1

3.7K 288 8
                                    


Di sebuah ruangan vvip bernuansa serba putih disertai udara sejuk yang di hasilkan oleh AC di sekelilingnya, terdapat seorang wanita terbaring lemah di atas brankar, dengan infus yang setia menempel pada punggung tangannya

"Ugh..."

Ia melenguh pelan, kelopak matanya perlahan terbuka, dan netra mata itu mulai melihat sekeliling  ruangan yang tampak asing dilihatnya

"Gue dimana" ucapnya pelan, tangannya meraba kepala yang terbalut perban dan terasa sedikit nyeri,
"kok cuma pala gue yang di perban, tangannya juga kok gak lecet mana putih banget lagi tangan gue perasaan gak gini deh, kaki gue juga...ini gak pegel anjer padahal abis ketimbun besi truk gila itu" ucapnya sembari meneliti tubuhnya

" suara gua juga kok jadi aneh gini, apa mungkin efek kecelakaan? hah udah lah"ia termenung sesaat mematap ke langit langit ruangan

"Gue belum mati, keren banget, tapi siapa yang bawa gue kesini, apa mungkin anak-anak? tapi dimana mereka"

ia masih melamun bingung sembari memegangi kepalanya yang lagi lagi berdenyut nyeri. Hingga tiba tiba....

Cklek
pintu ruangan itu terbuka dan menampilkan wanita paruh baya yang tampak terkejut dan ber binar  melihat brankar
BRAK
kantung kresek yang dibawanya terjatuh, wanita paruh baya itu langsung menuju berakar

"ASU! KOn-" ia menjerit kaget, jantungnya berdegup lebih kencang, kemudian ia mulai menetralkan raut wajah, dan mengalihkan pandangannya ke sumber suara

"e-eh...maaf non yawloh,  alhamdulillah non.....non sudah sadar"wanita paruh baya itu tampak sumringah melihat orang yang di tunggu tunggu akhirnya sadar juga, namun ia juga menyesal dan takut akan kelancangannya tadi

"Emm...Non gak papa?  Butuh sesuatu?" Tanyanya dengan sangat hati hati

Wanita itu mengernyit heran menatap asing wanita paruh baya di sampingnya, yang barusan memanggil diri nya dengan sebutan 'non'

"Ma-masih ada yang saki-"

"ibuk ini siapa" segera ia memotong ucapannya itu dengan nada dingin dan sorot mata tajam

"N-noon..." suaranya bergetar mulai panik dan matanya sudah ber kaca kaca

"Hiks...non ja..jangan bercanda hiks....ini mbok...hiks...mbok inah non..hiks" dan tangisnya pun pecah dengan suara terengal-engal.

Wanita itu menatap dengan pandangan bingung orang yang menyebut dirinya 'mbok inah', "lah nangis perasaan tadi ga gua tonjok deh sumpah"  ucap nya dalam hati terheran heran. Kemudian mimik mukanya kembali seperti  sedang berfikir, selang beberapa detik ekspresinya berubah seakan sudah menemukan jawaban yang ia pikirkan, sedangkan mbok inah masih setia dengan isakan tangisnya.

" Oh nama ibu ini mbok inah, pasti ibu yang nolongin Shelly dan bawa shelly ke sini kan, makasih ya Bu" ia menjentikkan jarinya mengerti

Mbok inah semakin panik di buatnya, jika biasanya majikannya ini bicara menggunakan bahasa formal dan dengan kata  'saya,mbok' kini menggunakan kata 'shelly,ibuk' dan siapa Shelly pikir mbok inah

"hiks...kumaha ieu.." mbok inah segera memencet tombol  yang berada di atas berakar. Hingga selang beberapa menit...

Cklek

Pintu itu kembali terbuka dan menampilkan sosok pira berjas putih dan diikuti satu wanita berseragam putih di belakangnya

" permisi ada masalah apa" tanyanya tegas

"Hiks...ini..hiks non....caroline gak inget saya hiks.. dok" ucapnya

"Baik saya periksa dulu, tolong tunggu di luar dulu" dokter muda itu mulai melangkah mendekat brankar.

repair [transmigrasi]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu