MY LUNA IS A VAMPIRE [END-TAHAP REVISI]

PROLOG

Seorang gadis tengah berlari begitu kencang menyusul orang tua, keluarga, serta klannya yang sedang berperang. Setelah sekian lama berlari akhirnya dia tiba di lapangan yang begitu luas sebagai medan pertempuran.

Matanya mengedar melihat banyak sekali korban yang sudah tumbang dari klannya yaitu klan Vampire. Hanya tinggal tersisa dari vampire bangsawan saja yang masih bertahan, karena vampire bangsawan memiliki kekuatan yang lebih tinggi dari vampire biasa.

"Alice! Sedang apa kau berada disini?" Ucap seorang wanita dengan raut wajah khawatir menatap anaknya.

"Aku ingin membantu kalian Ibu."

"Tidak! Lebih baik kau pulang saja! Berbahaya jika kau berada disini," kali ini Ayahnya yang menghampiri mereka, menatap anaknya marah.

"Tapi Ayah-!" Alice tersentak saat Ayahnya menarik tangannya tiba - tiba. Yang ternyata di belakangnya sudah ada serigala yang akan menerjangnya.

"Insley, kau bawa Alice pergi! Disini berbahaya," ucap Bern lalu menghadang serigala berbulu hitam besar itu.

Insley mengangguk lalu menarik anaknya pergi menjauh dari medan pertempuran.

Alice menggeleng tidak ingin pergi, mencoba untuk melepaskan diri. "Tidak Ibu, kita tidak boleh pergi. Jika kita pergi Ayah akan mati terbunuh oleh mereka," ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Alice memiliki kemampuan bisa melihat masa depan, ia bisa melihat jika Ayah nya akan mati terbunuh.

Insley menegang mendengar penuturan anaknya, tapi tak urung ia pun terus menarik Alice menjauhi tempat itu.

Mereka terus berlari sampai akhirnya tiba di perbatasan. Perbatasan antara wilayah Mero dan Ustin.

Wilayah Mero dan Ustin merupakan wilayah Vampire. Bedanya Mero adalah wilayah kekuasaan ayah Alice yang sekarang sedang terjadi peperangan. Sedangkan Ustin adalah wilayah kekuasaan paman Alice.

Insley menggenggam tangan anaknya, menatapnya lembut, "Ibu harus kembali membantu Ayahmu, kau diamlah disini. Jadilah anak baik, kuat, dan percaya diri. Apapun yang terjadi, Ibu dan Ayah selalu menyayangimu."

Alice menggeleng, "Tidak, aku mau ikut, jangan meninggalkanku disini sendiri Ibu."

"Tidak Alice! Disana sangat berbahaya, kau terlalu berharga untuk Ayah dan Ibu, maka patuhlah!" Insley membuat barrier supaya Alice tidak mengikutinya, barrier ini juga berfungsi agar musuh tidak bisa memasuki wilayah Ustin.

Insley mengusap pipi Alice lembut, "Jaga dirimu baik - baik." Setelah mengucapkan itu, Insley pergi menjauh meninggalkan Alice.

"Tidak! Ibu jangan tinggalkan aku, aku ingin ikut bersamamu dan Ayah! Ayaaah.. Ibuu!" Alice menangis, meraung sejadi - jadinya sambil terus menggedor - gedor barrier berharap ia bisa melewatinya.

Kilatan tentang masa depan Ayah dan Ibu nya seketika muncul dipikirannya. Tubuhnya luruh ke tanah, tangisnya semakin memilukan, "Kenapa kalian harus pergi meninggalkanku sendiri."

Alice melihat jika Ibu dan Ayah nya akan mati ditangan serigala hitam legam yang sangat besar.

Seketika tangannya terkepal, matanya menatap penuh kebencian, "Aku akan mebalas kematian Ayah dan Ibuku suatu hari nanti. Lihat saja!"

Hatinya perih ditinggalkan oleh orang - orang yang sangat ia sayangi. Kini rumah untuknya berpulang sudah hancur tidak tersisa. Dalam setiap tarikan nafasnya ia bersungguh - sungguh akan membalas kematian orangtuanya.

Matanya berkilat merah semerah darah, satu sudut bibirnya terangkat, "Aku Alice Gatha Blossom bersumpah, akan membalas kematian orang tuaku bagaimanapun caranya."

Setelah itu ia pergi untuk menemui paman dan bibinya. Mungkin inilah takdirnya, inilah garis hidupnya. Mulai sekarang ia akan mencoba ikhlas akan kepergian orang tuanya.

Sreek

Langkah Alice terhenti saat mendengar suara seseorang menginjak daun kering. Matanya menatap waspada.

Bugh

Bahunya tiba tiba dipukul hingga Alice tergeletak tidak sadarkan diri.

"Tidak semudah itu Nona," ucap orang yang memukul Alice lalu melesat dengan cepet.

💐💐💐💐💐