Part 2

76.3K 7.3K 496
                                    

Vote sebelum baca 🌟

Lucy terdiam seribu bahasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucy terdiam seribu bahasa. Mengikuti langkah para pelayan dalam diam. Otaknya berpikir keras. Tentang variabel apa yang mengubah alur cerita asli.

Selama ini, Lucy selalu berada di wilayah kekuasaan Kerajaan Harley. Meski sering menyelinap keluar dari istana, Lucy belum pernah bertemu Kaisar Leonel. Lucy juga belum pernah memasuki wilayah Kekaisaran Barat.

Lantas, kenapa Kaisar Leonel tertarik kepadanya di saat mereka tidak pernah berinteraksi sebelumnya?

Apa yang menarik dari dirinya di saat ada sosok Lilian?

Sosok putri kerajaan paling sempurna di Kerajaan Harley. Saking sempurnanya, Raja Harley menyeleksi ketat para pria yang ingin menikahi Lilian.

Alhasil, di usianya yang ke 26 tahun, Lilian belum menikah. Bisa dibilang terlambat menikah bagi seorang gadis bangsawan.

Lucy terus berpikir keras mengenai alasan Kaisar Lionel menjadikannya permaisuri. Bahkan saat sedang dimandikan pelayan, berdandan, maupun saat sedang disuguhi makanan dan cemilan.

Otaknya selalu mencari alasan di balik keputusan impulsif sang pemeran utama pria.

"Apakah kau sedang memikirkan cara melarikan diri dariku?" Bisikan tajam di telinganya membuat Lucy tersedak scone.

Wajah putih Lucy merah padam. Ia buru-buru mengambil cangkir. Meneguk air minumnya hingga tetes terakhir.

"Buang saja pemikiran bodohmu itu, Lucy. Kau tidak akan bisa melarikan diri dariku." Kaisar Leonel memeluk Lucy dari belakang. Membelit tubuh Lucy seperti ular yang hendak memangsa korbannya.

Bulu kuduk Lucy berdiri kala Kaisar Leonel mendusel manja di lehernya. Manik birunya tampak bergerak gelisah. Tindakan Kaisar Leonel membuatnya merasa tidak nyaman, tapi dia tidak bisa menolak secara terang-terangan mengingat sifat kejam Kaisar Leonel.

Ia menelan saliva kasar, merangkai kata sebaik mungkin sebelum bersuara. "Jangan salah paham, Yang Mulia. Saya bukan memikirkan cara melarikan diri, melainkan memikirkan alasan Yang Mulia tertarik kepada saya." Segera menjelaskan sebelum Kaisar Leonel salah paham dan menghukumnya.

"Yang Mulia sendiri tahu bahwa saya memiliki empat kakak perempuan. Mereka lebih cantik, dewasa, dan menarik dibandingkan saya. Akan tetapi, kenapa Yang Mulia memilih saya?"

Kaisar Leonel mengecup pipi kanan Lucy gemas. Kemudian, ciuman itu berpindah ke leher Lucy. Menghirup aroma tubuh Lucy dalam-dalam layaknya pria cabul.

Lucy menunggu jawaban Kaisar Leonel dengan sabar meskipun sebenarnya sangat ingin menjambak rambut Kaisar itu agar segera menjauh darinya.

Namun, lama menunggu, Kaisar Leonel tak kunjung menjawab pertanyaannya.

Lucy menghela napas panjang. "Yang Mulia! Kenapa Yang Mulia tertarik kepada saya?!!" Ulangnya sekali lagi.

"Karena kau lah orangnya."

Lucy mendelik mendengar jawaban ambigu Kaisar Leonel. "Tapi, pasti ada alasannya bukan?"

"Ya. Alasannya karena kaulah orangnya. Jika itu gadis lain, sudah pasti aku tidak tertarik."

Lucy mendesah kesal. Rasa penasarannya tak bisa dipuaskan oleh jawaban ambigu Kaisar Leonel.

"Mulai sekarang panggil aku Leo," imbuh Kaisar Leonel.

"Oke." Lucy menyetujui tanpa protes. Lagipula mulutnya sudah lelah mengucapkan kata Yang Mulia. Terlalu ribet.

"Dan, gunakanlah bahasa santai saat mengobrol denganku karena dua Minggu lagi kita akan menikah."

"Ya."

Kaisar Leonel melepaskan pelukannya, duduk di samping kursi Lucy, dan menepuk pahanya. "Duduklah di atas pangkuanku."

Lucy menggeleng pelan. Menolak perintah Kaisar Leonel untuk pertama kalinya. Akibatnya, Kaisar Leonel pun menatap Lucy murka.

"Aku berat." Elak Lucy membela diri.

Kaisar Leonel mengangkat pinggang Lucy dan mendudukkan Lucy di atas pangkuannya secara paksa sedangkan Lucy melongo kaget.

"Jangan membantah. Aku benci gadis pembangkang."

Lucy menghela napas gusar. "Terserah," gumamnya.

Kaisar Leonel memainkan rambut panjang Lucy. Mengabaikan kekesalan Lucy. "Aku punya dua penawaran untukmu. Tawaran pertama, kau menjadi permaisuriku. Tawaran kedua, kau menjadi tahananku."

Lucy mengerutkan kening heran. Bukankah keduanya sama saja?!

"Apa pilihanmu, Lucy?"

Lucy menatap Leonel sambil tersenyum manis. "Tawaran ketiga. Aku ingin bekerja sebagai pelayan bukan sebagai permaisuri."

Wajah Kaisar Leonel menjadi datar seketika. "Baiklah kalau itu pilihanmu."

Harusnya Lucy tenang mendengar jawaban Kaisar Leonel, tetapi kenapa dirinya malah menjadi was-was?!

Benarkah Kaisar Leonel menyetujui pilihannya?

"Jadilah pelayanku sampai hari pernikahan tiba. Tugasmu sangat mudah. Membantuku mandi, menyajikanku teh, dan menemaniku tidur." Seringai Kaisar Leonel licik.

"Bukan itu maksudku!"

Kaisar Leonel tertawa kencang melihat ekspresi kesal Lucy. Terlihat sangat menggemaskan di matanya. Membuatnya semakin ingin menjadikan gadis itu sebagai permaisurinya. Pasangan hidupnya.

 Pasangan hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 Desember 2023

DILARANG PLAGIAT!!🚩🚩🚩

firza532

The Emperor's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang