Hello #4

3 1 0
                                        

"Banyak masalah adalah salah satu masalah yang sedang aku hadapi saat ini"

-Hello, Good Bye Bae-

Sekali lagi, Karif memandang gerbang rumah minimalis yang sarat akan gaya Eropa di hadapannya. Kemudian, kepalanya menoleh ke arah perempatan jalan komplek perumahan di dekat rumah tersebut dimana ada Dias berdiri dibalik pohon yang cukup besar.

"Ce-pat-ma-suk!" Perintah Dias dengan gerakan mulut tanpa menimbulkan suara.

Karif menghela nafas berat meratapi kesialannya saat ini dan kesialan yang selanjutnya. Iya selanjutnya, karena setelah ini sudah dipastikan ada sial part 2.

Tangannya terulur untuk menekan bel. Ting tong

Tanpa harus Karif menekan bel lagi, salah satu penghuni rumah tersebut buru-buru menghampiri tamunya. Ia sedikit terkejut mendapati tamu tersebut adalah Karif, seseorang yang ia kenal. "Karif?"

"Hai, Kak Je." Balas Karif sambil tersenyum.

Ya, seorang yang harus ditemui Karif adalah Jeje. Perempuan itu segera membuka gerbang rumahnya. "Tumben nih kamu kesini, ada apa Rif?" tanyanya saat sudah berhadapan dengan Karif. "Hehe... ngga ada apa-apa Kak," Karif ragu untuk bilang tujuannya datang ke sini. "Sorry ya kak, ganggu waktunya malam-malam."

"Gapapa kali santai aja, masih sore." Jeje terkekeh sambil menunjukan jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 11 malam. Jam sore bagi kehidupan muda-mudi yang doyan begadang, dan olahraga otak alis overthinking sebelum tidur HAHA.

Jeje bukan golongan manusia yang doyan begadang, tetapi karena profesi dan keadaan saat ini membuatnya tidak tenang untuk tidur. Makanya saat ada yang membunyikan bel rumahnya, ia bergegas untuk membukanya. Berjaga-jaga apabila sesuatu yang mendesak terjadi.

"Eh, kok malah nggak diajak masuk," Jeje merutuki dirinya sendiri. "Masuk Rif." Ucapnya melanjutkan.

"Makasih Kak Je tapi aku cuma mau anterin ini," kata Karif menyodorkan bingkisan plastik berlogo minimarket tempat Karif dan Dias datangi tadi dan ada beberapa bingisan plastik berisi makanan yang tadi dibeli Dias. Kemudian Karif melanjutkan kalimat yang sudah disusun Dias untuk diucapkan Karif kepada Jeje. "Dari Bang Saga kak, dia bilang minta maaf karena insiden kemarin. Dan Bang Saga kasih pesan supaya Kakak jangan sampai lupa makan dan jangan sering-sering begadang."

Anjirr! Gue boong, ucap Karif dalam hati.

Jeje menatap Karif tidak percaya. "Ini dari Saga? Bukan Januar?" tanyanya memastikan. Pasalnya Karif adalah adik laki-laki Januar, bukan Saga. Dan lagi, Saga bukan tipe yang...

"Bang Saga Kak, hehe..." jawab Karif kikuk.

"Tapi, kan it-..."

"Oke Kak Karif balik, bye bye." Karif memotong ucapan Jeje dan segera berlari meninggalkan perempuan itu sambil melambaikan tangan. Kalau tidak bisa berabe.

"Kamu jalan kaki?" tanya Jeje sedikit berteriak karena jarak Karif sudah cukup jauh.

"Yoi Kakk!" teriak Karif. "Sekalian lari dari masalah, hahaha.... bye kak."

Laki-laki itu terus berlari sambil tertawa, menertawakan ucapannya sendiri. Jeje geleng-geleng kepala, kelakuan Karif mengingatkannya akan seseorang. Selanjutnya Jeje mengeluarkan handphonenya dari kantong dan mengirim foto bingkisan dari Karif kepada seseorang yang ia beri nama 'Saga Bgsd'

Saga Bgsd

Foto : Me

Bilangin thanks ke Dias sdh kirim makan atas nama lo, Tai *emot marah wkwk : Me

Anda telah sampai ke penghujung bahagian yang diterbitkan.

⏰ Kemaskini terakhir: Jan 28, 2022 ⏰

Tambah cerita ini di Pustaka anda bagi pemberitahuan tentang bahagian baharu!

Hello, Good Bye BaeTempat di mana cerita hidup. Terokai sekarang