jangan takut sama Bibi. Nanti Bibi kasih diskon, kok,” ucapnya.

“Lalapan mau nggak Adrian?” tanyanya lagi.

“Nggak usah, Bi. Itu saja sudah cukup untuk kami berempat,” jawabku.

“Kok, berempat? Bukannya berlima?” tanyanya.

“Bapak lagi pergi kerja ke Kalimantan, Bi,” jawabku.

“Oh, pergi udah lama?”

“Baru pergi tadi pagi.”

Ia hanya mengangguk, kemudian memberikan nasi lengkap dengan lauknya kepadaku.

“Em, Bi, boleh tanya sesuatu?”

“Tanyakan saja, Adrian.”

“Maaf sebelumnya, Bibi butuh orang buat kerja di sini nggak? Aku pengin kerja,” tanyaku, sebenarnya takut mendengar jawaban yang tidak enak dari Bibi Inem.

“Wah, boleh. Kamu beneran mau kerja? Kebetulan anak Bibi yang gadis, yang biasa bantu, sekarang lagi kuliah di luar kota. Jadi, Bibi biasanya kewalahan. Kalau kamu mau, boleh jadi pelayan sama cuci piring.”

THE DEVIL OF MOM [ Selesai dan Lengkap ]Where stories live. Discover now