02 : Interrupted Activity

1.9K 217 44
                                    

Deru napas bersahut-sahutan, ruangan dengan pencahayaan temaram malam ini didominasi oleh desahan dan erangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Deru napas bersahut-sahutan, ruangan dengan pencahayaan temaram malam ini didominasi oleh desahan dan erangan. Tak jarang, terdengar pula suara kecupan dan kecipak basah mengalun lantang.

Di atas nakas, di bawah lampu tidur yang tidak terlalu terang sebuah ponsel bergetar beberapa kali. Pada layar yang menyala itu, menunjukkan deretan notifikasi mengambang yang masih terus bergulir seiring bertambahnya pesan masuk.

Dering ponsel tiba-tiba memecah suasana. Sosok yang berada dalam kungkungan lelaki tampan bermandikan peluh seketika membuka kelopak mata dan mengatur napas. Dadanya kembang kempis, tetapi dia memaksakan diri untuk tetap bangun dan mendudukkan diri selagi mendorong tubuh lelaki yang menindihnya ke samping. Kemudian dia meraih ponsel dan menjawab panggilan masuk tersebut.

"Halo, ada apa?"

"Dokter Zhan, pasien Xie Yun, yang beberapa waktu lalu melakukan operasi stenosis tulang belakang mengalami kecelakaan. Pasien mengalami mental stupor pasca kecelakaan lalu lintas, tekanan darah 55/45 dan terjadi aneurisma di sekitar punggung dan kepala."

[a/n : Aneurisma adalah kondisi ketika terjadi pembesaran pembuluh darah akibat melemahnya dinding pembuluh darah. Jika sudah parah, pembuluh darah dapat pecah. Jika hal ini terjadi di kepala, pembuluh yang pecah dapat menyebabkan banyak darah masuk ke otak, sehingga menimbulkan stroke.]

"Aku akan segera ke sana, hubungi bagian bedah saraf dan segera siapkan operasi."

Xiao Zhan tergesa-gesa menutup panggilan. Dia bangkit lalu meraih kemeja yang tersampir di pegangan sofa dan memakainya cepat-cepat.

Di atas ranjang Wang Yibo masih tiduran memiringkan tubuh dan menyangga kepala dengan tangan kiri; sedangkan tangan kanan, di jari telunjuknya tengah memutar-mutar sebuah celana dalam berwarna hitam lalu berkata, "Dokter Zhan, kau yakin mau pergi begitu saja?"

Xiao Zhan mengangkat dagu dan memperhatikan benda di tangan Wang Yibo selagi mendesah kasar dan berkacak pinggang. "Aku tidak butuh itu," sahutnya.

"Oh, benarkah? Tapi bagaimana kalau benda itu," tunjuk Yibo ke arah area pribadi Xiao Zhan, "jatuh di jalan?"

Kali ini Xiao Zhan memutar bola matanya dan menjawab dengan enteng, "Baguslah, dengan begitu kau tidak akan punya mainan lagi."

Seulas seringai tipis tersemat di salah satu sudut bibir Xiao Zhan. Dia mengenakan celana panjang terburu-buru, mengabaikan ikat pinggang dan meraih coat panjang yang tersampir pada sandaran sofa. Xiao Zhan kemudian menghampiri Wang Yibo, menunduk lalu memberikan kecupan basah pada permukaan bibirnya.

"Tidurlah lebih dulu. Aku mungkin akan pulang besok."

"Bagaimana kalau besok kubawakan makanan, Dokter Zhan?"

"Oke! Aku tunggu di ruangan. Bye-bye," pamitnya sebelum melenggang meninggalkan Wang Yibo yang masih memandang dalam-dalam.

Begitu pintu kamar tertutup, Wang Yibo melempar celana dalam Xiao Zhan di tangannya ke sembarang arah lalu menghempaskan tubuhnya telentang sembari menghela napas panjang. Tangan kanan bergerak meraih batang miliknya yang masih tegang dan keras. Perlahan-lahan menyelimuti, membawanya bergerak naik-turun dengan kecepatan konstan. Semakin waktu berlalu deru napasnya kian tersengal. Gigi-giginya bergemelutuk karena sepasang belah bibir itu terkatup rapat.

Burning Sunset [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang