Chapture 11

3.3K 543 51
                                    

Ara mengerjapkan matanya mendengar sebuah pernyataan dari Chika.

"Dih, hukuman apaan itu?"

Ara bangkit dari duduknya lalu merapikan kemeja sekolahnya yang sedikit berantakan.

"Gue gamau."

Saat Ara ingin melangkahkan kakinya, tangannya dipegang oleh Chika yang menghentikan langkahnya.

Ara membalikkan badannya. "Kenapa?"

Bruk

Ara terkejut saat Chika memeluk dirinya dengan sangat erat.

"Eh, kenapa?" tanya Ara.

Chika juga tidak tau, ada apa dengan dirinya. Ia sedikit merasakan sakit ketika Ara tidak mau menerima hukuman yang ia beri.

"Kasih tau gue, kenapa hati gue sakit denger lo gamau nerima hukuman dari gue?" bisik Chika.

Ara sedikit tersentak mendengar bisikan dari Chika.

Sebenarnya, Ara sangat bahagia karena mendapatkan hukuman yang Chika berikan itu. Ara mengaku, kalau dirinya menyukai sosok ketua OSIS yang ditakuti murid-murid di sekolahnya ini.

Namun, ia tidak mungkin menjalani hubungan dengan orang yang tidak mencintainya balik kan? Mau jadi apa hubungan tanpa didasari cinta?

"Kenapa lo diem?"

Ara menelan ludahnya. "Itu karena, lo gapernah dapat penolakan."

Chika menggelengkan kepalanya pelan. "Lo salah."

"Jadi?"

"Itu karena gue, suka sama lo Ara."

Kedua mata Ara membulat mendengar nya. Chika melepaskan pelukannya.

"Banyak orang yang gue temuin di dunia ini, tapi cuman lo yang berhasil buat gue ngerasain kenyamanan lagi."

"Ngerasain kebahagiaan lagi." Lirih Chika.

Ara diam menatap wajah chika. Ia bingung harus berbuat seperti apa sekarang.

"Ara, tolong bantu gue sembuh dari penyakit ini. Bantu gue ngelupain masa lalu gue, gue mohon."

Chika menyatukan tangannya, memohon pada Ara yang daritadi hanya diam saja.

"Ara, gue mohon."

Ara menatap bola mata coklat Chika, ia menghela nafasnya lalu mengangguk.

"Iya, gue bantu."



***


Ara sedang menaiki motornya dijalanan kota, ditengah malam yang dingin. Ia akan menuju rumah Mira, karena baru saja temannya itu mengirimkan pesan di grup kalau kedua orangtuanya sedang pergi. Dan ia mengajak dirinya dan Olla menginap dirumahnya.

Tin tin

Ara membunyikan klakson motornya setelah motornya terparkir didepan rumah Mira.

Ia turun dari motornya, lalu berjalan mendekati pintu rumah Mira.

"Pakettt!" teriaknya sambil mengetuk pintu tersebut.

Ceklek

Pintu itu terbuka, dan menampilkan Mira yang memakai piyama berwarna biru tua.

"Maaf ya bang, ga terima sumbangan."

"Dih, goblok." Ucap Ara lalu masuk kedalam rumah Mira.

Mira pun menutup pintunya kembali lalu berjalan cepat agar langkahnya seimbang dengan langkah Ara.

DEAR YESSICA | CHIKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang