"Per... permi...si"
Hazel menatap laki laki yang terbata bata itu dari balik jeruji besi.
"Apa"
"Se seorang memintaku memberikan pon sel ini"
Hasel berdiri mendekati pria itu, dia mengambil ponsel yang sudah terhubung dengan panggilan vidio.
"Lihatlah" terdebgar suara laki laki.
Mata hazel terbelalak melihat ponsel itu, dia berteriak memanggil sipir, menendang sel besi dan membuat kebisingan.
"Apa yang kamu lakukan" tanya seorang sipir.
"Keluarkan aku, ada yang menyekap istriku"
Penjaga sipir tidak percaya "istrimu baik baik saja tenang saja"
"Aku serius" sambil berusaha mendobrak jeruji besi.
"Baiklah kami akan mengeceknya nanti"
"Sekarang" teriak hazel sambil memelotot.
Tapi penjaga sipir itu tidak memperdulikannya.
Hazel kembali membuat keributan, sehingga salah satu penjaga kembali datang, kebetulan hazel tau bahwa penjaga itu yang membawa kunci lapas.
"Kemarilah sebentar aku harus mengatakan sebuah rahasia"
Penjaga itu mendekatkan telinganya, Hazel langsung menarik kerah baju petugas itu, dengan tangan kanan menekan kepala sang penjaga ke jeruji besi sementara tangan kiri meraih kunci lapas.
Hazel berhasil dia segera membuka pintu lapasnya. Dia mengambil pistol yang di bawa oleh penjaga yang telah pingsan.
"Diam" hazel menodongkan senjatanya kepada para napi yang ada diluar. "Aku hanya ingin menyelamatkan seseorang, jadi jangan menghalangiku"
Semua napi membalikkan badan seakan tidak melihat Hazel baru saja berupaya untuk kabur.
Hazel membuka pakaian penjaga lapas dan menggantinya dengan pakaiannya sendiri.
Dia berjalan santai namun tetap focus agar tidak dicurigai siapapun. Dia harus tetap tenang, dimana dia berhasil meninggalkan tempat itu, menghentikan taksi memintanya menuju rumah keluarga reina.
Hazel tetap menunduk, sang sopir beberapa kali melihat kaca untuk melihat wajah Hazel.
Topi kepolisian yang dia gunakan cukup membantu, wajahnya sudah dikenal semua orang.
Hazel berniat mendobrak pintu ketika dia tiba, namun pintu tidak terkunci, dia langsung menemukan adik reina yang terikan di kursi.
"Dimana reina?"
Adik raina syok melihat keberadaan Hazel.
"Atau.. aku akan membunuhmu" dengan menodongkab pistolnya.
"Jangan bunuh aku" teriak reina sambil menangis "aku benar benar tidak tau"
"Kamu ingin mati" hazel menarik pelatuknya.
"Jangan...., ada satu rumah rico.. yang tidak diketahui siapapun.. tapi butuh waktu untuk tiba disana"
Hazel pergi ke kamar reina mengganti pakaian miliknya yang memang ada disana, pakaian polisi terlalu mencolok dan sering diperhatikan orang lain, dia bergegas pergi, membawa mobil dan hp milik adik reina.
Jarak yang perlu dia tempuh 95km cukup jauh, bermodalkan google maps dan sedikit uang hazel menuju lokasi tanpa berhenti atau ber istirahat.
Dia mampu mencapai tempat itu hanya dengan waktu 2 jam walaupun jalanan cukup ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sad Cruel Psycopath
ParanormalMenceritakan tentang seorang psycopath yang jatuh cinta pada korbannya sendiri