60 || Tanggung Jawab

18.1K 1.1K 27
                                    

Haii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haii

Happy reading cantik<3

---||---


"Bunda tidak pernah ngajarin Amora berbuat hal seperti ini! Bunda merasa gagal menjadi Ibu buat kamu." Safina meneteskan air matanya. Perasaannya hancur ketika dokter itu menyampaikan fakta kehamilan Keysha.

"Keysha tau, Keysha salah. Keysha minta maaf..."

"Bunda kecewa sama kamu." sela Safina membuat Keysha tak lagi bisa menahan tangisannya.

Safina meninggalkan Keysha tanpa melihat anaknya itu sedikitpun. Ibu mana yang tidak hancur hatinya ketika mengetahui anak gadisnya hamil diluar nikah. Sekelebat bayang-bayang kehidupan Safina beberapa tahun yang lalu memenuhi pikiran dan perasaannya. Sakit rasanya jika meningkatnya, kisah kelam yang sempat menerpa dirinya itu kini harus terjadi kepada anak gadisnya.

"Puas? Puas lo udah bikin Bunda kecewa?" desis Rakael menatap Keysha dengan pandangan dinginnya. Emosinya belum stabil, Rakael marah bahkan sangat. Jika ia tidak mengingat Gavin adalah sahabatnya mungkin saja cowok itu habis di tangannya.

Keysha menggeleng kecil seraya menundukkan kepalanya. Air matanya sedari tadi belum berhenti. Inilah yang ia takutkan, sekeras apapun Keysha menyangkal hal ini, kejadian itu pasti akan membuahkan masalah yang besar. Dan sekarang, masalah itu tengah berlangsung pada dirinya. Untuk yang kesekian kalinya hidupnya diruntuhkan.

*****

Hari terus berlalu namun masalah yang sedang berlangsung tak kunjung mendapatkan titik terangnya. Keysha? Gadis itu hanya bisa menyesali kesalahannya. Menangis pun tak bisa menghilangkan kekecewaan Safina kepadanya.

Keysha tahu, jika semua ini salahnya. Jika saja malam itu ia tidak mabuk, pasti hal ini tidak akan pernah terjadi. Namun sayang, sampai sekarang Keysha tidak tahu dirinya benar-benar mabuk atau ada hal lain? Karena pada saat itu, Keysha sadar betul bahwa dirinya tidak minum sebanyak itu hingga mengakibatkannya mabuk dan berada di ruangan sialan tersebut.

Keysha berjalan menyusuri koridor yang sekolah yang mulai ramai. Masih sama seperti biasa, gadis itu hanya akan tersenyum jika ada ada murid yang menyapanya lebih dulu.

"Keysha?!" teriakan seseorang itu menghentikan langkahnya yang akan memasuki kelas. Disana, Alika tersenyum manis menghampirinya.

"Tumben dateng pagi?"

"Hm." balas Keysha berjalan menuju tempat duduknya.

"Kalo masih sakit nggak usah sekolah kali." dumel Alika.

"Gue udah sehat, Al."

"Mana ada sehat, muka lo loyo gitu."

Keysha menghela nafasnya, tidak menjawab ucapan Alika. Keysha merasa ia sudah baik-baik saja dua hari ini. Luka di kepalanya sudah sembuh, hanya saja pagi tadi sebelum berangkat sekolah Keysha merasa mual.

Garis Takdir [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang