16•

10K 844 6
                                    

Pohon jambu setinggi 2 meter menjadi saksi bisu atas pertengkaran dua orang berbeda gender. Kedua orang tersebut saling beradu argument, mata keduanya saling bertatapan dengan tatapan tajam.

"Udah gue bilang kalo gue enggak ngelecehin lo, kenapa lo ngeyel sih?!" tanya Daniel, lelaki yang Emily lihat tadi ialah dia.

"Jelas, buktinya ada!" cecar Emily, ia mengepalkan kedua tangannya.

"Bukti? Mana, mana buktinya?!" tanya Daniel dengan nada pemasaran, lelaki berambut mullet yang memiliki warna sedikit kecokelatan itu menatap Emily dengan intens.

Emily bersmirk. Ia lantas mengikat rambutnya dan menunjukkan beberapa tanda pada bagian leher, setelah menunjukkan hal tersebut Emily langsung menggerai rambutnya kembali.

"Gimana? Puas lo? Gila ya lo, jadi lelaki bajingan. Coba kalo ini terjadi sama perempuan yang lo sayang, apa lo terima?" tutur Emily, nada bicaranya sedikit merendah. Dadanya terasa sedikit sesak.

Mata Daniel terbelalak tak percaya melihat tanda yang barusan Emily tunjukkan. Apalagi dengan kata bajingan yang terucap dari mulut perempuan dihadapannya ini.

Daniel mengacak rambutnya ia menghela nafas berat. "Gue enggak ngelakuin itu," balas Daniel.

"Masih ngeles lo? Jelas-jelas bukti udah jelas!"

"Bukan gue, bukan gue yang ngelecehin lo Emily Ayla Narendra!" tegas Daniel.

"Oh? Terus kalo bukan lo siapa? Masa se-"

"Kakak lo yang ngelakuin itu," potong Daniel, kedua tangannya mencengkram kedua bahu Emily. "Kakak lo yang ngelakuin itu!"

Emily termenung sesaat, ia diam sejenak menatap wajah tampan yang Daniel miliki sebelum akhirnya ia kembali bersuara. "Kakak gue? Kakak gue yang mana?"

"Gue enggak tahu, intinya gue ngelihat sikap dia sedikit posesif terhadap lo."

"Posesif? Apa itu Kak James," gumam Emily, ia berdecak kesal.

"Sekali lagi gue tegasin kalo gue enggak pernah ngelecehin lo! Dan gue sarani buat lo supaya lebih hati-hati kedepannya, Nona." Daniel berkata diakhiri dengan kata Nona yang membuat candu, apalagi ia menggunakan suara bariton miliknya ketika mengatakan kata Nona.

Emily tersenyum miring ia kemudian menepis kedua tangan Daniel yang memegang kedua bahunya. Ia sedikit mundur beberapa langkah, Emily kemudian membalikkan tubuhnya.

"Lo tahu, sulit percaya omongan orang asing kek lo. Tapi ... Melihat lo yang bisa tahu sikap seseorang hanya dari melihat gerak-gerik nya ngebuat gue sedikit percaya omongan lo." Ia menjeda sesaat ucapannya. "Apalagi yang lo bilang tadi itu benar, salah satu Kakak gue benar-benar posesif sama gue."

"Dan lo tahu, saat ini obrolan kita sedang di rekam dan aktivitas kita sedang di awasi oleh anak buah Kakak gue," lanjut Emily, matanya sedikit melirik ke arah belakang tong sampah yang berukuran besar. Ia tersenyum sinis gue tahu kalo kalian sembunyi di balik tong sampah.

"Hmm, ya aku tahu." sahut Daniel, ia sedikit maju mensejajarkan dirinya dengan Emily.

"Lo aneh Daniel, tadi lo ngomong lo-gue sekarang pake aku." Emily terkekeh pelan.

Emily's New Life (Reupload)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang