bagian 21

427 19 0
                                    


               Happy reading
                          ***

"Kmu kesini cuma mau numpang main game doang?"tanya Zella pada lelaki yg sedang bermain game itu.

Laki laki itu mematikan game nya,ia lupa jika sedang bersama gadisnya yg begitu cemburu dengan game nya.

"Engga,tadi cuma khilaf."ujarnya.Aksa memang selalu bermain game dimana pun ia berada sampai kadang ia lupa jika sedang bersama kekasih atau sahabatnya sendiri.

"Bokap lo belum balik?"tanyanya.ini udah mau magrib dan sosok Arka belum terlihat.harusnya kan sore udah pulang,ya memang si ada jga yg pulang malem kalo lembur tapi yakali setiap hari.

"Papa memang sering pulang malem bgt,kadang gak pulang jga."balasnya lirih.jika mengingat papanya yg selalu pulang malem atau bahkan gak pulang membuatnya selalu sedih sendiri.

Kadang ia iri pada keluarga teman temannya yg mempunyai orang tua lengkap yg penuh dengan kasih sayang.tidak seperti dirinya yg selalu kesepian.

"Sebenernya ada masalah apasi sampai bokap lo bersikap kayak gitu sama lo?"tanyanya.ia tahu jika sikap Arka pada putrinya sendiri memang jauh dari kata baik.tapi ia sendiri tidak tau apa masalahnya karena Zella tak pernah atau belum siap untuk bercerita tentang keluarganya.

"Aku bakal cerita tapi gak sekarang. Aku harap kmu ngerti."Aksa menghela nafasnya walaupun ia sangat ingin tau tapi ia jga harus menghargai gadisnya itu.jika dirinya di tanya soal keluarga nya yg berantakan itupun belum tentu ia langsung menceritakan segalanya.

"Gue paham.yaudah shalat yu.udah adzan."ajaknya.

Gadis itu mengangguk.walaupun Aksa memang urakan dan sering melakukan hal buruk nmun ibadah itu adalah nomor satu,dan ini salah satu kelebihan seorang Aksa.

Keduanya shalat di ruang keluarga yg tempatnya agak besar itu,karena di sana tidak ada tempat kusus shalat dan biasanya zella shalat di kamarnya nmun tidak mungkin kan jika mengajak Aksa kekamarnya.

selesai berwudhu dan menyiapkan semua keperluan shalat keduanya langsung melaksanakan shalat magrib dengan Aksa yg menjadi imamnya.

"Ka mau makan gak?"tanyanya pada lelaki yg sedang duduk di sofa itu.selesai shalat tadi laki laki itu langsung mengambil ponselnya yg berdering itu.

"boleh."

"yaudah ayok"

"Eum Zella."panggilnya membuat sang pemilik nama menoleh dengan menggerakan dagunya seolah bertanya 'apa'

"abis dari sini gue mau balapan,dadakan si sebenernya. Doain gue ya."

"kalo aku minta kmu buat gak ikut balapan itu gimna?"tanyanya dengan hati hati.alasannya melarang Aksa itu simple si karena ia tak mau terjadi hal apapun pada Aksa.

"gue akan tetap pergi."ujarnya dengan penuh yakin.

"Tapi_"

"Gue gak minta persetujuan lo,yg gue minta cuma doanya aja.dan satu lg,gue gak suka di kekang sama siapapun itu termasuk lo."sekatnya.jika gadis itu menyuruhnya untuk tak ke club malam lg ia masih bisa menuruti nya nmun jika yg lainya itu tidak bisa ia lakukan.

"Yaudah terserah kmu aja."pasrahnya.padahal ia hanya kwatir saja,walaupun bisa mencintai nya nmun rasa peduli dan kwatir itu mulai timbul.

"marah?"gadis itu menggelengkan kepalanya.

"enggak."balasnya seraya  tersenyum.Aksa langsung mengacak ngacak rambut gadis nya dengan gemas tak perduli dengan celotehan celotehan yg di keluarkan gasdisnya itu.

          
                       *000*

"Minjem doang zee sebentar ko gak lama"rengek Belva.ia sangat menyukai gelang yg baru di pakai Zee hari ini.tapi temannya itu sama sekali tak mau meminjamkannya.

"sekali enggak ya enggak,batu bgt si lo."ujarnya dengan nada yg tak sukanya.

"pelit bgt si lo,udah kayak yg di kasih pacar aja tuh gelang."kesalnya.
"Eh tapi gak mungkin jga kan lo punya pacar,mengingat sikap lo yg juteknya gak ketulungan gini."lanjutnya.

"mending jutek daripada alay kayak lo."ketusnya.

"gini ya zee alay alay gini jga banyak kali yg mau cuma karena gue masih ngarep sama ka Air jadi ya gue milih jomblo dulu."ujarnya bangga.

Zee yg mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya tak percaya,ternyata temannya yg satu ini masih ngarepin si playboy cap badak itu.

_

"Lo lg ngapain si van,anteng bgt sama tuh handphone,gak sekalian di makan aja tuh handphone."celetuk Bisma.

"yah kayak yg gak tau aja itu tuh pasti lg chatting'an sama doinya."sambar Arion.

Vano menaruh handphone nya ke saku celananya dan menatap tajam temannya itu.Membuat Arion dan Bisma langsung mati kutu dan bersikap seolah olah tak mengatakan apapun barusan.

"bisa di ulang?"tanyanya dingin.vano tipakal orang yg tak suka di ganggu sebenernya dan paling gak bisa jika menjadi bahan pembicaraan.

"ulang apasi,orang gak ngomong apa apa."jawab Arion pura pura lupa.kesalahan nya adalah karena sudah berani membangun macan tidur.

"Gue jga enggak ya."sahut Bisma dengan cengiran khasnya.

"Gue sumpahin lo pada hilang ingatan."setelah mengatakan itu vano langsung pergi begitu saja.

"Astagfirullah tuh mulut si kulkas gak di filter dulu apa ya,nyumpahin temennya sendiri hilang ingatan."gumam Bisma.

"Emng lo di anggap temen sama vano?perasaan enggak deh."sahut Arion dgn wajah sok nya.





see you next part

#Salam hangat dari author istri sah nya lin yi

AKSARAZELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang