27 | Althan Nyebelin

188K 19.7K 2.5K
                                    

[ Happy reading ]





Althan tersenyum senang. Laki-laki itu sedang membayangkan bagaimana jadinya kalau Zea hamil. Pasti nanti rumahnya akan bertambah ramai, membayangkan saja sudah membuat Althan sesenang ini.

"Aku hamil? Kayanya gak mungkin deh Al, kan baru aja kemarin—" Zea menjeda kata-katanya.

"Kamu percaya aja sama Zyan, dia kayanya cuman asal ngomong aja." lanjut wanita itu.

"Jadi dia belum ada disini?" tanya Althan seraya mengusap perut rata Zea.

Zea mengangguk. "Kamu emangnya mau banget aku hamil?" tanya Zea balik, tangan perempuan itu bergerak untuk mengelus rambut lebat milik Althan.

"Banget! Banget! Banget!" jawab Althan semangat.

Zea tersenyum tipis. "Do'a in aja. Ya?"

Althan mengangguk pelan. "Pasti, sayang." balas Althan.

"Cepet jadi ya, jagoan papa!" cowok itu mengusap perut rata Zea, sesekali mengecupnya.

☆☆☆☆

Zea berjalan kearah balkon kamarnya, perempuan itu memandang indahnya pemandangan dari atas balkon. Seraya menghirup udara segar, dalam-dalam.

"Mommy!" teriak seseorang dari bawah sana.

Zea menunduk kebawah untuk melihat sumber suara itu. Terlihat Elgara dan Adara yang sedang melambai-lambaikan tangannya ke arah Zea.

"Sini keluar, gak bosen apa di dalem kamar terus?" Adara berteriak dari bawah sana.

Perempuan itu menoleh kearah suaminya yang tengah duduk di atas sofa, seraya memperhatikan dirinya.

"Boleh ya? Bosen tau dikamar terus!"

Althan menggeleng keras. "Tanda merah dileher kamu belum hilang sayang, katanya kamu sendiri yang bilang malu keluar karna tanda itu."

Althan berdiri seraya berjalan keatas balkon, kemudian mencoba menutupinya bekas merah dileher istrinya itu menggunakan rambut panjang milik Zea.

"Udah gak keliatan kok, udah sana katanya mau keluar kan?"

Zea mengangguk cepat. "Makasih, suamiku!" kata cewek itu dan langsung bergegas turun dari kamarnya.

Sudut bibir Althan berdenyut, cowok itu tersenyum mendengar ucapan yang baru saja keluar dari mulut Zea. Memang ada-ada saja.

Wanita itu tersenyum senang ketika berhasil keluar dari dalam kamarnya, kemudian mendekati Adara dan juga Elgara.

"Di dalem mulu lo, gak sempek apa?"

Zea cengengesan sendiri. "Gue kan, kemarin gak enak badan, Ra." jawabnya.

"Aneh lo, perasaan kemarin malemnya lo gak kenapa-napa!" Adara membalas.

Cewek itu menggaruk tengkuknya yang tak gatal, kenapa sahabatnya itu banyak berbicara sekali sih?

"Udah deh, dari pada lo banyak omong gitu. Mending sekarang kita masak aja?" ajak Zea.

Adara mengangguk semangat. "Kuy!"

"El sama om Zyan dulu ya? Mommy sama Katik mau masak dulu." ucap Zea.

Katik— Kaka cantik, Adara yang membuat panggilan itu untuk dirinya sendiri, karna perempuan itu tak mau di panggil apapun selain Katik.

Bocah itu mengangguk seraya berlarian kearah Zyan, "Heh lo kira gue tempat titipan anak!" teriak Zyan.

Laki-laki itu mengangkat tubuh Elgara untuk duduk diatas pangkuannya, namun balita itu memberontak tak mau duduk diatas pangkuan Zyan.

ALTHAN: Best Papa ! [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang