4 ; Pertemuan

12.8K 1.2K 301
                                    

Vote + Komennya jangan lupa yak:)!
Tandai jika ada typo📝!!

SELAMAT MEMBACA!📖

Pagi ini, Seyla sudah siap dengan dress putih bermotif bunga selututnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi ini, Seyla sudah siap dengan dress putih bermotif bunga selututnya. Kaki jenjangnya di balut dengan high heels 5 centi berwarna cream. Wanita itu berniat mengunjungi butik miliknya yang beberapa hari lalu Seyla beli dengan uang tabungannya sendiri.

Ia melangkah menuruni anak tangga satu persatu. Keadaan rumah begitu sepi, hanya ada beberapa pekerja yang melakukan aktivitasnya. Alana? Gadis itu sudah berangkat ke sekolah barunya beberapa jam yang lalu.

"Bi, nanti kalo Alana pulang terus nanyain saya. Bilang saya lagi di butik ya," kata Seyla pada wanita paruh baya yang merupakan asisten rumah tangganya.

"Baik, bu,"

Seyla berjalan keluar menuju halaman rumahnya. Ia menghirup udara dalam-dalam di tanah kelahirannya. Tujuh belas tahun lamanya ia tidak pernah menginjakkan lagi kakinya di Indonesia.

Kenangan bahagia dan kepedihan hidupnya masih terasa membekas dalam dirinya. Seyla masih mengingat moment-moment itu dengan jelas. Bagaimana ia bertahan untuk sampai di titik sekarang ini.

Seyla tidak akan pernah melupakan bagaimana sakitnya saat ia berjuang sendirian untuk melahirkan Alana.

Tidak ingin terlalu larut dalam kenangan masa lalu, Seyla segera memasuki mobil yang sudah supir pribadinya siapkan.

***

Alana memarkirkan motor sport hitamnya di parkiran sekolah Alaska. Tepatnya di bawah pohon mangga yang berbuah lebat. Pakaiannya yang terlihat nyentrik itu membuat beberapa siswa yang berlalu lalang memandang ke arahnya dengan aneh.

Merasa menjadi pusat perhatian, Alana menunduk, menatap penampilannya yang menurutnya tidak ada yang salah sama sekali.

Sepatu boots, celana jeans robek, dan seragam yang di balut dengan almamater sekolah barunya, jangan lupakan piercing yang melekat di telinga kirinya. Tidak ada yang salah kan? Karena Alana sudah biasa memakainya di sekolah lamanya dulu.

"Norak banget. Sampai gue di pelototin kayak gitu," gumamnya saat melihat tatapan horor dari beberapa murid.

Mencabut kunci motornya, Alana kembali melangkahkan kakinya menuju kelas yang tadi pagi di beritahukan oleh ibunya.

Plak!

Alana menghentikan langkahnya saat mendengar suara tamparan begitu keras dari dalam toilet. Di susul dengan suara tawa beberapa gadis dan juga isakan kecil di dalamnya.

Gadis itu melangkah, mendekati sumber suara.

"Cewek murahan. Sekali jalang tetap jalang! Lo pikir gue gak liat kemarin malam lo masuk apartement cowok gue?! Kuat berapa ronde lo sampai cowok gue mau deket-deket cewek lemah kayak lo?"

ZAVIAR and HIS STRUGGLE Where stories live. Discover now