Chapter 1

47.1K 2.1K 22
                                    

Author's Pov※

"Bang Gata, nggak ikut seleksi kah?" tegur Rani yang kebetulan mampir di divisi hukum.

Laki-laki berwajah tampan itu menoleh, ia tersenyum simpul. Kemudian ia menggeleng, "Ntar aja kalo udah kepilih baru gue yang pegang. Lagian itu bukan wewenang gue. Ah iya, gimana kabar orang bisnis? Kangen gue balik ke sana lagi," jawabnya.

"Yah kayak gitulah Bang. Tanpa leader muda kita yang sehebat Bang Gata, gagasan sering berhenti di tengah jalan. Nggak ada yang ngerjain."

Keduanya tersenyum mengingat saat Gata masih ada di bidang bisnis. Gata adalah seorang wartawan. Pria tampan dengan wajah sempurna dan tubuh atletis yang menggiurkan. Dia cerdas dan sangat profesional. Sebelum dipindah menjadi leader di bidang hukum, dia adalah leader bidang bisnis. Banyak yang merasa kehilangannya karena dia selalu memunculkan ide-ide gila dalam setiap berita yang ia tampilkan.

"Yah gitulah Ran.. enjoy di hukum gue," ucap Gata sambil mencecap kopinya.

"Ahhh, gue nggak heran sih. Bang Gata kan tipe orang yang suka tantangan, mana mau kerja flat-flat aja," balas Rani, yang dulu adalah mantan asisten Gata di divisi bisnis.

"Bang Gata, diminta ke ruang seleksi gantiin Pak Andi!" Ryan, asisten Gata mendatanginya tiba-tiba.

"Arrggh, kan gue udah bilang gue males ngurus soal beginian Yan!" sungut Gata malas-malasan.

"Ya gimana Bang, manajer yang minta," ujar Ryan dilema.

Gata berdiri dari duduknya, mencecap kopinya sekali lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gata berdiri dari duduknya, mencecap kopinya sekali lagi. Sambil merapikan kemejanya Gata menyambar topinya di atas meja.

"Ran, gue jalan dulu ya. Paling benci neh gue bagian beginian," pamit Gata.

"Yo'i Bang. Semoga dapet kandidat baru yang bagus ye," jawab Rani menyambut tos dari Gata.

Diikuti Ryan, Gata berjalan ke aula besar tempat seleksi calon wartawan baru diadakan. Seorang leader muda berusia 23 tahun yang sukses, celana jeans, sepatu kets, topi menutupi wajah tampannya, juga kacamata variasi yang tidak pernah lepas menutupi bola mata coklatnya. Senyum menawan yang selalu mendebarkan hati setiap wanita yang melihatnya. Juga hidung mancung menantang pelengkap sempurna wajahnya.

"Permisi!!"

"Permisi!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seperti EdelweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang