Di hari minggu siang. Seorang perempuan dengan teman perempuan nya tengah asik memandangi jalanan yang ramai, diatas motor. Cahaya terik matahari begitu terasa, siang yang tadinya mendung berubah menjadi siang yang panas seperti lahar gunung.
"Nay, ke Tunjungan yuk?" Seru perempuan yang duduk dibelakang.
"Ha?" Suara yang ber pas-pasan dengan angin kencang membuatnya terbawa pergi begitu saja. Naya yang sedang menyetir jadi tidak bisa mendengar nya dengan jelas.
"KE TUNJUNGAN YUK!" Teriak perempuan yang dibelakang.
"YA NANTI ABIS DARI PERPUS BENTAR, RA." Balas Naya yang tengah menyetir.
Naya membelokkan motornya kearah gedung pemuda yang didalamnya ada perpustakaan kota. Naya memarkirkan motornya dan pergi meninggalkan Kiara diatas motor begitu saja.
"Oo, edan Naya, iki." Gerutu Kiara.
Naya masuk ke perpustakaan itu, dan pergi kearah rak yang banyak berjejer buku sejarah dan alam. Ia menelisik setiap buku, dan mencari buku yang ia cari. Saat semua buku yang ia cari sudah ada, Naya langsung membawanya ke tempat peminjaman, untuk menulis surat meminjam, lalu pergi ke tempat parkir. Tempat ia meninggalkan Kiara tiba-tiba.
"Heh, ra iling opo kancane isih nang motor? Ngaleh ae." Ujar Kiara protes.
"Haha, maaf maaf, dah, ayo, jadi ke Tunjungan ga?" Tanya Naya.
"Ya jadilah. Gila aja udah keluar panas-panasan gajadi pergi." Naya memakai helmnya dan membawa pergi motornya berjalan ke arah mall Tunjungan Plaza.
Tidak ramai, tapi cukup banyak orang yang keluar masuk dari mall itu. Ini karena sekarang hari libur, banyak orang yang juga mau merefleksikan pikirannya, seperti Naya sekarang.
"Nay, nonton ga Nay?" Tanya Kiara saat mereka berdua sudah ada didalam.
"Ada film bagus ga?"
"Gatau, ya lihat dah ayo." Mereka menuju lantai foodcourt dan bioskop yang ada dilantai paling atas. Naya melihat-lihat film yang menurutnya bagus. Ya, walau hanya dilihat dari posternya, haha.
"Ra, ini bagus nih filmnya." Usul Naya.
"Nay, lo gila?" Naya mengangkat alis kanannya, menandakan ia bingung."Saya salah apa ya kak?" Jawab Naya sok dramatis.
"Dih, ngapain lihat kartun di bioskop sih?" Protes Kiara.
"Daripada lihat cinta-cintaan yang gajelas, mending kita lihat ini." Jawab Naya, lalu menarik Kiara untuk memesan tiket dan beberapa cemilan.
Satu menit. . Dua menit. . Sampai dua jam setengah sudah mereka berdua lewati untuk menonton film di bioskop.
"Tuh tuh, lo aja nangis lihat beginian." Sindir Naya ke Kiara yang tengah menangis karena menonton film tadi.
"Duh, Nay. Sedih ni gue, suaranya merdu banget tadi." Rengek Kiara.
"Udah, ah. Ayo pulang, bentar lagi Maghrib, gue belum kelar nugas, gara-gara lo ajak keluar ini."
"Astaga, Nay. Nugas mulu lo, istirahat lah sekali-kali."
"Ya sekarang udah istirahatnya, lanjut nugas lagi." Lalu Naya pergi meninggalkan Kiara yang masih bengong dibelakang.
"Gila, dulu tante Fira ngidam apasih sampe anaknya modelan Naya begini. NAY TUNGGU!"
Copyright, kiddnightt©2O22

KAMU SEDANG MEMBACA
Ujung Ruang ; Ji Changmin
Random[On Going] Tentang mahasiswa dan mahasiswi pecinta ruang ujung bagian kota. Feat, Ji Changmin from TheBoyz. Copyright, kiddnightt©2O22