◆ Abnormal on The Next Level ◆

73 11 27
                                        

Tami memasuki area kosan dengan langkah yang lesu. Seharian mengurusi Kanata yang berkali-kali kabur dari latihan untuk berendam membuat tenaganya terkuras habis. Akan lebih baik setelah ini ia langsung beristirahat di kamarnya karena besok sudah pasti harus mengurusi duyung jadi-jadian itu.

Malam ini terlihat agak sepi, dalam hatinya merasa heran karena malam hari di kosan itu tidak pernah sepi. Tapi ia mencoba berpikir positif, mungkin yang lain masih di agensi atau beberapa berada di dapur umum.

"Sekalian ambil minum deh," gumam Tami. Tenggorokannya terasa kering untuk saat ini.

Netranya menatap lampu dapur umum yang menyala, artinya ada orang yang berada di dapur umum. Masih dengan langkah yang lesu, ia menggeser pintu dapur umum dan mendapati dua kanjeng sedang berada di sana.

"Ohh Tami, okaeri!" ucap Naomi.

"Kanjeng ngapain rebahan disana?" tanya Tami yang melihat Naomi telungkup di lantai.

"Bukan apa-apa, hanya sedikit bosan,"

"Hadeh, anak siapa coba," komen Rin, heran punya anak kok nggak ada warasnya.

"Kayak emak nggak pernah guling-guling aja," balas Naomi tidak terima. Kebiasaan berkomentar tentang anaknya, kadang Naomi merasa geram sampai ingin melempari cermin ke wajah Rin. Tapi harus ingat, nggak boleh durhaka ama orang tua.

Tami mencoba untuk tidak mempedulikan itu, ia berjalan mengambil gelas dan mengisinya dengan air.

"Uwaaa nee-san sekarang ikutan Kurou ya!" seru Kurou, masih dengan ekspresi datar meski nada bicaranya terlihat seperti antusias.

"Sesekali doang sih," ucap Naomi.

"Kurou mau guling-guling juga!" ucap Kurou yang langsung mengambil posisi di sebelah Naomi dan berguling kesana kemari.

Rin yang melihat kelakuan anak bungsungnya itu hanya menghela nafas lelah. Kapan anaknya bisa waras. Tapi dalam hati mengutuk mantan suaminya yang bisa-bisanya nurunin gen meresahkannya ke anak-anak.

Bentar, siapa suaminya Rin? Ok lupakan.

DUG

"Ittai!"

"Hadeh, siapa suruh guling-guling disana," ucap Rin ketika melihat Kurou yang kini memegangi kepalanya karena terbentur dinding. Naomi yang juga melihatnya pun menghampiri Kurou, tapi sepasang tangan lebih dulu menggapai adik bungsunya itu.

"Nee-san daijoubu?!"

Deryl yang entah kapan masuk ke dapur umum, tiba-tiba sudah memegangi kedua pipi Kurou untuk melihat kening Kurou yang memerah karena terkena benturan. Ada wajah panik yang terlihat pada Satu-satunya pemuda di kosan namun justru dibalas tatapan datar oleh Kurou.

"Uhn, daijoubu," ucap Kurou.

"Tidak, itu sudah memerah harus diobati!"

Tanpa banyak basa-basi lagi, Deryl langsung menggendong tubuh Kurou ala bridal style. Melupakan kehadiran Rin yang sedari tadi memantau dari meja makan. Naomi yang menyadari tanpa menoleh itu tahu bahwa Rin sudah bersiap untuk mengamuk.

"Kalau dilihat manis sih," gumam Naomi

"Heh? Tadi bilang apa?" tanya Rin. Seulas senyum nampak di wajahnya yang manis, namun tatapan dinginnya langsung menusuk membuat Naomi merinding.

"Gomenasai," ucap Naomi, membungkuk 90 derajat di hadapan Rin yang masih memasang senyum. Sementara Tami berusaha bersikap seolah-olah tidak melihat apapun. Kalau ikut campur, yang ada dirinya akan kena imbasnya juga.

𝐒𝐩𝐚𝐫𝐤𝐥𝐢𝐧𝐠 𝐃𝐢𝐚𝐫𝐲Where stories live. Discover now