Part 21

39.4K 1.4K 79
                                    

"apa yang kamu lakukan"

Hazel diam, dia menatap falen masih seperti biasanya, tanpa rasa iba dan sedih.

"aku akan memaafkanmu, aku tidak akan marah walaupun kamu yang menyakitinya asalkan kamu menolongnya.. selamatkan dia, kamu seorang dokter" mencoba berdamai, walaupun Hazel yang mungkin sudah menyakiti sahabatnya.

"sudah terlambat, dia baru saja meninggal"

"tubuhnya masih hangat"

"tubuhnya masih hangat karena dia baru saja meninggal,

Reina semakin marah ketika mendengar hazel mengatakan kalimat itu dengan sangat mudah tanpa rasa bersalah.

reina melepaskan tubuh sahabatnya yang sudah mulai semakin kaku, dia bangkit melihat sebuah pisau yang sebelumnya dipakai untuk mengupas buah, mendekati hazel dan mengayunkan pisau itu tepat ke arah leher suaminya.

Hazel segera manahan tangan reina, tatapan istrinya sangat tajam dan penuh rasa benci.

"tenanglah"

"kenapa kamu melakukannya? aku percaya padamu. kamu sudah berjanji padaku" tanpa mau melepas pisau yang ada di tangannya.

"dengarkan aku"

"aku membencimu aku tidak akan pernah memaafkanmu seharusnya aku tidak tertipu pada iblis sepertimu"

hazel menarik paksa pisau yang ada ditangan reina dengan memegang bagian tajam yang berhasil menggores tangannya sendiri. "Diamlah" teriak hazel sambil mencengkeram erat bahu reina.

telinga sensitif hazel mendengar suara langkah kaki dari luar rumah.

"jangan bergerak"

rupanya polisi sudah tiba dirumahnya, hazel berbalik dan melihat setidaknya 5 orang polisi dan hanya 2 polisi yang memegang pistol.

dengan mengambil resiko hazel melawan keduanya dan berhasil menjatuhkan 2 pistol yang ada di tangan mereka. Namun tak lama dari arah luar ada lebih banyak polisi yang datang dengan senjata lengkap tanpa berfikir hazel menarik elena dan menjadikannya sandra.

"jika kamu maju wanita ini akan mati"

mereka berhenti bergerak tidak mengambil resiko.

"dia yang membunuhnya, laki laki ini adalah iblis cepat tangkap dia" ucap reina yang sudah tidak ada keinginan untuk hidup.

hazel menarik reina untuk melarikan diri namun reina menolak dan meronta "bunuh saja aku, aku tidak akan pernah melakukan apapun yang kamu inginkan"

suara sirine mobil polisi terdebgar lebih banyak lagi, reina menekan pistol itu ke lehernya,

"jika nyawaku sebagai ganti kamu tertangkap aku rela"

Hazel menyerah melepaskan dan mendoeong reina jauh darinya. Saat itu juga terdengar suara tembakan, seorang polisi yang sudah bersembunyi sebelumnya di area belakang berhasil menembak lengan kiri hazel.

pintol terjatuh dari tangannya dan darah mulai bercucuran, Reina melihat itu dengan mata kepalanya sendiri, rasanya sesak dan sakit dia segera dibawa pergi oleh polisi lain. tangan Hazel di borgol, dia ditarik paksa oleh polisi itu menuju mobil polisi dengan pengamanan ketat.

mereka pergi kesebuah rumah sakit khusus untuk memgeluarkan peluru yang bersarang di lengan Hazel sebelum kehabisan darah.

Dokter itu merasa tidak asing dengan wajah Hazel "aku merasa kita pernah bertemu"

hazel diam tidak menjawab, dia bahkan tidak meringis atau mengeluh kesakitan.

selanjutnya dia langsung di bawa ke kantor polisi, di bawa keruang introgasi dan dicecar banyak pertanyaan.

Sad Cruel PsycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang