"Bang jangan terlalu keras dengan Lino" ucap seorang pria

"Nala apa kau juga sudah lupa dengan tata krama?" tanya laki laki tersebut yang tidak lain Raditya membuat sang adik sepupu diam seketika. Makan malam berlanjut dengan keheningan dan hanya ada suara sendok dan garpu yang bergesekan dengan piring.

Setelah makan malam sebagian keluarga berkumpul di ruang keluarga. Mereka hanya diam melakukan kegiatan masing masing.

"Selamat malam tuan" sapa Wisnu yang datang dengan tergesa gesa

"Malam, ada apa Wisnu kenapa kau terlihat sangat terburu buru?" tanya Ivander

"Tuan saya ingin menyampaikan sebuah berita yang sangat penting" ucapnya dengan rona bahagianya

"Sampaikanlah, kelihatannya itu berita yang membahagiakan" ucap Rosa yang baru bergabung dengan yang lainnya di ruang keluarga

"Tuan muda Erja" ucapan Wisnu membuat yang lainnya menghentikan kegiatan mereka

BRAK

"Apa maksudmu Wisnu jangan pernah membawa nama anak bungsuku dia sudah tenang disana, aku takut dia akan terganggu" Marah Galang sungguh Galang dia sangat takut dengan apapun mengenai anak bungsunya.

Apalagi seperi berita empat tahun yang lalu yang membuat kehidupannya serta keluarganya hancur. Apalagi mental istrinya bisa terganggu dia sangat terpukul atas kepergian anak bungsunya dan terus menyalahkan dirinya sendiri sampai berniat mengakhiri hidupnya agar bisa menyusul sang anak.

FLASHBACK ON

Malam ini keluarga Ivander mengadakan pertemuan untuk membahas perkembangan perusahaan perusahaan yang mereka pegang.

"Pah proses pemindahan perusahaan pusat ke Jakarta berjalan dengan baik, diperkirakan beberapa bulan lagi kita dapat pindah kes ana" ucap Galang

"Renovasi mansion utama yang ada disana juga sudah sembilan puluh persen"

"Bagus akhirnya kita akan segera pindah ke kota mendiang istriku dilahirkan" ucap Ivander karena dia dan keluarganya berencana kan pindah ke Jakarta kota kelahiran mendiang istrinya selain itu ada alasan lain di dan yang lainnya pindah ke sana yang tidak lain salah satunya adalah cucu bungsunya.

"Mas aku tidak sabar untuk bertemu anak bungsuku, walaupun dia sudah menginjak masa remaja namun wajahnya tetap menggemaskan" ucap Rosa mereka memang mengetahui wajah Erja dari beberapa foto yang Clarissa kirimkan seta orang suruhan mereka

"Akupun juga tidak sabar sayang tapi kita harus menunggu sampai Erja berumur lima belas tahun agar kita bisa berkumpul bersama sesuai dengan perjanjiannya" ucap Galang membuat senyum Rosa luntur seketika

"Mas ini terlalu lama kenapa kita tidak mengambilnya dengan paksa atau membunuh wanita itu"

"Sayang kendalikan ucapanmu itu keluarga Ivander tidak pernah meningkari janjinya"

Rosa menjauh dari suaminya dia sangat marah dengan suaminya itu. Sedangkan Galang hanya bisa memijat keningnya dia sangat pusing melihat istrinya merajuk. Dia bukan tidak ingin bisa berkumpul dengan anak bungsunya, sudah sangat lama dia ingin mengambil paksa kembali anak bungsunya. Namun, dia harus ingat keturunan Ivander sangat menghindari mengingkari sebuah perjanjian apalagi ini perjanjian tertulis yang ia telah setujui dengan wanita itu.

Tok Tok

"Masuklah" Datanglah Wisnu dengan berlari menghadap tuan tuannya

"Ada apa?" tanya Gilang

"Tuan Muda Erja"

"Kenap dengan anak bungsuku apa terjadi, sesuatu yang menimpanya" Tanya Galang

I'm With The AntagonistDove le storie prendono vita. Scoprilo ora