"Tolong beritau mas Andre ini pekerjaan apa yang harus dia lakukan" Perintah gadis itu.

"Mari mas Andre ikut denganku" Ajak Riska "

"Baik mari"kami berdua berjalan menuju tempat ku bekerja, diruangan itu dibagi menjadi beberapa tempat aku berada di pojok utara sebelah kanan sedangkan gadis yang aku tabrak dia berada di pojok selatan sebelah kanan. Dengan begini aku bisa melihatnya dari jauh sambil bekerja.

" Mbak Riska mau tanya boleh "

"Hahaaaa sudah jangan panggil aku mbak, panggil aku Riska saja, kita sama sama pegawai kan"

"Baik mbak eh Riska aku mau tanya boleh"

"Silahkan boleh kok"

"Mbak mbak yang di depan itu siapa namanya"

"O itu, dia itu sudah bekerja paling lama disini, sudah sekitar hampir tiga tahun kantor ini baru didirikan hebat kan dia, dia itu dulu ramah, sama teman-teman nya care banget, bahkan kalau ada anak baru seperti kamu gini dia yang mengurus semuanya, tidak perlu seperti tadi memanggil orang lain, tapi semenjak setahun yang lalu... "Riska menggantung ucapannya. Membuat aku tak sabar ingin tau kelanjutan kisah gadis yang bisa membuat jantungku berdebar kencang.

" Lalu apa "

"Lalu semenjak putus dengan kekasihnya, aku dengar dia cinta pertama Diana, laki-laki itu suka main wanita dalam hal sekamar tau kan maksudku, nah semenjak saat itu Diana menjadi pribadi yang keras cuek tapi kami bisa memahaminya, kami tidak pernah tersinggung dengan ucapan ucapan nya yang terkadang menyakitkan telinga. Kami justru kasihan karena hanya karena pria brengsek itu Diana harus bekerja pagi sampai malam untuk melupakan pria itu"Riska pun akhirnya menceritakan semuanya, tidak terasa tiba tiba ada yang menetes di pipiku,

"apa ini aku menangis, bagaimana bisa aku menangis karena gadis itu"

"Mas Andre suka ya sama Diana , sampai nangis gitu" Ledek Riska.

"Apa an gk lah cuma kasihan"kataku bohong, semenjak saat itu aku selalu berusaha mendekatinya, mengajak dia makan, menawarkan diri untuk mengantar pulang, terkadang aku bawakan makanan kesukaannya untuk makan siang tpi sikapnya sama cuek tetap menolak bahkan makanan yang aku belikan selalu diberikan ke teman-teman nya. Aku hampir saja menyerah tetapi pada malam itu aku mendengar Diana bicara lewat telpon dengan entah itu siapa.

"Assalamu'alaikum ri"

"Alhamdulilah baik ri"

"Tidak kok ri aku baik baik saja, aku lembur cuma beberapa hari dalam seminggu kok, tidak tiap hari"

Aku tau kata Diana itu bohong, mungkin itu agar yang menelpon nya tidak cemas. Lalu aku mendengar isak tangis Diana. Aku melihat gadis yang aku dekati selama ini yang aku kenal gadis kuat ternyata rapuh, entah apa yang orang diseberang telpon itu bicarakan. Semenjak saat itu aku berusaha keras lagi untuk mendekatinya.

Malam ini aku sudah menyelesaikan pekerjaanku, aku lihat sekeliling tidak ada seorang pun tinggal aku dan Diana. Mungkin semua sudah pulang. Aku lihat Diana sudah bersih siap untuk pulang, aku bergegas menghampirinya.

"Sudah mau pulang Diana,ini sudah malam aku antar ya" Aku menawarkan diri.

"Tidak usah repot dre,aku bisa pulang sendiri, lagian tempat tinggal ku dekat kok"tolak Diana.

" Tidak baik wanita pulang jalan kaki sendirian malam-malam. Ayo aku antar saja"akupun memaksa.

"Baiklah kalau begitu, aku ambil tas ku dulu ya"

"Ok, aku tunggu diparkiran" Akupun berjalan ke tempat parkir dengan tersenyum bahagia. "Akhirnya kamu mau aku antar pulang di, biasanya susah sekali mendekatimu" Batinku, akupun teringat beberapa bulan lalu akan cerita teman teman kerjaku tentang Diana.
"Di Diana, astaga kamu ngagetin aja"

CINTA YANG TERNODAWhere stories live. Discover now