"Yaa, sekarang pun ayo saja"  Matt menjawab.

"Kalian serius? Kau bilang mau ke sini" ucapan Nick bernada sedikit protes pada Matt.

"Lagipula aku ke sini juga kan tidak tahu mau apa. Kau ikut saja ke rumahku" kata Matt pada Nick.

"Yaa benar juga, nanti aku yang tidak tahu mau apa" kata Nick terkikih kikih.

****

Rory's side

Rory berjalan gontai masuk ke rumahnya. Namun sebelum ia masuk, Rory langsung merubah ekspresinya dan cara berjalannya. Kemudian ia membuka pintu dan masuk ke dalam. Rory membuka sepatunya dan menyimpannya di dalam lemari sepatu yang letaknya tepat di samping pintu.

Lalu ia berjalan menuju sofa yang ada di ruang tengah. Televisi menyala, Rory langsung berpikir kalau ibu pasti sedang tiduran di sofa. Walaupun jika dari belakang tubuhnya memang tidak kelihatan. Rory menepuk sandaran sofa dengan cepat. Ia sengaja membuat ibu terkejut. Benar saja, ibu sedang merebahkan tubuhnya di situ. Namun ia tidak terkejut, mungkin ia mendengar suara pintu terbuka.

"Tidak terkejut!" Ibu meledek Rory sambil mengangkat tubuhnya untuk duduk.

Rory memutar bola matanya dengan malas. Kemudian ia duduk di samping ibu. "Bagaimana museumnya?" tanya ibu sambil menyenggol bahu Rory.

"Keren! mendadak aku jadi punya semangat untuk melukis lagi" kata Rory sambil tersenyum.

Kemudian Rory merebahkan kepalanya di paha ibu. Ibu kemudian mengelus kepalanya perlahan. "Bu..." Rory memanggil ibunya, namun tatapannya tetap lurus ke televisi.

"Yaa?" ibu menanggapinya.

"Ibu pernah berhubungan dengan orang salah tidak?" tanya Rory tiba tiba.

"Orang yang salah?" ibu mengulang ucapan Rory.

Kemudian Rory mengangguk. "Pernah" kata ibu menjawab.

"Hubungan yang bagaimana?" tanya Rory, ia ingin memastikan.

"Yaa, kami baru berkencan beberapa kali sebenarnya. Sampai kemudian aku menyadari sesuatu" kata Ibu sambil mengangkat kedua alisnya.

"Menyadari apa?" tanya Rory pada ibunya.

"Saat itu umurku sembilan belas tahun. Dia bilang bahwa umurnya delapan belas tahun, menuju sembilan belas. Namun ternyata, dia tujuh belas tahun saja belum" ibu menuturkan.

Rory tertawa tawa. Ia membayangkan wajah ibu yang terkejut ketika mengetahui umur laki laki itu masih enam belas tahun. "Siapa yang memberi tahu ibu?" tanya Rory yang masih tertawa tawa.

"Black. Saat itu kan ia masih sekolah. Jadi dia tahu kalau umurnya masih enam belas tahun" ibu menjawab.

"Sirius Black?" Rory memastikan, Black yang ibu maksud.

"Tentu, tidak ada anggota keluarga Black yang lain yang mau berteman dengan muggle-born sepertiku" kata ibu berkata malas.

Kemudian Rory diam lagi. Matanya mengarah ke televisi lagi. "Memangnya kenapa kau tiba tiba bertanya seperti itu?" tanya ibu mengangkat kedua alisnya.

Rory kemudian bangun untuk duduk. Lalu ia menyandarkan kepalanya di lengan ibu. "Jangan bilang siapapun" kata Rory menatap ibu dengan serius. Penting baginya jika ini tetap menjadi rahasia bagi kebanyakan orang.

"Yaaa, tentu" kata ibu menjawa dengan santai.

"i just break up" kata Rory berkata pelan.

"Okay, tapi aku belum mengerti apa hubungannya dengan pertanyaanmu yang awal" kata ibu, dahinya berkerut.

MOONSTONE  [ Draco X OC ] (done)Where stories live. Discover now